Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Sejarah dan Dasar Hukum Berdirinya Instansi Pegadaian Menjadi Perusahaan Umum

61

2. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan

Dengan proklamasi kemerdekan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, penguasan atas Pegadaian Negara beralih kepada Pemerintah Republik Indonesia dan statusnya adalah sebagai jawatan di bawah Menteri Keuangan. Dengan Peraturan Pemerintah No. 178 tahun 1961 terhitung mulai tanggal 1 Januari 1961 Pegadaian Negara diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara Pegadaian. Status sebagai perusahaan negara ternyata menyebabkan pegadaian terus menerus mengalami kemerosotan di bidang keuangan atau pendapatan sehingga statusnya perlu dikembalikan menjadi jawatan. Tetapi kemudian pada tahun 1965 Perusahaan Negara Pegadaian diintegrasikan ke dalam urusan bank sentral. Berdasarkan Peratuan Pemerintah No. 7 tahun 1969, Perusahaan Negara Pegadaian diubah status hukumnya menjadi Jawatan Pegadaian. Usaha kegiatannya diatur sebagai perusahaan dalam arti pasal 2 IBW 1927 yang telah diubah dan ditambah. Dengan undang-undang nomor 9 tahun 1969 mengenai bentuk-bentuk Perusahaan Negara dan melalui Instruksi Presiden No. 17 tahun 1967 maka Jawatan Pegadaian dengan dasar kegiatan IBW sebenarnya mempunyai ciri-ciri sebagai Perusahaan Jawatan. Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 39MK611971 pasal 1 tanggal 20 Januari 1971 ditetapkan bahwa Jawatan Pegadaian adalah unit pelaksanaan di lingkungan Direktorat Jenderal Keuangan. Selanjutnya dalam pasal 2 Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut ditetapkan bahwa Jawatan Pegadaian mempunyai tugas c.q. Direktorat Jenderal Keuangan. Juga fungsinya diperluas yaitu tidak sekedar memberantas lintah darat saja, tetapi juga Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 62 memberikan pembinaan dan pengarahan kredit ke sektor produktif. Lebih dipertegas lagi dalam Keputusan Presiden No. 51 tahun 1981, yang kemudian diganti dengan Keputusan Presiden No. 56 tahun 1985, fungsi dari Perusahaan Jawatan Pegadaian adalah sebagai berikut : 1. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai kepada : a. Para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil yang bersifat produktif. b. Kaum buruh atau pegawai negeri yang ekonominya lemah yang bersifat konsumtif. 2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar seperti : ijon, pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya. 3. Disamping menyalurkan kredit maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat. 4. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat terutama mengenai kredit yang bersifat produktif dan bila perlu memperluas daerah operasinya. Kedudukan, tugas dan fungsi Perusahaan Jawatan Pegadaian lebih disempurnakan lagi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 66KMK011987 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Jawatan Pegadaian yang pada prinsipnya tercantum dalam pasal 3 sebagai berikut : 1. Membina penyaluran kredit atas dasar hukum gadai dan fiducia. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 63 2. Mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar seperti : ijon, pegadaian gelap dan praktek riba lainnya yang sifatnya menyengsarakan rakyat. 3. Membina pola perkreditan atas dasar hukum gadai dan fiducia yang bersifat produktif. 4. Membina dan mengawasi pelaksanaan operasional Perusahaan Jawatan Pegadaian. Pasal 2 dari Surat Keputusan tersebut menyatakan bahwa tugas dari Perusahaan Jawatan Pegadaian adalah : Menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan fiducia berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Dalam rangka deregulasi dan debirokratisasi guna membantu iklim ekonomi yang menunjang perkembangan ekonomi, dipandang perlu untuk lebih meningkatkan peranan Lembaga Kredit atas dasar hukum gadai yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk lebih meningkatkan efisiensi dan produktifitas pengelolaan Perusahaan Jawatan Pegadaian yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1969 dipandang perlu mengalihkan bentuknya menjadi Perusahaan Umum Pegadaian. Sebagaimana dimaksud dalam undang-undang No. 9 tahun 1969 di dalam penjelasan umum sub A alinea 4 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan Ketetapan MPRS No. XXIII1966 oleh pemerintah berdasarkan Instruksi Presiden No. 17 tahun 1967 telah digariskan kebijaksanaan untuk menggolongkan usaha-usaha negara secara tegas dalam tiga bentuk yaitu : 1. Perusahaan Negara Jawatan 2. Perusahaan Negara Umum Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 64 3. Perusahaan Negara Perseroan Pasal 32 Undang-undang No. 19 Prp. 1960 menetapkan bahwa pembubaran atau pengalihan bentuk perusahaan negara harus dilakukan dengan Peraturan Pemerintah. Dengan mengingat perkembangan ekonomi dan moneter dewasa ini dan untuk lebih meningkatkan peranan Lembaga Kredit atas dasar hukum gadai yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta untuk lebih meningkatkan efisiensi dan produktifitas pengelolaan Perusahaan Jawatan Pegadaian, perlu dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Umum Pegadaian. Atas dasar pasal 32 Undang-undang No. 19 Prp. Tahun 1960 ini maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Jawatan Pegadaian menjadi Perusahaan Umum Pegadaian, dimana pada prinsipnya tujuan dari peraturan ini adalah untuk memperbaiki tata kerja dan struktur organisasi ke arah yang lebih profesional.

C. Hubungan Hukum Antara Perusahaan Umum Pegadaian dengan Nasabah Dalam Pemberian Kredit