Akibat Wanprestasi Dalam Perjanjian Gadai

82 Sebagaimana lajimnya dalam hukum perjanjian dikenal adanya prestasi dan kontra prestasi jika ada hak tertentu adapula kewajiban. Demikian juga dalam perjanjian gadai. Kewajiban ini dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu kewajiban yang bersifat financial dan yang bukan financial.

3. Akibat Wanprestasi Dalam Perjanjian Gadai

Wanprestasi bukan hanya dapat dilakukan oleh pihak yang memberikan gadai, namun juga dapat dilakukan oleh yang menerima gadai, atau dengan kata lain wanprestasi itu dapat dilakukan oleh kedua belah pihak, baik itu yang memberikan gadai maupun oleh penerima gadai. Apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam suatu perikatan, ia dikatakan ingkar janji atau disebut dengan wanprestasi. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam perikatan itu mungkin atas kesalahannya sendiri tetapi mungkin juga di luar kesalahnya. Adapun bentuk wanprestasi itu adalah sebagai berikut : a. Debitur tidak memenuhi perikatan atau sama tidak melaksanakan prestasi b. Debitur terlambat memenuhi prestasiperikatan c. Debitur melaksanakan prestasi tetapi tidak baik, atau debitur keliru atau tidak pantas dalam memenuhi perikatan. Adapun bentuk wanprestasi di atas adalah bentuk wanprestasi yang umum, yang mana pada umumnya wanprestasi itu dilakukan oleh debitur. Bedanya dengan perjanjian gadai adalah dimana wanprestas itu dapat dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pemberi gadai maupun penerima gadai, karena masing-masing pihak mempunyai hak dan keajiban yang sama-sama punya peluang untuk terjadinya wanprestasi. Namun bentuk wanprestasi itu adalah sama dengan bentuk Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 83 wanprestasi yang di atas karena memang begitulah bentuk wanprestasi yang diatur oleh hukum kita. Jadi bentuk wanprestasi pada gadai menjadi : 1. Para pihak baik itu pemberi gadai maupun penerima gadai tidak memenuhi perikatan atau sama sekali tidak melaksanakan prestasiperjanjian. 2. Para pihak terlambat memenuhi prestasi 3. Para pihak melaksankan prestasi tetapi tidak baik, atau salah satu pihak keliru atau tidak pantas dalam memenuhi perikatan. Dari ketiga bentuk wanprestasi diatas, maka yang menjadi masalah ialah pada saat mana salah satu pihak tersebut dikatakan terlambat memenuhi dan pada saat mana pula salah satu pihak tersebut dikatakan tidak memenuhi prestasi sama sekali. Wanprestasi tidak terjadi dengan sendirinya, maka untuk menetukan seseorang itu wanprestasi, tergantung pada waktu yang ditentukan atau yang diperjanjikan. Yang mudah untuk menentukan seseorangsalah satu pihak tersebut wanprestasi yaitu mulai saat seorang itu melakukan perbuatan yang dilarang dalam perjanjian, ia tidak memenuhi lagi perikatan maka dikatakan ia wanprestasi. Apabila salah satu pihak telah dinyatakan wanprestasi atau tidak memenuhi perikatan, yang pada umumnya dilakukan oleh pihak pemberi gadai, maka akan berakibat bahwa penerima gadai kreditur dapat menuntut pemberi gadai debitur dalam lima hal, yaitu : 1. Pemenuhan perikatan, atau 2. Pemenuhan perikatan dengan ganti rugi, atau 3. Ganti rugi, atau Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 84 4. Pembatalan perjanjian dalam perjanjian timbal balik perjanjian dua pihak atau 5. Pembatalan perjanjian dengan ganti rugi atau pengakhiran perjanjian. Dalam prakteknya, jika nasabah cidera janji wanprestasi atau dengan perkataan lain barang yang digadaikan tidak ditebus dengan jangka waktu yang ditentukan, maka benda gadai tersebut akan dilelang pada waktu yang telah ditentukan oleh Kepala Cabang Perum Pegadaian pasal 17 ADP. Dan lelang ini tidak dilakukan oleh Balai Lelang. C. Upaya Hukum Para Pihak Dalam Hal Wanprestasi Dalam Perjanjian Gadai Pada Perusahaan Umum Pegadaian Dalam suatu perjanjian, apabila para pihak itu saling melaksanakan prestasi sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak lawannya, maka tidak akan menimbulkan suatu permasalahan. Lain halnya jika salah satu pihak atau keduanya tidak melaksanakan prestasi sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak lawannya disebut wanprestasi. Hal ini akan menimbulkan suatu permasalahan. Jika nasabah cidera janji wanprestasi atau dengan perkataan lain barang yang digadaikan tidak ditebus dengan jangka waktu yang ditentukan, maka benda gadai tersebut akan dilelang pada waktu yang telah ditentukan oleh Kepala Cabang Perum Pegadaian pasal 17 ADP. Dan lelang ini tidak dilakukan oleh Balai Lelang. Pertimbangan untuk hal ini adalah karena Perum Pegadaian diperkirakan lebih mengetahui harga benda gadai dari pada Balai Lelang. Sebelum lelang dimulai sebulan sebelumnya Perum Pegadaian mengumumkan kepada masyarakat. Pengumuman lelang biasa dilakukan melalui media massa setempat atau melalui papan pengumuman di Kantor Cabang Pegadaian setempat. Kalau di Perum Pegadaian Cabang Medan diumumkan di Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 85 Kantor Perum Pegadaian Cabang Medan. Pada hari yang ditentukan lelang ditentukan dan pembeli yang berhak adalah yang menawar dengan harga tertinggi, setelah kepada umum ditanyakan penawaran ini dua kali tetapi tidak disambut dengan penawaran yang lebih tinggi oleh penawar yang lebih tinggi. Lelang benda gadai yang termasuk golongan A dan B dilakukan pada awal bulan ke delapan bulan kalender terhitung mulai dari bulan digadaikan. Misalnya benda yang digadaikan dalam bulan Nopember 2003 akan dilelang awal bulan Juni 2004, setelah jangka waktu pinjaman tujuh bulan dilalui. Dan bulan ketujuh merupakan satu bulan yang bebas bunga oleh karena maksimal pengenaan bunga terhadap uang pinjaman adalah 180 hari dan pada bulan ketujuh ini merupakan waktu pertimbangan apakah benda gadai ditebus atau tidak. Lelang benda gadai yang termasuk golongan pinjaman C dan D dilakukan pada awal bulan ke lima bulan kalender terhitung mulai bulan digadaikan. Misalnya terhadap suatu benda yang digadaikan pada bulan Nopember 2003, maka pelelangannya dilakukan pada awal bulan Maret 2004. Mengenai tanggal pelelangan maupun setelah lelang dilakukan beserta hasil lelang berita acaranya harus dilaporkan kepada Balai Lelang. Dan satu hari setelah lelang dilaksanakan, maka Perum Pegadaian harus memberitahukan kepada nasabah yang barangnya dilelang, seluruh hasil lelang harus diberitahukan dan kalau ada kelebihan uang pelelangan atas barang gadai tersebut akan dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi uang pinjaman, bunga serta biaya lelang sebesar 3. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN