23
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori Teori adalah untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses
tertentu terjadi
10
, dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta- fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya
11
. M. Solly Lubis, yang menyebutkan: “Bahwa landasan teori adalah suatu
kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan problem yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang
mungkin disetujui ataupun tidak disetujui yang dijadikan masukan dalam membuat kerangka berpikir dalam penulisan”
12
. Adapun teori menurut Maria S.W. Sumardjono adalah:
“Seperangkat preposisi yang berisi konsep abstrak atau konsep yang sudah didefinidikan dan saling berhubungan antar variable sehingga menghasilkan
pandangan sistematis dari fenomena yang digambarkan oleh suatu variable dengan variable
lainnya dan menjelaskan bagaimana hubungan antar variable tersebut”
13
Fungsi teori dalam penelitian tesis ini adalah untuk memberikan arahanpetunjuk dan ramalan serta menjelaskan gejala yang diamati. Karena
penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, kerangka teori diarahkan secara khas ilmu hukum. Maksudnya adalah penelitian ini berusaha untuk memahami
pelaksanaan hapusnya sanksi dan tidak diperiksa pajak dengan pemberlakuan Sunset
10
J.J.J M. Wuisman, dengan penyunting M. Hisman. Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid. 1, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal. 203
11
Ibid, hal. 216
12
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu Dan Penelitian, Bandung, Mandar Madju, 1994, hal. 80
13
Maria S.W. Sumarjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Yogyakarta,, Gramedia, 1989, hal.12
Universitas Sumatera Utara
24
Policy secara yuridis, sebagai kaidah hukum atau sebagai isi kaidah hukum yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Teori yang dipakai dalam penulisan tesis ini adalah teori yang menjelaskan
atau memberikan justifikasi pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori-teori tersebut antara lain adalah :
1. Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi
asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.
2. Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan misalnya perlindungan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang
terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.
3. Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul
dapat digunakan 2 pendekatan yaitu :
• Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
• Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang harus dipenuhi
4. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari
bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.
5. Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga
negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan
seluruh masyarakat lebih diutamakan.
14
Dalam pembahasan mengenai tinjauan hukum pelaksanaan hapusnya sanksi dan tidak diperiksa pajak dengan pemberlakuan Sunset Policy, teori utama yang
14
Mardiasmo, Op. Cit, hal. 5
Universitas Sumatera Utara
25
dipergunakan dalam
penelitian ini
adalah teori
kedaulatan negara
staatssouvereniteit yang dikemukakan oleh Jean Bodin dan George Jellinek
15
Teori pendukung lainnya adalah teori kedaulatan hukum dan kedaulatan rakyat. Teori kedaulatan negara berhubungan dengan teori kedaulatan hukum, hukum
memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Negara yang menciptakan hukum, hukum merupakan penjelmaan dari kehendak dan kemauan negara.
16
Menurut teori kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Hukum dibuat oleh wakil-wakil rakyat dan rakyat wajib mentaati dan melaksanakan
ketentuan hukum yang dibuat oleh wakil-wakil rakyat melalui organ-organ negara yang dibentuk berdasarkan hukum administrasi negara.
17
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontra prestasi
yang langsung ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
18
Pemungutan pajak sendiri merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan
kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
15
Soehino, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta,1998, hal.154
16
Ibid, hal. 14
17
Ibid, hal. 16
18
Ibid , hal. 1
Universitas Sumatera Utara
26
Pajak memiliki unsur-unsur yaitu: 1.
Iuran dari rakyat kepada Negara yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran tersebut berupa
uangbukan barang 2.
Berdasarkan Undang-Undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksananya 3.
Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi individual oleh pemerintah
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat.
19
Hukum Pajak mengatur hubungan antara pemerintah fiscus selaku pemungut pajak dengan rakyat sebagai Wajib Pajak. Ada 2 macam hukum pajak yakni :
1. Hukum pajak materiil, memuat norma-norma yang menerangkan antara lain
keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak objek pajak, siapa yang dikenakan pajak subjek, berapa besar pajak yang dikenakan tarif, segala
sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak.
20
2. Hukum Pajak Formil, memuat bentuk tata cara untuk mewujudkan hukum
materiil menjadi kenyataan cara melaksanakan hukum pajak materiil. Hukum ini memuat antara lain :
a. Tata cara penyelenggaraan prosedur penetapan suatu utang pajak.
b. Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para Wajib Pajak
mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak. c.
