mensubstitusi nilai-nilai tersebut. Prinsip pengukuran serapan gelombang mikro yaitu mengukur interaksi antara material dengan gelombang yang diberikan.
Penyerapan gelombang mikro terhadap material bergantung pada kepadatan material, jumlah material ketebalan. Semakin padat material yang dibuat
kemungkinan daya serapnya semakin besar karena jarak antar butir pada material semakin dekat atau rapat. Begitu juga dengan ketebalan material yang
mempengaruhi daya serapnya sehingga kemungkinan daya yang akan terpantul lebih lama di dalam material sehingga daya yang ditransmisikan akan semakin
kecil.
4.3.1. Sampel NiFe
2
O
4
x = 0
Pada Gambar
4.22 diperlihatkan
hasil analisis
serapan gelombang
elektromagnetik yang ditandaikan sebagai
reflection loss
kerugian refleksi pada sampel NiFe
2
O
4
dengan menggunakan VNA pada range frekuensi 8-12 GHz.
Gambar 4.22.
Reflection Loss
NiFe
2
O
4
4.3.2. Sampel Ni
1,25
Fe
1,75
O
4
x = 0,25
Pada Gambar
4.23 diperlihatkan
hasil analisis
serapan gelombang
elektromagnetik yang ditandaikan sebagai
reflection loss
kerugian refleksi pada sampel Ni
1,25
Fe
1,75
O
4
dengan menggunakan VNA pada range frekuensi 8-12 GHz.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.23.
Reflection Loss
Ni
1,25
Fe
1,75
O
4
4.3.3. Sampel Ni
1,5
Fe
1,5
O
4
x = 0,5
Pada Gambar
4.24 diperlihatkan
hasil analisis
serapan gelombang
elektromagnetik yang ditandaikan sebagai
reflection loss
kerugian refleksi pada sampel Ni
1,5
Fe
1,5
O
4
dengan menggunakan VNA pada range frekuensi 8-12 GHz.
Gambar 4.24.
Reflection Loss
Ni
1,5
Fe
1,5
O
4
4.3.4. Sampel Ni
1,75
Fe
1,25
O
4
x = 0,75
Pada Gambar
4.25 diperlihatkan
hasil analisis
serapan gelombang
elektromagnetik yang ditandaikan sebagai
reflection loss
kerugian refleksi pada sampel Ni
1,75
Fe
1,25
O
4
dengan menggunakan VNA pada range frekuensi 8-12 GHz.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.25.
Reflection Loss
Ni
1,75
Fe
1,25
O
4
4.3.5. Sampel Ni
2
FeO
4
x = 1
Pada Gambar
4.26 diperlihatkan
hasil analisis
serapan gelombang
elektromagnetik yang ditandaikan sebagai
reflection loss
kerugian refleksi pada sampel Ni
2
FeO
4
dengan menggunakan VNA pada range frekuensi 8-12 GHz.
Gambar 4.26.
Reflection Loss
Ni
2
FeO
4
Sementara hasil pengujian serapan gelombang elektromagnetik dapat dirangkum seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.11 .
Universitas Sumatera Utara
No. Sampel
Frekuensi GHz Absorpsi Gel EM dB
1. NiFe
2
O
4
11,3 -9
2. Ni
1,25
Fe
1,75
O
4
11,1 -17
3. Ni
1,5
Fe
1,5
O
4
10,91 -27
4. Ni
1,75
Fe
1,25
O
4
10,74 -22
5. Ni
2
FeO
4
10,52 -11
Tabel 4.11. Serapan Gelombang Elektromagnetik 4.4. Pembahasan
4.4.1. Gabungan Hasil Karakterisasi XRD pada Sampel Ni
1+x
Fe
2-x
O
4
Magnet spinel memiliki struktur utama MeO.Fe
2
O
3
Me : ion divalent dari logam transisi. Struktur spinel memiliki jari-jari atom yang sangat bervariasi sehingga
mampu membentuk fasa dengan kombinasi yang sangat beragam dalam bentuk MeI
x
MeII
1-x
O.Fe
2
O
3
. Walaupun struktur spinel mampu membentuk fasa yang beragam, namun tidak semua kombinasi-kombinasi tersebut dapat menghasilkan
fasa
solid solution.
Magnet spinel ini juga memiliki medan anisotropi Ha dan konstanta anisotropi kristal sangat rendah. Sehingga bahan tipe ini dapat
dimodifikasi dengan merekayasa strukturnya sedemikian rupa sehingga bahan ini dapat digunakan sebagai bahan absorpsi gelombang elektromagnetik.
Pada Gambar 4.27 diperlihatkan hasil pengukuran pola difraksi sinar-X sampel Ni
1+x
Fe
2-x
O
4.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.27. Hasil Identifikasi Fasa Pola Difraksi Sinar-X sampel Ni
1+x
Fe
2-x
O
4
x = 0; 0,25; 0,5, 0,75, dan 1
4.4.2. Gabungan Hasil Karakterisasi VSM pada Sampel Ni