biasanya disebabkan oleh trauma, neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah dan lain-lain. Nyeri akibat faktor fisik berkaitan dengan terganggunya serabut saraf
reseptor, diantaranya trauma mekanik yang disebabkan oleh benturan, gesekan, ataupun luka, trauma termis akibat ransangan panas dan dingin, kimiawi akibat zat asam
atau basa yang kuat dan elektrik akibat aliran listrik, neoplasma menyebabkan reseptor nyeri mengalami tekanan atau kerusakan jaringan, tarikan, dan jepitan Asmadi, 2008.
1.2.Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan, berdasarkan sifat, berat ringannya nyeri, tempat dan lamanya waktu serangan.
a. Nyeri berdasarkan sifat
Nyeri berdasarkan sifat terbagi atas: nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang incidental pain, nyeri yang dirasakan dalam waktu yang lama atau
menetap steady pain, dan nyeri yang berintensitas tinggi dan kuat yang biasanya terasa ± 10-15 menit lalu hilang paroxymal pain.
b. Nyeri berdasarkan berat ringan intensitas
Nyeri berdasarkan berat ringannya terdiri dari intensitas rendah nyeri ringan, menimbulkan reaksi nyeri sedang, dan intensitas tinggi nyeri berat.
c. Nyeri berdasarkan tempat timbulnya nyeri
Nyeri berdasarkantempat timbulnya nyeri maka dapat dibedakan atas pheriperal pain permukaan tubuh, deep pain permukaan tubuh yang lebih dalam, refered pain
pada organstruktur dalam tubuh yang ditranmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda dan central pain pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus
dana lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
d. Nyeri berdasarkan lamanya serangan
Nyeri berdasarkan lamanya serangan diklasifikasikan atas nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri atau ketidaknyamanan yang parah yang dirasakan
selama periode penyembuhan yang biasanya dari satu detik hingga enam bulan, baik yang terjadi secara tiba-tiba maupun lambat tanpa memperhatikan intensitasnya. Di sisi
lain, nyeri kronis berlangsung berkempanjangan, biasanya nyeri menetap dan berulang sampai enam bulan atau lebih, dan mengganggu fungsi tubuh Asmadi, 2008; Berman,
Snyder, Kozier dan Erb., 2009; Carpenito, 2009.
1.3 Mekanisme Transmisi Nyeri
Mekanisme transmisi nyeri dapat diterangkan dengan beberapa teori, yaitu:
a. Teori spesifik
Teori spesifik menerangkan bahwa sensasi nyeri berhubungan dengan pengaktifan ujung-ujung serabut saraf bebas olah pencetus nyeri, lalu informasi tersebut
diproyeksikan oleh spinotalamik ke spesifik pusat nyeri di talamus.
b. Teori Intensitas