Kewajiban Wajib Pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan pencatatan, dan hak-hak Wajib Pajak misalnya mengajukan keberatan dan banding
21
Istilah penegakan hukum yang sering kali digunakan untuk menerjemahkan istilah law enforcement yang merupakan serangkaian upaya, proses, dan aktivitas
untuk menjadikan hukum berlaku sebagaimana seharusnya.
19
Ibid.
20
Ibid
21
Ibid
Universitas Sumatera Utara
27
Menurut Satjipto Raharjo, penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum menjadi kenyataan. Yang disebut sebagai
keinginan-keinginan hukum dalam hal ini tidak lain adalah pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang dirumuskan dalam peraturan-peraturan hukum
tersebut.
22
Dalam bidang hukum pajak, penegakan hukum juga harus berkaitan dengan cita-cita dasar pembentukan serangkaian ketentuan dibidang pajak. ”Penegakan
hukum pajak bukan hanya diartikan sebagai tindakan memaksa orang atau pihak yang tidak menaati ketentuan yang berlaku untuk menaati peraturan tersebut, dimana hal
ini lebih bersifat represif. Penegakan hukum dibidang perpajakan dalam arti luas juga mencakup sosialisasi, penyuluhanm dan pendidikan pajak bagi masyarakat yang
merupakan hal yang tidak terpisahkan dari penegakan hukum pajak”
23
. Penegakan hukum pajak dilakukan oleh fiskus, dalam hal ini, yang melakukan
penegakan hukum adalah jajaran Direktorat Jenderal Pajak. Dalam Penegakan hukum pajak digunakan sanksi administrasi.
Sanksi administrasi yang dapat diterapkan terhadap pelanggaran dibidang pajak, meliputi:
1. Sanksi bagi Wajib Pajak atau penanggung Pajak
a. Bunga, yang meliputi
1 Bunga pembayaran
2 Bunga penagihan
3 Bunga ketetapan
b. Kenaikan 50 persen dan 100 persen
c. Denda
22
Satjipto Raharjo, Masalah Menegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologi, Sinar Baru, Bandung, 1984, hal. 24
23
Y. Sri Pudyatmoko, Penegakan Dan Perlindungan Hokum Dibidang Pajak, Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal.18
Universitas Sumatera Utara
28
2. Sanksi bagi pihak ke-3
3. Sanksi bagi pihak aparatur pemerintah.
24
Selain penegakan hukum administrasi yang menggunakan sanksi administrasi sebagai instrumennya dalam bidang hukum pajak juga dikenal penegakan hukum
pidana. Penegakan hukum pidana dalam bidang pajak tentunya juga mempunyai tujuan, yaitu agar ketentuan hukum dibidang pajak tersebut dapat dijalankan
sebagaimana mestinya sehingga dapat mewujudkan keadilan, kepastian, dan keseimbangan antara para pihak yang terlibat didalamnya.
Tindak pidana yang ada dibidang pajak, adalah: 1.
Tidak pidana oleh aparat pajak 2.
Tindak pidana oleh wajib pajak dan penaggung pajak 3.
Tidak pidana oleh pihak ke-3.
25
Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak, dalam menyelengarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan Wajib Pajak yang tinggi.
Yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan kebenarannya.
Ada bermacam-macam sistem pemungutan pajak yang dikenal, yaitu : 1.
Official Assesment System Official assesment system
adalah dimana wewenang pemungutan pajak ada pada fiskus. Fiskus berhak menentukan besarnya utang pajak orang pribadi maupun
badan dengan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak, yang merupakan bukti timbulnya
24
Ibid. hal. 24
25
Ibid, hal. 26
Universitas Sumatera Utara
29
suatu utang pajak. Jadi dalam sistem ini para Wajib Pajak bersifat pasif dan menunggu ketetapan fiskus mengenai utang pajaknya. Dilaksanankan di Indonesia
sejak jaman belanda sampai dengan pada tahun 1967. 2.
Semi Self Assessment System Semi self assessment siystem
adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang dari Wajib Pajak berada
pada kedua belah pihak, yaitu Wajib Pajak dan fiskus
26
. Mekanisme pelaksanaan dalam sistem ini berdasarkan suatu anggaran bahwa Wajib Pajak pada awal tahun
menaksir sendiri besarnya utang pajak yang harus dibayarkan dan pada akhir tahun pajak besarnya pajak terutang yang sesungguhnya ditetapkan oleh fiskus.
Penerapan semi self assesment system bersama-sama dengan withholding system
, yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan tata cara menghitung pajak sendiriMPS dan menghitung pajak orangMPO dilaksanakan pada priode 1968-
1983. 3.
Withholding System
27
Withholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana pihak
ketiga memungut dan menyetorkan pajak ke kas negara atas nama Wajib Pajak, kewenangan tersebut diatur dalam peraturan pajak. Sehingga pada prinsipnya
withholding system telah diatur dalam undang-undang perpajakan dengan tarif yang
pasti besarnya dan pembayarannya dapat sebagai angsuran pajak atau bersifat final.
26
Rimsky K. Judisme, Perpajakan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996, hal. 3
27
Ibid
Universitas Sumatera Utara
30
4. Self Assessment System
28
Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana Wajib
Pajak menghitung dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus disetorkan. Penekanannya adalah wajib pajak harus aktif menghitung dan melaporkan jumlah
pajak terutangnya tanpa campur tangan fiskus. Dalam sistem self assessment, Wajib Pajak diberi kepercayaan dan tanggung
jawab untuk menghitung sendiri besarnya pajak terutang, membayar pajak terutang melalui mekanisme pemotongan atau pemungutan pajak dan pajak dibayar sendiri
oleh Wajib Pajak. Fungsi Direktorat Jenderal Pajak adalah melakukan pembinaan, pelayanan,
pengadministrasian dan pengawasan. Fungsi pengawasan dilakukan dengan pemeriksaan pajak. Pemeriksaan pajak bukan mencari kesalahan Wajib Pajak,
tetapi untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
29
Dalam sistem self assessment tidak semua Surat PemberitahuanSPT
dilakukan pemeriksaan pajak, kriteria SPT yang dilakukan pemeriksaan pajak adalah SPT lebih Bayar karena dalam jangka waktu paling lama 12duabelas bulan sejak
tanda terima penerimaan SPT lebih bayar, Direktorat Jenderal Pajak harus sudah memberikan ketetapan pajak.
Pengertian pemeriksaan pajak menekankan pada pemeriksaan bukti yang berupa buku-buku, dokumen dan catatan yang dilaksanakan secara objektif oleh
pemeriksa pajak yang profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan;
28
Mardiasmo, Op. Cit, hal. 8
29
Pardiat, Pemeriksaan Pajak, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2007, hal.1
Universitas Sumatera Utara
31
pemeriksaan pajak tidak mencari-cari kesalahan Wajib Pajak tetapi untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
Kriteria pemeriksaan pajak merupakan kebijakan pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal Pajak, seperti yang dituangkan dalam Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor. SE-10PJ.72004 tanggal 31 Desember 2004, kriteria pemeriksaan adalah:
a. Pemeriksaan rutin b. Pemeriksaan kriteria Seleksi
c. Pemeriksaan khusus d. Pemeriksaan bukti permulaan
Pemeriksaan pajak yang dilakukan pemeriksa pajak Direktorat Jenderal Pajak bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
30
Kepatuhan pajak diperlukan dalam Self Assessment System, dengan tujuan pada penerimaan pajak yang optimal. Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan
secara sukarela merupakan tulang punggung sistem self assessment, dimana Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakannya dan
kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya tersebut.
30
Ibid. hal. 4
Universitas Sumatera Utara
32
Perilaku Wajib Pajak yang tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban perpajakan, dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Tax avoidance
Penghindaran pajak Tax Avoidance merupakan tindakan legal, dapat dibenarkan karena tidak melanggar undang-undang, dalam hal ini sama sekali
tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan. Tujuan penghindaran pajak adalah menekan atau meminimalisasikan jumlah pajak yang harus
dibayarkan
2. Tax Evasion
Wajib Pajak yang berusaha untuk membayar pajak yang terutang sekecil mungkin dan cenderung melakukan penyeludupan pajak, yang tentunya
melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan. Kondisi ini merupakan tindakan peminimalan pajak yang melanggar peraturan perundang-undangan
perpajakan.
