BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan
teknik purposive sampling, maka diperoleh sebanyak 20 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan. Periode penelitian dimulai dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengumpulkan serta mengolah data yang diperlukan dengan
menggunakan Microsoft Excel. Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dengan menggunakan software SPSS.
Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai metode analisis data yang telah
ditentukan.
7.2. Hasil Analisis Penelitian 7.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan
Universitas Sumatera Utara
dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maximum, dan nilai rata-rata mean, dan nilai
standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory berupa data keuangan sampel
perusahaan property dan resl estate dari tahun 2009 sampai tahun 2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
ln_ako 40
19.34 28.42 25.2992
1.77593 ln_gpm
40 -3.02
-.32 -.7805
.39944 ln_LB
40 18.58
27.11 24.7156 1.83647
ln_AKMD 40
20.39 28.55 24.7352
2.17839 Valid N
listwise 40
Berdasarkan table 4.1 dapat dijelaskan bahwa: 1.
jumlah sampel N dalam penelitian ini sebanyak 40, 2.
variabel arus kas aktivitas operasi ako memiliki nilai minimum 19,34, nilai maximum 28,42, rata-rata 25,2992, dan standar deviasi 1,77593,
3. variabel gross profit margin gpm memiliki nilai minimum -3,02, nilai
maximum -0,32, rata-rata -0,7805 dan standart deviasi 0,39944,
Universitas Sumatera Utara
4. variabel laba bersih memiliki nilai minimum 18,58, nilai maximum 27,11,
nilai rata-rata 24,7156 dan standar deviasi 1,83647 5.
variabel arus kas masa depan memiliki nilai minimum 20,39, nilai maximum 28,55, nilai rata-rata 24,7352 dan standar deviasi 2.17839.
4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik
Syarat yang mendasari penggunaan model regresi berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat efisien dan tidak
bias. Menurut Ghozali 2005:123, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non-multikolinearitas, non-autokorelasi dan non-
heterokedastisitas.
4.2.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.
Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang secara umum digunakan oleh penelitian lainnya, yaitu analisis
statistik dengan menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov- Smirnov K-S dan analisis grafik yang terdiri dari histogram dan
normal probability plot.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat
hipotesis: 1. jika Z
hitung
Kolmogrov Smirnov Z
tabel
1,96 atau angka signifikan signifikansi α 0,05 maka distribusi data dikatakan
normal, 2. jika Z
hitung
Kolmogrov Smirnov Z
tabel
1,96 atau angka signifikansi signifikansi α 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak
normal.
Tabel 4.2 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parameters
a
Mean -.0001312
Std. Deviation 5.93729070E11
Most Extreme Differences
Absolute .251
Positive .251
Negative -.211
Kolmogorov-Smirnov Z 1.589
Asymp. Sig. 2-tailed .013
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Sumber : Output SPSS Hasil pengolahan data tersebut terlihat bahwa Asymp. Sig 0,013
signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Seperti yang terlihat dalam grafik histogram dan grafik normal
plot data. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai residual dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini tidak terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh grafik histogram yang terlalu melenceng ke kiri positif skewness dan distribusi
data tidak mengikuti garis diagonal. Normal probability plot juga menunjukkan hal yang sama, dimana titik-titik dalam plot terlihat tidak
mengikuti garis diagonal dan bergerak menjauhi garis diagonal. Persamaan regresi dalam penelitian ini menjadi kurang baik, karena
uji t dan uji F dalam persamaan regresi mensyaratkan distribusi residual haruslah normal. Distribusi residual dalam penelitian ini kembali normal,
maka dilakukan langkah perbaikan dengan mentransformasi seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini kedalam bentuk logaritma
natural Ln. Setelah dilakukan transformasi, data kemudian di uji kembali berdasarkan uji normalitas. Hasil uji kolmogrov-smirnov setelah dilakukan
transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas setelah transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 40
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 1.61216789
Most Extreme Differences
Absolute .130
Positive .061
Negative -.130
Kolmogorov-Smirnov Z .821
Asymp. Sig. 2-tailed .511
Universitas Sumatera Utara
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 40
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 1.61216789
Most Extreme Differences
Absolute .130
Positive .061
Negative -.130
Kolmogorov-Smirnov Z .821
Asymp. Sig. 2-tailed .511
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
Sumber : Output SPSS Hasil pengolahan data tersebut terlihat bahwa Asymp. Sig 0,511
signifikansi 0,05 dan Z
hitung
Kolmogrov Smirnov 0,821 dari 1,96. Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan normal
probability plot juga menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Hal tersebut dilihat memalui grafik histogram dan normal probability plot
dibawah ini.
