Sunset Policy Sama Dengan Dengan Tax Amnesty

52 pihak ketiga. Penegakan tersebut berkaitan dengan adanya tindakan pidana dibidang pajak, oleh karena itu, penting untuk mengetahui tindak pidana apa saja yang ada dibidang pajak serta cakupan dari penegakan hukum pidana di bidang pajak tersebut. 1. Tindak pidana yang dapat dilakukan oleh pihak fiskus dan diancam dengan sanksi pidana 2. Tindak Pidana oleh Wajib Pajak dan Penaggung Pajak dan diancam dengan sanksi pidana 3. Tindak pidana olah pihak ke-3

C. Sunset Policy Sama Dengan Dengan Tax Amnesty

Memperhatikan pengalaman yang lalu, pelaksanaan pengampunan pajak dahulu pernah diterapkan tidak berjalan efektif karena keengganan Wajib Pajak dan tidak tertatanya sistem administrasi perpajakan. Hal itu merupakan fenomena yang baik bagi pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara. Tax Amnesty sebenarnya dapat dibedakan menjadi Soft Tax Amnesty dan Hard Tax Amnesty . Soft Tax Amnesty memungkinkan untuk memberikan pengampunan atas sanski administrasinya, sementara Hard Tax Amnesty memberikan pengampunan atas Sanksi Pidananya. Untungnya, untuk mengantisipasi gagalnya Tax Amnesty, pemerintah memasukkan Soft Tax Amnesty ke dalam batang tubuh UU KUP, yaitu dalam Pasal 37A. 66 66 Httpwww. Blog I Yoman Widia. com, Sunset Policy : Soft Tax Amnesty, diakses tanggal 23 Februari 2009 Universitas Sumatera Utara 53 Pasal 37A hanya berlaku satu tahun, yaitu tahun 2008 saja. Karena berlakunya hanya dalam jangka waktu sangat singkat, yaitu di tahun pertama, maka kebijakan ini disebut Sunset Policy. ”Sunset sendiri berarti matahari yang hampir tenggelam. Sama dengan matahari yang hampir tenggelam sunset, ketentuan policy yang ada dalam Pasal 37A UU KUP berakhir tenggelam pada 31 Desember 2008”. 67 Tujuan pemerintah untuk memberikan fasilitas pengampunan pajak adalah : 1. Meningkatkan kesadaran bagi calon Wajib Pajak untuk terciptanya keadilan dalam pemungutan pajak. 2. Meningkatkan kepatuhan bagi Wajib Pajak untuk melaporkan atas seluruh penghasilan yang diterimanya secara benar. 3. Melaporkan kekayaan yang dimilikinya yang diharapkan berdasarkan penghasilannya. 4. Membantu pemerintah atas keuangan negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 5. Prinsip Equity yang tidak tercapai. 6. Tujuan akhir pengampunan pajak adalah agar keuangan negara tidak lagi bergantung kepada bantuan luar negeri. 68 Sesuai dengan Asas Falsafah Hukum, bahwa setiap hukum dimaksudkan untuk mencapai keadilan bagi masyarakat, dengan demikian hukum haruslah mengacu kepada keadilan, begitu juga halnya dengan hukum pajak. 67 Ibid 68 Sony Devano, dan Siti Kurnia, Op. Cit, hal. 113 Universitas Sumatera Utara 54 Asas yuridis menghendaki bahwa hukum pajak harus dapat memberikan jaminan hukum yang perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas, baik untuk negara maupun untuk warganya. Adalah hak bagi Wajib Pajak untuk mendapatkan perlakuan hukum yang sama atau jaminan agar tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh administrasi perpajakan dan aparaturnya. Pengampunan pajak ini diberikan kepada Wajib Pajak perorangan atau badan, dengan nama dan dalam bentuk apapun baik yang telah maupun yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak, yang memiliki pendapatan dari kekayaan yang belum pernah atau belum sepenuhnya dikenakan pajak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Melihat dari pengalaman di beberapa negara lain, yang berhasil menjalankan program tax amnesty, diharapkan pemerintah pun dapat melakukan program tersebut. Meskipun masih bersifat pro dan kontra, program tax amnesty yang cocok untuk ekonomi Indonesia adalah ”differential tax amnesty” yang tetap mewajibkan pembayaran pokok pajak di masa lalu, dan hanya memberikan pengampunan atas sanksi denda, bunga, ataupun kenaikan pajak. Sedangkan yang dimaksud dengan penerapan differential tax amnesty adalah: ”Membedakan perlakuan pengampunan pajak, di mana terhadap Wajib Pajak yang belum pernah menyampaikan Surat Pemberitahuan diwajibkan membayar pajak-pajaknya dimasa lalu, sedangkan terhadap Wajib Pajak yang sudah patuh menyampaikan Surat Pemberitahuan dapat memperbaiki pembayaran pajaknya, tanpa dikenakan sanksi bunga, denda, atau kenaikan.” 69 69 Sony Devano, Op. Cit, hal. 124 Universitas Sumatera Utara 55 Sunset Policy adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang berlaku hanya di tahun 2008, dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan yang diatur dalam Pasal 37A Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Menurut I Gusti Nyoman Sanjaya selaku Kepala Seksi Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktorat Peraturan Perpajakan I, ”kebijakan Sunset Policy ini dapat memberi insentif menarik untuk meningkatkan kesadaran masyakarat terhadap kewajiban pajaknya. 70 ” Alasan tersebut diungkapkan karena, Wajib Pajak yang dengan kemauan sendiri, dapat membetulkan Surat Pemberitahuan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Ditjen Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan. Menurut Candra Budi Sunset Policy adalah : ”Bentuk lain dari pengampunan pajak tax amnesty yang skala, jenis, dan waktu pemberlakuannya lebih kecil. Skalanya hanya pada pembetulan SPT Tahunan saja, tidak pada WP yang belum atau tidak memasukkan SPT-nya unfilled. Jadi, sebenarnya WP tersebut telah memasukkan SPT-nya, tetapi seiring waktu, WP tersebut masih menyadari adanya kekurangan pajak yang belum dilaporkan underreport”. 71 Menurut Martono Priadi, Kepala Bagian Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia Sunset Policy adalah pengurangan atau penghapusan sanksi 70 Httpwww.KominfoNewsroom.com, Sunset Policy untuk Tingkatkan Penerimaan Negara , diakses tanggal 23 februari 2009. 71 Chandra Budi, Makalah: Sunset Policy sebagai Pengampunan Pajak, Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan, 2008, hal 1 Universitas Sumatera Utara 56 administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak. 72 Dalam Tax Amnesty Terhadap pajak-pajak yang belum pernah atau belum sepenuhnya dikenakan atau dipungut yang dimintakan pengampunan pajak, akan dikenakan uang tebusan dengan tarif tertentu dari jumlah kekayaan yang dijadikan dasar untuk menghitung jumlah pajak yang dimintakan pengampunan. Di samping itu kepada Wajib Pajak yang mengajukan permintaan pengampunan pajak dimungkinkan untuk dibebaskan dari pengusutan fiskal, dan laporan tentang kekayaannya tidak akan dijadikan dasar penyidikan dan penuntutan pidana dalam bentuk apapun. Dengan demikian, dari pengampunan pajak ini ”diharapkan akan memberikan pengaruh positif terhadap kejujuran dan keterbukaan Wajib Pajak, sehingga dengan pengampunan pajak tersebut diharapkan akan dapat memperluas jumlah Wajib Pajak dan bisa menjadi pendongkrak penerimaan negara yang sedang terus dikumpulkan oleh pemerintah” 73 , atau dengan kata lain negara dapat mengumpulkan dana tanpa harus melakukan ekstensifikasi objek pajak. Pengampunan pajak yang pernah diberikan di Indonesia baik itu pada tahun 1964 maupun tahun 1984 mengadopsi jenis pengampunan pajak yang keempat, yaitu dengan memberikan pembebasan dari pajak yang terutang 74 dan sanksi pidana 72 Hasil Wawancara dengan Martono Priadi, Kepala Bagian Umum, A.n Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dilakukan pada tanggal 14 April 2009. 73 Tugiman Binjarsono, “Rekonsilasi Tax Amnesty,” Indonesia Tax Review disguest, Volume IINomor 52005, hal. 28. 74 Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan surat paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2000 menyatakan Universitas Sumatera Utara 57 perpajakannya apabila Wajib Pajak ikut serta dalam program pengampunan pajak tersebut. Hingga saat ini Indonesia sudah melakukan dua kali pengampunan pajak, yaitu ditahun 1964 dan 1984. Fakta Historis pengampunan pajak tahun 1964 menunjukkan bahwa pengampunan pajak yang diberikan pada tahun ini, menyangkut penghasilan atau akumulasi modal yang diperoleh sebelum tanggal 10 November 1964 yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan dan yang belum dikenakan Pajak Pendapatan, Pajak Perseroan maupun Pajak Kekayaan, pengampunan pajak pada saat itu tidak mempersoalkan sumber penghasilan, apakah merupakan hasil korupsi, hasil suap-menyuap, ataupun merupakan penyeludupan pajak yang tidak diungkapkan. Sedangkan fakta historis tahun 1984 menunjukkan bahwa pertimbangan utama dalam pelaksanaan pengampunan tahun 1984, karena berubahnya sistem yang dianut dari official assesment menjadi self assesment. 75 Fasilitas yang diberikan bagi yang melakukan pengampunan adalah dibebaskan dari pengusutan fiskal dan laporan kekayaan tidak dijadikan dasar penyidikan dan tuntutan pidana dalam bentuk apapun. Alternatif dasar perhitungan dapat dilakukan dengan pendekatan kekayaan atau pendekatan penghasilan. 76 Menurut Mari’e Muhammad, sekurangnya terdapat empat jenis amnesti pajak, yaitu : 1. Amnesti yang tetap mewajibkan pembayaran pokok pajak, termasuk bunga dan dendanya, dan hanya mengampuni sanksi perpajakan. Tujuannya adalah untuk memungut pajak tahun-tahun sebelumnya, sekaligus menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar. 2. Amnesti yang sedikit longgar yaitu amnesti yang mewajibkan pembayaran pokok pajak masa lalu yang terutang berikut bunganya, namun mengampuni sanksi denda dan sanksi pidana pajaknya. bahwa termasuk dalam pengertian utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga denda atau kenaikan. 75 Tresna Yunarsih, Thesis, Kajian Hukum atas Pemberian Fasilitas Pengampunan Pajak dalam Perspektif Hukum Pajak, Magiaster Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, 2008, hal. 45 76 Ibid, hal. 6 Universitas Sumatera Utara 58 3. Amnesti yang lebih longgar yaitu amnesti yang tetap mewajibkan pembayaran pokok pajak yang lama, namun mengampuni sanksi bunga, sanksi denda, dan sanksi pidana pajaknya. 4. Amnesti yang paling longgar karena mengampuni pokok pajak di masa lalu, termasuk sanksi bunga, sanksi denda, dan sanksi pidananya. Tujuannya adalah untuk menambah jumlah wajib pajak terdaftar, agar ke depan dan seterusnya mulai membayar pajak. 77 Dari pernyataan Mari’e Muhammad tersebut diatas maka pada fasilitas Sunset Policy adalah termasuk kepada pengampunan pajak atau Amnesti yang lebih longgar yaitu amnesti yang tetap mewajibkan pembayaran pokok pajak yang lama, namun mengampuni sanksi bunga, sanksi denda, dan sanksi pidana pajaknya Menurut Bastari ”Sunset Policy adalah suatu pengampunan pajak yang terselubung disguised tax amnesty tidak seperti yang diberikan pemerintah tahun 1964 dan 1984, yang pada tahun tersebut dinyatakan dengan tegas sebagai pengampunan pajak”. 78 Dikatakan demikian karena melalui Sunset Policy, diberikan penghapusan berbagai bentuk beban yang berkaitan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan tax burden yang belum atau kurang dilaksanakan under comply dimasa lalu. Secara umum Sunset Policy adalah penghapusan sanksi administrasi Wajib Pajak yang terbagi atas dua bagian, yaitu Pertama, WP yang dalam tahun 2008 menyampaikan pembetulan SPT penghasilan sebelum tahun pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar, diberikan 77 Mari’e Muhammad, Op.Cit 78 Bastari, Makalah: Sunset Policy: Pengampunan Pajak Terselubung, Sekolah Paska Sarjana, Magister Kenotariatan, Universitas Sumatera Utara, 2008, hal. 1 Universitas Sumatera Utara 59 penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak. Kedua, Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam tahun 2008 mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP secara sukarela dan menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan untuk tahun pajak 2007 dan tahun sebelumnya, diberikan penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang tidak atau kurang dibayar, untuk tahun pajak 2007 dan tahun sebelumnya. Berdasarkan Pasal 37A UU KUP terdapat 2 jenis pengampunan pajak yang diberikan dalam pemberian fasilitas Sunset Policy, yaitu : 1. Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pembetulan SPT Tahunan Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18PMK.032008 tanggal 6 Pebruari 2008. Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pembetulan SPT Tahunan, memiliki syarat dan ketentuan berlaku, yaitu : a. Untuk semua Wajib Pajak Badan maupun Orang Pribadi ; dan b. Yang telah memiliki NPWP ; dan c. Hanya SPT Tahunan sebelum tahun pajak 2007 ; dan d. Mengakibatkan PPh Yang Masih Harus Dibayar menjadi lebih besar; dan e. Kekurangannya harus sudah dilunasi sebelum pembetulan ; dan f. Berlaku sampai dengan 31 Desember 2008; Universitas Sumatera Utara 60 Meskipun jenis pengampunan yang diberikan berupa pengurangan atau penghapusan tetapi berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18PMK.032008 tanggal 6 Februari 2008 disebutkan bahwa sanksi bunga atas pembetulan SPT Tahunan di atas dihapuskan, bukan dikurangkan. Dalam hal syarat-syarat di atas tidak dipenuhi maka berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 2 UU KUP, yaitu bunga sebesar 2 per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 satu bulan. 2. Penghapusan sanksi administrasi atas pajak yang tidak atau kurang dibayar untuk tahun pajak sebelum diperoleh NPWP bagi Wajib Pajak Orang Pribadi. Dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18PMK.032008 tanggal 6 Pebruari 2008. penghapusan sanksi administrasi atas pajak yang tidak atau kurang dibayar untuk tahun pajak sebelum diperoleh NPWP bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, memiliki Syarat dan ketentuan berlaku, yaitu : a. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi b. Yang belum memiliki NPWP c. Secara sukarela mendaftarkan diri memperoleh NPWP dalam tahun 2008 d. Untuk SPT Tahunan sebelum tahun pajak 2008 e. Mengakibatkan adanya PPh Yang Masih Harus Dibayar Universitas Sumatera Utara 61 f. Kekurangannya harus sudah dilunasi sebelum menyampaikan SPT Tahunan g. Berlaku sampai dengan 31 Maret 2009; Dalam hal syarat-syarat di atas tidak dipenuhi maka berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 UU KUP tentang Pemberian, Pengukuhan, dan Penghapusan NPWP. Pasal 37 A UU KUP juga memberikan jaminan “tidak dilakukan pemeriksaan pajak, kecuali : a. Terdapat data atau keterangan yang menyatakan bahwa Surat Pemberitahuan yang disampaikan Wajib Pajak tidak benar , sesuai Pasal 29 UU KUP. b. atau menyatakan lebih bayar, sesuai Pasal 17 UU KUP Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18PMK.032008 tanggal 6 Pebruari 2008 menyebutkan bahwa pemberian penghapusan sanksi administrasi ini dilakukan dengan cara tidak menerbitkan Surat Tagihan Pajak. Sekurangnya, ada prasyarat awal yang perlu dipersiapkan untuk mendukung keberhasilan program pengampunan pajak, yaitu : 1. Perangkat Hukum Sebelum kebijakan Tax Amnesty diimplementasikan, perlu dipersiapkan dasar hukumnya legal base. Tingkatan produk hukum yang melandasi kebijakan Tax Amnesty sangat tergantung pada political will dari pemegang kekuasaan political power di suatu negara. Apabila kebijakan ini berdasarkan produk hukum yang lebih tinggi misalnya: Undang-Undang akan memiliki daya tarik attractive yang lebih bagi Wajib Pajak ketimbang produk hukum yang lebih rendah. 2. Kampanye Tax Amnesty Kampanye Tax Amnesty harus mampu menjelaskan kepada masyarakat Wajib Pajak secara jelas dan konkrit mengenai tujuan dan manfaat program Tax Universitas Sumatera Utara 62 Amnesty . Kampanye ini harus dapat menciptakan image bahwa tax Amnesty ini merupakan kesempatan yang terakhir bagi Wajib Pajak yang ingin menjadi Wajib Pajak patuh. 3. Ada Jaminan Kerahasiaan atas Data yang Diungkapkan Pemerintah harus dapat menjamin bahwa data mengenai harta maupun penghasilan yang diungkapkan oleh Wajib Pajak yang ikut program Tax Amnesty diadministrasikan dengan baik dan terjaga kerahasiaannya. Selain itu, atas data mengenai harta maupun penghasilan yang dilaporkan oleh Wajib Pajak sehubungan dengan program Tax Amnesty tidak mengakibatkan timbulnya tuntutan hukum terhadap Wajib Pajak tersebut. 4. Perbaikan Struktural Paska Tax Amnesty Perbaikan struktural yang harus dilakukan pemerintah paska program Tax Amnesty mencakup kebijakan ekonomi yang secara langsung maupun tidak berpengaruh terhadap usaha Wajib Pajak, sistem perpajakan dan efektivitas monitoring terhadap kepatuhan Wajib Pajak serta penerapan law enforcement . 79 Menurut Chandra Budi, keberhasilan pelaksanaan fasilitas Sunset Policy dapat diukur. Yaitu dengan ukuran keberhasilan ditentukan terlebih dahulu. ”Kalau ukuran keberhasilannya adalah memberikan pembelajaran kepada Wajib Pajak tax awareness and tax education , mungkin akan tercapai. Tapi, kalau ukuran keberhasilannya adalah tambahan penerimaan negara tax revenue, mungkin akan kurang sukses”. 80 79 John Hutagaol, “Sekilas Tentang Tax Amnesty”, Indonesia Tax Review 80 Chandra Budi, Op. Cit Universitas Sumatera Utara 63

BAB III MANFAAT YANG DIPEROLEH WAJIB PAJAK SETELAH