31
Untuk mencapai tujuan dari pemungutan pajak, diperlukan suatu asas dari pemungutan pajak tersebut. Adapun asas pemungutan pajak menurut Adam smith
dengan ajaran yang terkenal dengan “The Four Maxims”, pemungutan pajak terdiri dari beberapa asas pemungutan, yaitu:
1. Asas Equity asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan
32
Menurut asas ini pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan Wajib Pajak. Negara tidak boleh
bertindak diskriminatif terhadap Wajib Pajak. 2.
Asas CertaintyAsas kepastian hukum
33
Semua pemungutan pajak harus didasarkan Undang-Undang, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai saksi hukum
31
Sony Devano, dan Siti Kurnia, Perpajakan,: Konsep , Teori Dan Isu, Kencana, Jakarta, 2006, hal. 111
32
F.X Sutejo, Asas-Asas Pemungutan Pajak, Harian Neraca, Terbitan tanggal 16 Januari 2008, hal. 5
33
Ibid
Universitas Sumatera Utara
33
3. Asas Convinience of Payment
34
Pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi Wajib Pajaksaat yang paling baik, misalnya disaat Wajib Pajak baru menerima penghasilannya atau disaat
Wajib Pajak menerima hadiahnya. 4.
Asas EfficiencyAsas Episiensi atau asas ekonomis
35
Menurut asas ini biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil
pemungutan pajak tersebut. 2. Konsepsi
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori, peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstraksi dan
kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut definisi operasional
36
. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus
didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil dalam penelitian ini yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-lain, seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep
merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan penting dalam hukum. Selanjutnya, konsep atau pengertian merupakan unsur pokok dari suatu
penelitian, kalau masalahnya dan kerangka konsep teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian, dan
34
Ibid
35
Ibid
36
Samadi Suryabrata, Metodelogi penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta,1998, hal. 3
Universitas Sumatera Utara
34
suatu konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari kelompok fakta atau gejala itu. “Maka konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep
menentukan antara variabel-variabel yang ingin menentukan adanya hubungan empiris”
37
. Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian tesis ini perlu didefinisikan
beberapa konsep dasar dalam rangka menyamakan persepsi, yaitu sebagai berikut : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
38
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
39
Kepatuhan perpajakan adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
40
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
37
Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, hal. 21
38
Lihat Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan
39
Lihat Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan
40
Safri Nurmantu, Pengatar Perpajakan, Granit, Jakarta, 2005, hal. 148
Universitas Sumatera Utara
35
kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
41
Pemberian fasilitas perpajakan merupakan pemberian kemudahan atau keringanan perpajakan dalam bentuk tidak diterapkannya undang-undang yang
berlaku umum
42
. Pemberian fasilitas perpajakan dimaksudkan untuk memberikan intensif dan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya. Salah satu fasillitas perpajakan yaitu pengampunan pajaktax amnesty,
adapun Jenis-jenis tax amnesty yaitu: 1.
Penghapusan sanksi pidana pajak saja, pokok pajak beserta sanksi bunga dan sanksi denda harus bayar.
2. Penghapusan sanksi denda dan sanksi pidana pajak beserta sanksi bunga
harus bayar 3.
Penghapusan sanksi bunga, sanksi denda, dan sanksi pidana pajak, pokok pajak saja harus bayar.
4. Penghapusan pokok pajak, sanksi bunga, sanksi denda, dan sanksi pidana
pajak
43
Sunset Policy adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan berupa
penghapusan sanksi administrasi perpajakan atas bunga, sesuai Pasal 37 A Undang- Undang Nomor. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan.
41
Lihat Pasal 1 angka 25 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan
42
Suwarta, Fasilitas PPh Indonesia, Indonesia Tax Review, Vol.IINomor 10, 2006
43
Erwin Silitonga, Ekonomi Bawah Tanah, Pengampunan Pajak, dan Referendum, Majalah Berita Pajak, Nomor. 1516 Tahun XXXVIII April 2006
Universitas Sumatera Utara
36
Tujuan pengampunan pajak, antara lain: 1.
Meningkatkan kesadaran bagi calon Wajib Pajak 2.
Meningkatkan kepatuhan bagi Wajib Pajak untuk melaporkan atas seluruh penghasilan yang diterimanya secara benar.
3. Melaporkan kekayaan yang dimilikinya yang didapatkan berdasarkan
penghasilannya 4.
Membantu pemerintah atas keuangan negara melalui Anggaran Pendapatan Belanja NegaraRAPBN
44
G. Metode Penelitian