Sebelum Kemerdekaan Negara Republik Indonesia

57 zaman VOC. Untuk memudahkan dalam penulisan maka sejarah pegadaian akan dibagi dalam dua tahap, yaitu :

1. Sebelum Kemerdekaan Negara Republik Indonesia

Sejarah pegadaian sebelum kemerdekaan telah mengalami empat periode pemerintahan yaitu : a. Masa VOC tahun 1746-1811 b. Masa penjajahan Inggris 1811-1816 c. Masa penjajahan Belanda 1816-1942 d. Masa penjajahan Jepang 1942-1945 Fungsi pegadaian pada periode tersebut di atas tetap sebagai penyalur pinjaman dengan jaminan benda bergerak. a Pegadaian pada Masa VOC 1746-1811 Pada masa VOC lembaga gadai dikenal dengan nama Bank Van Leening. Pertama didirikan pada tahun 1746 berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Von Sinhoff, tanggal 28 Agustus 1746. Lembaga ini memberikan pinjaman atas dasar gadai dan juga bertindak sebagai wessel bank. Pada mulanya yaitu sejak didirikan pada tahun 1746 lembaga ini merupakan perusahaan patungan antara VOC pemerintah dengan pihak swasta, dengan perbandingan modal 23 modal swasta dengan jumlah modal seluruhnya ƒ 7.500.000,00 kemudian sejak tahun 1794 badan usaha ini diusahakan sepenuhnya oleh pemerintah yang berarti modalnya diperoleh dari hasil pinjaman dari pemerintah dengan bunga 6 per tahun. Dalam melakukan usahanya, Bank Van Leening memungut bunga 9 per tahun 3 atau 4 per bulan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 58 Pada tahun 1800 VOC dibubarkan dan kekuasaan di Indonesia diambil alih oleh Pemerintah Belanda. Semasa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendles, Bank Van Leening ini lebih diperhatikan dan dalam pemerintahannya dikeluarkan peraturan tentang macam barang yang dapat diterima sebagai jaminan yaitu emas, perak, permata, kain dan lain-lain. b Pegadaian pada Masa Penjajahan Inggris 1811 - 1916 Pada tahun 1811 terjadi peralihan kekuasaan dari pemerintahan Belanda kepada pemerintahan Inggris. Raffles sebagai pimpinan tertinggi di Indonesia pada masa itu tidak menyetujui adanya Bank Van Leening dikelola pemerintah, maka dikeluarkanlah peraturan yang menyatakan bahwa setiap orang dapat mendirikan badan perkreditan ini asal mendapat izin dari penguasa. Peraturan ini disebut Licentie Stelsel. Dalam perkembangannya ternyata bahwa tujuan licentie stelsel, yaitu memperkecil peranan woeker lintah darat tidak mencapai sasaran, artinya tidak menguntungkan pemerintah malahan menimbulkan kerugian terhadap masyarakat karena timbulnya penarikan bunga yang tidak wajar. Oleh karena itu pada tahun 1814, licentie stelsel dihapuskan dan diganti dengan Pacht Stelsel dimana anggota masyarakat umum dapat menjalankan usaha gadai dengan syarat sanggup membayar sewa kepada pemerintah. c Pegadaian pada Masa Penjajahan Belanda 1816-1942 Pada tahun 1816 Belanda kembali menguasai Indonesia. Sementara itu Pacht Stelsel yang dibentuk pada masa Inggris semakin berkembang, baik dalam arti perluasan wilayah operasi maupun jumlahnya. Kemudian pada tahun 1856 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 59 pemerintah Belanda mengaakan penelitian terhadap pelaksanaan Pacht Stelse. Berdasarkan penelitian, ternyata bahwa para pachters banyak yang bertindak sewenang-wenang dalam menetapkan suku bunga, tidak melelangkan barang jaminan yang kadaluwarsa, tidak membayar uang kelebihan kepada yang berhak dan tidak melaksanakan daftar usaha yang teratur. Hal ini sangat merugikan rakyat. Pada tahun 1870 Pacht Stelsel dihapuskan dan diganti lagi dengan Licentie Stelsel dengan maksud untuk mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang merugikan masyarakat dan pemerintah. Tetapi usaha ini tidak berhasil, karena ternyata penyelewengan-penyelewengan masih tetap berjalan tanpa menghiraukan peraturan yang berlaku. Maka pada tahun 1880 Pacht Stelsel diberlakukan kembali. Setelah diadakan penelitian oleh pemerintah, maka untuk mengurangi kerugian pada masyarakat perlu diadakan pengawasan terhadap pelaksanaan dari Pacht Stelsel, tetapi dalam hal ini menyebabkan masyarakat enggan melakukan usaha di bidang ini secara legal sebagai pacht pardhuis secara legal. Tetapi di lain pihak penyimpangan yang merugikan masyarakat dapat diakhiri. Hal ini yang mendorong pemerintah untuk menyelenggarakan sendiri badan perkreditan gadai. Kemudian pada tanggal 1 April 1901 di Sukabumi didirikan pegadaian negeri pertama di Indonesia dengan Staatsblaad No. 131 tanggal 12 Maret 1901. Sedang uang pinjaman yang dapat diberikan maksimum berjumlah ƒ 300 dan tidak dikenakan ongkos administrasi. Pegadaian negara yang dikuasai pemerintah ini berkembang dengan baik sehingga mendorong dikeluarkannya peraturan tentang monopoli. Peraturan monopoli ini dulu hanya berlaku terbatas pada kota-kota dimana pegadaian negara berdiri, tetapi dengan dikeluarkannya Staatsblaad No. 794 tahun 1914 dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 60 Staatsblaad No. 28 jo 420 tahun 1921 sifat monopoli ini berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia. Yang dimaksud dengan monopoli disini ialah adanya larangan terhadap anggota masyarakat umum lainnya untuk berusaha dengan cara menerima gadai dan pemberian uang pinjaman maksimum ƒ 100 atau kurang. Sanksi terhadap pelanggaran monopoli ini diatur dalam pasal 509 KUH Pidana yang menyatakan sebagai berikut : Barang siapa tanpa izin meminjamkan uang atau barang dengan gadai atau dalam bentuk kontrak komisi yang nilainya tidak lebih dari seratur rupiah dahulu gulden diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak seribu rupiah dahulu gulden. Sampai akhir pemerinthan Belanda, usaha dalam bidang pinjaman gadai merupakan monopoli pemerintah dengan status jawatan di dalam Departemen Keuangan. Kemudian melalui Staatsblaad No. 266 tahun 1930 status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara, sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 IBW Indonesische Bedrijvenwet Staatsblaad No. 419 tahun 1927 dimana harta kekayaan pegadaian negara dipisahkan dari kekayaan negara pemerintah.

d Pegadaian pada Masa Penjajahan Jepang 1942-1945

Pada masa zaman Jepang pegadaian masih merupakan instansi pemerintah jawatan di bawah pimpinan dan pengawasan kantor besar keuangan. Pada masa ini lelang atas barang jaminan yang tidak ditebus sudah daluwarsa dihapuskan sama sekali dan barang berharga seperti emas, intan dan berlian yang ada di pegadaian diambil oleh pemerintah Jepang. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 61

2. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan