Gabungan Hasil Karakterisasi VSM pada Sampel Ni

Gambar 4.27. Hasil Identifikasi Fasa Pola Difraksi Sinar-X sampel Ni 1+x Fe 2-x O 4 x = 0; 0,25; 0,5, 0,75, dan 1

4.4.2. Gabungan Hasil Karakterisasi VSM pada Sampel Ni

1+x Fe 2-x O 4 Hasil identifikasi fasa menunjukkan bahwa sampel Ni 1+x Fe 2-x O 4 dengan penambahan Ni x = 0 ; 0,25 ; 0,5 ; 0,75 dan 1 memiliki struktur kristal dengan satu fasa yaitu fasa Ferronickel. Artinya bahwa fasa tidak berubah setelah dilakukan substitusi Ni ke dalam atom Fe. Pada Gambar 4.28 ditunjukkan pola magnetisasi dari material ferrromagnetic hysterisis loop. Dimana pola tersebut terjadi dikarenakan proses magnetisasi dan demagnetisasi pada material magnet. Grafik tersebut menunjukkan pola medan magnet eksternal H terhadap magnetisasi M. Hysteresis loop terdiri dari Magnetization saturation Ms, remanence Mr, dan coercivity Hc. Magnetization saturation Ms adalah keadaan dimana material tidak dapat menyerap medan magnet yang lebih kuat sehingga peningkatan gaya magnetisasi tidak akan mengubah secara signifikan magnetic flux density . Remanence Mr, pada sampel memperlihatkan magnetisasi berada di sebelah kiri dalam magnet permanen setelah medan magnet eksternal dihilangkan. Coercivity juga disebut coercive force material yang sama dengan gaya demagnetisasi yang dibutuhkan pada pengurangan induksi sisa terhadap nilai nol dalam medan magnet setelah magnetisasi ke saturasi. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.28. Kurva Histerisis Material Ferromagnet Gelombang elektromagnetik EM yang datang terdiri dari komponen-komponen medan magnet dan medan listrik. Gelombang Elektromagnetik dapat berinteraksi dengan bahan yang bersifat magnetik. Artinya gelombang elektromagnetik juga dapat diabsorpsi oleh bahan absorber yang bersifat magnetik. Sedangkan bahan absorber gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh adanya impedance matching antara bahan dengan gelombang elektromagnetik melalui mekanisme frekuensi resonansi, yaitu resonansi spin magnetik antara gelombang elektromagnetik dengan spin magnetik dari bahan. Disamping itu impedance juga sangat dipengaruhi oleh besarnya permitivitas ɛ r dan permeabilitas µ r bahan. Dengan demikian diperlukan bahan magnetik yang mana spin magnetiknya mudah bergerak dan terjaga agar resonansi dengan gelombang elektromagnetik dapat dipertahankan dengan baik. Artinya apabila bahan tersebut berasal dari hard magnetik yang memiliki medan anisotropi besar harus diperkecil. Sedangkan apabila bahan tersebut bersifat soft magnetik yang memiliki medan anisotropi sangat kecil harus ditingkatkan seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.30. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.29. Kurva Histerisis Hasil VSM Bahan Ni 1+x Fe 2-x O 4 Pada Gambar 4.29 diperlihatkan perbedaan hysterisis loop antara material magnetik lunak soft magnetic material dan material magnetik keras hard magnetic material. Sifat material magnetik lunak yang diharapkan terjadi adalah terjadinya peningkatan nilai koersivitas Hc dan peningkatan saturasi magnetisasi Ms. Gambar 4.30. Ilustrasi Sifat Magnetik Hasil Rekayasa Struktur dari Bahan Ni 1+x Fe 2-x O 4 Universitas Sumatera Utara

4.4.3. Gabungan Hasil Karakterisasi VNA pada Sampel Ni