Gambar 4.1 Histogram Setelah Data Ditransformasi
Universitas Sumatera Utara
Uji Normalitas Histogram Sumber: Output SPSS
Setelah adanya transformasi data, distribusi residual menjadi relative lebih
normal. Hal ini ditunjukkan oleh grafik histogram pada gambar 4.3 tidak terlalu menceng, baik ke kanan maupun ke kiri. Hasil yang sama juga dapat
dilihat dari grafik normal probability plot pada gambar diabwah ini.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Setalah Data Ditransformasi
Pola titik-titik pada normal probability plot gambar 4.4 setelah ditransformasikan menunjukkan pola titiik-titik menyebar, mendekati dan searah
dengan garis diagonal menunjukkan bahwa data residual telah terdistribusi dengan normal. Seringkali data kelihatan normal karena mengikuti garis diagonal.
Padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal.
4.2.2.2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukkann ada tidaknya variable independen yang memiliki hubungan yang kuat dengan variabel independen lainnya
dalam model regresi, agar pengambilan keputusan pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen tidak bias. Untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF dan korelasi diantara variable independen. Jika nilai VIF
10 atau nilai tolerance 0,10, maka tidak terjadi multikolonearitas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpukan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas antara variabel independen yang di indikasikan dari nilai
tolerance setiap variabel dari 0,1. Nilai tolerance AKO 0,231,GPM 0,901, dan LABA 0,233. Hasil perhitungan VIF, diperoleh nilai sebesar 4.321 pada AKO,
1,110 pada GPM dan 4,286 pada LABA, yang mengindikasikan bahwa ketiga variabel independen memiliki nilai VIF 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat multikolimearitas antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Penelitian ini, dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala Heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1Constant ln_ako
.231 4.321
ln_gpm .901
1.110 ln_LB
.233 4.286
a. DependentVariable:ln_AKMD
Sumber : Output SPSS
Universitas Sumatera Utara
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.
2. jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas atau terjadi Homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi Heteroskedastisitas atau terjadi Homoskedastisitas dengan
mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Output SPSS Grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan berada disekitar angka 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi arus kas masa depan berdasarkan masukan variable
independen arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba bersih. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan
adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.
4.2.2.4. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan
pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh
menjadi tidak akurat. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
Dasar untuk pengambilan keputusan autokorelasi melalui uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d dl Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl
≤ d ≤ du Tidk ada korelasi negatif
Tolak 4-dl d 4
Tidak ada korelasi negatif No decision
4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada korelasi, positif atau negatif
Tidak ditolak du d 4-du Sumber : ghozali 2005:96
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.673
a
.452 .407
1.67800 2.137
a. Predictors: Constant, ln_lb, ln_GPM, ln_ako b.Dependent Variable: ln_AKMD
Sumber: Output SPSS, diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji Durbin-Watson sebesar 2,137. Nilai DW dalam perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai kritis
tabel Durbin-Watson dengan menggunakan pengujian du d 4 - du. Variabel bebas k = 3 dan jumlah sampel N = 40 besar DW tabel dl
batas luar = 1,3384 dan du batas dalam = 1,6589; 4–du = 2,3411. Berdasarkan tabel dapat dilihat perbandingan nilai DW berada diantara du
dan 4–du 1,6589 2,137 2,3411. Menurut tabel, nilai ini menunjukan suatu kesimpulan bahwa model regresi linier dalam penelitian menunjukan
tidak terjadinya autokorelasi, sehingga model regresi penelitian ini masih layak digunakan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yakni uji t dan uji F. pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial akan
diketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan akan dilihat dengan menggunakan uji F.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
4.2.3.1. Uji Signifikansi t-test
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variable- variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Hipotesis yang akan di uji adalah : H
o
: kemampuan informasi arus kas, gross profit margin, dan laba secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap arus kas masa
depan. H
a
: kemampuan informasi arus kas, gross profit margin, dan laba secara parsial mempunyai pengaruh terhadap arus kas masa depan
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:
- Jika t
hitung
t
tabel
pada α 0,05, maka Ha ditolak -
Jika t
hitung
t
tabel
pada α 0,05, maka Ha diterima.
