BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus DM adalah suatu sindroma kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak akibat ketidakcukupan sekresi
insulin atau resistensi insulin pada jaringan Dorland, 2002. Menurut American Diabetic Association terdapat beberapa pembagian diabetes yaitu DM tipe 1, DM
tipe 2, DM tipe lain, dan DM kehamilan dengan mekanisme kejadian diabetes yang berbeda. DM tipe 1 juga disebut insulin dependent diabetes melitus atau
IDDM disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas, yang dapat berasal dari reaksi autoimun, infeksi virus, dan mungkin faktor genetik Schteingart, 2006.
Sedangkan DM tipe 2 juga disebut non insulin dependent diabetes melitus atau NIDDM disebabkan oleh resistensi reseptor insulin di sel target insulin yang
menyebabkan hormon insulin tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal Kahn, 2005. Kedua mekanisme ini menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke
dalam sel terutama pada organ yang menggunakan insulin untuk glukosa transporternya hati dan otot yang menyebabkan peninggian kadar gula darah.
2. 2 Epidemiologi Diabetes Melitus
Transisi epidemiologi telah terjadi di Indonesia, hal ini terlihat dari data SKRT Survei Kesehatan Rumah Tangga dari tahun 1986, 1997, dan tahun 2001
yang menunjukkan pergeseran penyebab kematian dari penyakit menular akutinfeksi ke penyakit menahun dan degeneratif Handayani, 2007. Di antara
penyakit degeneratif, Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit degeneratif yang tidak menular, yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Diabetes
Melitus sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health Organization WHO membuat perkiraan bahwa
Universitas Sumatera Utara
pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah
itu akan membengkak menjadi 300 juta orang. Sedangkan di Indonesia, dengan
prevalensi 8,6 dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4
juta penderita Suyono, 2006. Dari jenis Diabetes Melitus, kasus yang terbanyak
adalah Diabetes Melitus tipe 2 yang meliputi 90 dari populasi DM di Indonesia Handayani, 2007.
Diakui bahwa perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah banyak menyelamatkan nyawa manusia. Penyakit-penyakit yang selama ini tidak
terdiagnosis dan terobati sekarang sudah banyak yang teratasi. Tetapi untuk memperbaiki taraf kesehatan secara global, tidak dapat mengandalkan hanya pada
tindakan kuratif, karena penyakit-penyakit seperti Diabetes Melitus sebagian besar komplikasinya dapat dicegah dengan tetap berperilaku pola hidup yang sehat
aktivitas fisik yang teratur dan diet makanan dan menjauhi pola hidup berisiko Suyono, 2006.
Dari kasus yang terdeteksi cukup tinggi, ternyata hanya 13 penderita DM yang melakukan aktivitas fisik secara teratur Handayani, 2007. Padahal aktivitas
fisik yang teratur merupakan hal pokok yang harus dilakukan penderita DM. Kebiasaan melakukan aktivitas fisik sangat penting dalam menjaga kesehatan
tubuh penderita DM karena dapat meningkatkan kesehatan psikologis dan mencegah kematian prematur Buse,2008.
2.3 Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2