Faktor yang Meringankan Gejala Terkait Respon Perilaku dan Fisiologi Respon Afektif Sumber Koping Konsep Perilaku Nyeri

Tertusuk Berdenyut Tertekan Luka tekan Perih Mati rasa Mengganggu Dingin Khawatir Kelap-kelip Capek Menyebar Menyusahkan Tumpul Menggigit Sakit sekali Tidak nyaman Sakit yang menetap Muak Kram Rapuh Sumber: Berman, Snyder, Kozier dan Erb., 2009

f. Faktor yang Meringankan

Perawat meminta pasien untuk menjelaskan hal-hal apa saja yang telah dilakukan untuk membantu meringankan nyeri, misalnya: obat tradisional, istirahat, penggunaan obat yang dijual bebas, panas, dingin,nonton TV dan lain-lain.

g. Gejala Terkait

Gejala yang termasuk pada penilaian klinis nyeri adalah mual, muntah, pusing, dan diare, karena kemungkinan disebabkan oleh nyeri.

h. Respon Perilaku dan Fisiologi

Respon perilaku dapat dikontrol oleh pasien sehingga tidak menunjukkan adanya nyeri, ekspresi wajah yang merupakan satu-satunya indikasi dari nyeri. Respon fisiologis bervariasi sesuai dengan asal dan durasi nyeri berlangsung. Respon perilaku dan fisiologis ini sulit ditentukan pada pasien dengan nyri kronis. Universitas Sumatera Utara

i. Respon Afektif

Perawat perlu mengeksplorasi perasaan pasien, misalnya rasa cemas, takut, kelelahan, depresi atau merasa gagal. Respon afektif ini bervariasi berdasarkan situasi, derajat dan durasi nyeri, interpretasi nyeri dan faktor-faktor lainnya. j. Efek Nyeri pada Aktivitas Sehari-hari Perawat meminta pasien menjelaskan bagaimana nyeri telah mempengaruhi aspek kehidupan mereka, seperti: tidur, selera, konsentrasi, kerja atau sekolah, dan lain- lain.

k. Sumber Koping

Setiap individu dapat menunjukkan koping pribadi terhadap nyeri yang berhubungan dengan pengalaman nyeri yang lau atau makna khusus dari nyeri tersebut.

1.6 Konsep Perilaku Nyeri

Perilaku nyeri merupakan perilaku yang muncul setelah mempersepsikan nyeri. Selain perilaku nyeri, respon yang muncul adalah respon fisiologis. Mengobservasi langsung perilaku nyeri merupakan cara pengukuran nyeri yang menghasilkan nilai yang akurat Fordyce, 1974 dalam Brannon dan Feist, 2007. Menurut Turk, Wack dan Kerns 1985, dalam DiMatteo 1991, perilaku nyeri yang dapat diobservasi yaitu : pernyataan verbal mengaduh, menangis, sesak nafas dan mendengkur, ekspresi wajah meringis, menggeletukkan gigi, dan menggigit bibir, gerakan tubuh gelisah, immobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan kaki dan tangan, dan kontakinteraksi sosial menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian, dan fokus pada aktifitas yang menghilangkan nyeri. Universitas Sumatera Utara Individu yang mengalami nyeri akut dapat menangis, merintih, tidak menggerakan bagian tubuh, mengepal atau menarik diri Smeltzer dan Bare, 2002. Respon pasien terhadap nyeri akut dengan nyeri kronis biasanya berbeda, Pada pasien nyeri kronik biasanya karena nyeri yang begitu lama yang dialami membuat pasien letih untuk menangis atau merintih sehingga pasien dapat tidur dengan nyeri yang hebat Melzack Wall, 1982 dalam DiMatteo, 1991. Perilaku nyeri dapat dibagi menjadi dua yaitu, perilaku responden dan perilaku operant Harahap, 2006. Perilaku responden merupakan salah satu jenis perilaku refleks sebagai respon terhadap stimulus yang muncul kapanpun. Stimulus yang muncul biasanya spesifik dan dapat diprediksi. Perilaku responden merupakan perilaku secara spontan ketika stimulus muncul dengan adequat seperti stimulus nosisetif, respon perilaku kemungkinan akan terjadi. Perilaku nyeri operant adalah perilaku nyeri yang bersifat volunteer. Pada perilaku operant penghargaan dan hukuman merupakan konsep kunci. Perilaku nyeri sering dihubungkan dengan beberapa bentuk penghargaan yaitu sesuatu yang diinginkan terjadi jika pasien menunjukkan perilaku nyeri, seperti perhatian dari pasangan hidup Niven, 1994. Menurut Embree 2009 perbedaan perilaku responden dan perilaku operant, yaitu: 1. Perilaku responden bersifat refleksotomatis automatically elicited; perilaku operant bersifat volunter. 2. Pada kondisi responden, stimulus yang pertama kali muncul kemudian akan muncul respon terhadap stimulus; pada kondisi operant respon pertama sekali muncul konsekuensi dari respon tersebut. Universitas Sumatera Utara 3. Tujuan kondisi responden untuk mengubah intensitas dan kekuatan atau besarnya respon; tujuan kondisi operant yaitu mengubah frekwensi dan kemungkinan respon. 2. Laparatomi 2.1 Pengertian