Tabel 4.7 Nilai Signifikansi Secara Parsial
Universitas Sumatera Utara
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 3.647
3.900 .935
.356 ln_ako
.390 .314
.318 2.240
.023 ln_gpm
-.231 .708
-.042 -.327
.746 ln_LB
.447 .303
.377 2.475
.039 a. Dependent Variable: ln_AKMD
Sumber: Output SPSS Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian statistic t sehingga dapat
menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial. 1.
Pengaruh arus kas aktivitas operasi terhadap arus kas masa depan Variabel arus kas aktivitas operasi memiliki t
hitung
2,240 dengan nilai signifikansi 0,023. Dengan menggunakan tabel uji t, diperoleh t
tabel
1,68. Hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
sebesar 2.240 t
tabel
sebesar 1,68 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai signifikansi variabel arus kas aktivitas
operasi sebesar 0,023 0,05 yang berarti variable tersebut mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti arus kas aktivitas
operasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas masa depan.
2. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap arus kas masa depan
Variabel gross profit margin memiliki t
hitung
-0,327 dengan nilai signifikansi 0,746. Dengan menggunakan tabel uji t, diperoleh t
tabel
1,68. Hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
sebesar -0,327 t
tabel
sebesar 1,68 maka
Universitas Sumatera Utara
Ha ditolak dan Ho diterima. Nilai signifikansi variable gross profit margin sebesar 0,746 0,05 yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi
variabel dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti gross profit margin secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
arus kas masa depan. 3.
Pengaruh Laba bersih terhadap arus kas masa depan Variabel laba bersih memiliki t
hitung
2,475 dengan nilai signifikansi 0,039. Dengan menggunakan tabel uji t, diperoleh t
tabel
1,68. Hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
sebesar 2,475 t
tabel
sebesar 1,68 maka H ditolak dan H
a
diterima. Nilai signifikansi variabel laba bersih sebesar 0,039 0,05 yang berarti variabel tersebut mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti laba bersih berpengaruh secara parsial terhadap arus kas masa depan.
4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan F-test
Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
Hipotesis yang akan di uji adalah: H
o
: kemampuan informasi arus kas, gross profit margin, dan laba secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap arus kas masa depan.
H
a
: kemampuan informasi arus kas, gross profit margin, dan laba mempunyai pengaruh secara simultan terhadap arus kas masa depan
Uji ini akan dilakukan dengan membandingkan signifikansi F
hitung
dengan ketentuan:
Universitas Sumatera Utara
- Jika F
hitung
F
tabel
pada α 0,05, maka Ho ditolak, dan -
Jika F
hitung
F
tabel
pada α 0,05, maka Ha diterima
Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan F-test
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 83.705
3 27.902
9.909 .000
a
Residual 101.364
36 2.819
Total 185.070
39 a. Predictors: Constant, ln_LB, ln_gpm, ln_ako
b. Dependent Variable: ln_AKMD
Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai F
hitung
adalah 9,909 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan menggunakan tabel uji F, nilai F
tabel
diperoleh sebesar 2,84. Hal tersebut menunjukkan bahwa F
hitung
sebesar 9,909 F
tabel
sebesar 2,84 sehingga H
a
diterima dan H
o
ditolak. Nilai signifikansi sebesar 0,000 dari signifikansi 0,05 yang berarti variabel
tersebut mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba bersih secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas masa depan.
8.2.3.3.Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar variable independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square R
2
dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R Square R
2
bekisar antara 0 sampai 1. Apabila
Universitas Sumatera Utara
nilai R Square R
2
semakin mendekati 1 maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel- variabel independen untuk menjelaskan variasi variable dependen semakin
terbatas. Umumnya sampel dengan data deret waktu time series memiliki R
Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi diatas 0,5. R Square memiliki kelemahan yaitu R Square R
2
akan meningkat setiap ada penambahan suatu variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Dalam kenyataanya nilai adjusted R Square dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif.
Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R Square negative, maka nilai adjusted R Square dianggap Nol.
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi
Pada tabel 4.8, output spss memiliki nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan Adjusted R Square sebesar 40,7 variabel dependen arus kas masa
depan dijelaskan oleh variabel independen arus kas aktivitas operasi, gross profit
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .673
a
.452 .407
1.67800 a. Predictors: Constant, ln_LB, ln_gpm, ln_ako
b. Dependent Variable: ln_AKMD
Universitas Sumatera Utara
margin dan laba bersih, dan sisanya 59,3 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Standar Error of Estimate SEE adalah sebesar
1.67800, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
4.2.4 Analisis Regresi Liner Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel arus kas yang berasal dari aktivitas operasi X
1
, gross profit margin X
2
, laba bersih X
3
, terhadap arus kas masa depan Y. Hasil analisis regresi dengan menggunakan software pengolah data ststistik
SPSS disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4 Koefisien Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 3.647
3.900 .935
.356 ln_ako
.390 .314
.318 2.240
.023 ln_gpm
-.231 .708
-.042 -.327
.746 ln_LB
.447 .303
.377 2.475
.039 a.
Dependent Variable: ln_AKMD Sumber : Output SPSS
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam Tabel 4.10, maka diperoleh hasil regresi berganda sebagai berikut :
Y= 3,647 + 0,390 X
1
- 0,231 X
2
+ 0,447 X
3
+ e
a. Konstanta a = 3,647, ini menunjukkan harga konstanta dimana jika arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi X
1
, gross profit margin X
2
dan laba bersih X
3
= 0, maka prediksi arus kas masa depan adalah sebesar 3,647.
b. Koefisien X
1
b
1
= 0,390, hal ini menunjukkan bahwa variabel arus kas yang berasal dari aktivitas operasi berpengaruh secara positif untuk
memprediksi arus kas masa depan atau dengan kata lain jika variabel arus kas yang berasal dari aktivitas operasi ditingkatkan sebesar satu satuan
maka prediksi arus kas masa depan akan bertambah 0,390 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
c. Koefisien X
2
b
2
= - 0,231 hal ini menunjukkan bahwa variabel gross profit margin berpengaruh secara negatif untuk memprediksi arus kas
masa depan. Artinya jika variabel gross profit margin ditingkatkan sebesar satu satuan makaprediksi arus kas masa depan akan turun sebesar 0,231
dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
d. Koefisien X
3
b
3
= 0,447, hal ini menunjukkan bahwa variabel laba bersih berpengaruh secara positif untuk memprediksi arus kas masa depan atau
dengan kata lain jika variabel laba bersih ditingkatkan sebesar satu satuan
Universitas Sumatera Utara
maka prediksi arus kas masa depan akan bertambah 0,447 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian variabel bebas arus kas operasi, gross profit margin dan laba terhadap variabel terikat arus kas masa depan yang telah di
uraikan secara statistic dengan menggunakan SPSS, maka hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:
Variabel arus kas aktivitas operasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas masa depan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi variabel arus kas aktivitas operasi sebesar 0,023 0,05 yang berarti variable tersebut mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bandi dan Rahmawati 2005, Dahler dan Febrianto 2006, serta As’ad 2010, yang sama-sama
menggunakan komponen arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. Dalam penelitian Dahler dan Febrianto 2006 serta As’ad 2010, keduanya
sama-sama menyatakan bahwa arus kas aktivitas operasi merupakan komponen arus kas yang lebih baik dalam menganalisis arus kas.
Variabel gross profit margin secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas masa depan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi variable gross profit margin sebesar 0,746 0,05 yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Daniati dan Suhairi, 2006 yang membuktikan bahwa kandungan informasi pada laba, khususnya angka
Universitas Sumatera Utara
gross profit margin tidak memiliki pengaruh bagi para investor ataupun kreditor dalam membuat keputusan ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa,
angka gross profit margin tidak mampu memberikan nilai informasi yang dapat digunakan dalam memprediksi arus kas masa depan serta untuk
memenuhi kebutuhan informasi bagi pemakai laporan keuangan, khususnya investor dan kreditor.
Variabel laba bersih secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas masa depan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
variabel laba bersih sebesar 0,039 0,05 yang berarti variabel tersebut mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hasil ini bertentangan
dengan akuntansi akrual, yang menyatakan angka laba bersih tidak akan mencerminkan arus kas bersih di masa mendatang. Pernyataan tersebut tidak
mendukung hasil penelitian ini dimana laba bersih mempunyai hubungan yang positif terhadap arus kas masa depan.
Hal ini juga dapat dilihat dari besarnya nilai pengaruh variabel yang ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,407 yaitu persentase
pengaruh arus kas operasi, gross profit margin dan laba bersih terhadap arus kas masa depan sebesar 40,7 sehingga variabel lain yang diluar variabel-
variabel independen tersebut faktor internal yang menjelaskan arus kas masa depan secara menyeluruh adalah 59,3. Dengan demikian pengaruh dari
semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak berpengaruh besar.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
9.1. Kesimpulan