Kerangka Konsep Definisi Operasional

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep pengetahuan dan tindakan penderita Diabetes Melitus tipe 2 terhadap pentingnya aktivitas fisik akan diuraikan sebagai berikut : Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

• Pengetahuan : merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Cara ukur : wawancara Alat ukur : kuesioner Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kategori menurut Pratomo, yaitu : 1. Tingkat pengetahuan “Baik” apabila responden dapat menjawab dengan benar lebih dari 70 jumlah seluruh pertanyaan yang diberikan. Terhadap Pentingnya Aktivitas Fisik pada Penderita DM tipe 2 Pengetahuan Tindakan Universitas Sumatera Utara 2. Tingkat pengetahuan “Cukup” apabila responden dapat menjawab dengan benar 40-70 dari jumlah seluruh pertanyaan yang diberikan. 3. Tingkat pengetahuan “Kurang” apabila responden hanya dapat menjawab kurang dari 40 dari jumlah seluruh pertanyaan yang diberikan. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 14 pertanyaan dengan memilih jawaban yang benar. Skor tertinggi setiap pertanyaan adalah 1 dan skor terendah adalah 0, sehingga skor tertinggi dari semua pertanyaan adalah 14 dan skor yang terendah adalah 0. Oleh sebab itu, skor dari setiap tingkat pengetahuan adalah sebagai berikut : a. baik, apabila skor jawaban responden 10 b. cukup, apabila skor jawaban responden 6-10 c. kurang, apabila skor jawaban responden 6 Skala pengukuran : ordinal • Tindakan merupakan praktik atau perbuatan yang dilakukan secara nyata. Cara ukur : wawancara Alat ukur : kuesioner GPAQ Global Physical Activity Quetionnaire. Kuesioner GPAQ merupakan kuesioner terstruktur yang didisain untuk diisi sendiri atau ditanyakan melalui wawancara. Semua pengukuran dari kuesioner GPAQ dikumpulkan dalam kategori yang terpisah. Pengukuran dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama, yaitu aktivitas fisik yang berhubungan dengan pekerjaan aktivitas yang berat. Bagian kedua, yaitu aktivitas fisik di luar pekerjaan aktivitas yang sedang. Bagian ketiga, yaitu aktivitas fisik yang berhubungan dengan perjalanan. Untuk perhitungan indikator kategori, digunakan kriteria total waktu yang dihabiskan dalam melakukan aktivitas fisik selama 1 minggu. Tiga tingkat aktivitas fisik yang disarankan untuk mengklasifikasikan populasi tinggi, sedang, dan rendah adalah melalui kriteria-kriteria berikut: Universitas Sumatera Utara  Tinggi Seseorang yang memiliki salah satu kriteria berikut ini sudah diklasifikasikan dalam kategori tinggi, yaitu : - melakukan aktivitas yang berat minimal 3 hari dengan intensitas minimal 1500 MET-menitminggu, atau - melakukan kombinasi aktivitas fisik yang berat, sedang, dan berjalan dalam 7 hari dengan intensitas minimal 3000 MET- menitminggu  Sedang Seseorang yang tidak memenuhi kriteria untuk tingkat tinggi dan memiliki salah satu kriteria yang diklasifikasikan sebagai berikut : - intensitas aktivitas kuat minimal 20 menithari selama 3 hari atau lebih, atau - melakukan aktivitas sedang selama 5 hari atau lebih atau berjalan paling sedikit 30 menithari, atau - melakukan kombinasi aktivitas fisik yang berat, sedang, dan berjalan dalam 5 hari atau lebih dengan intensitas minimal 600 MET-menitminggu  Rendah Orang yang tidak memenuhi salah satu dari semua kriteria yang telah disebutkan dalam kategori kuat maupun kategori sedang. Skala pengukuran : ordinal • Dalam penelitian ini dipilih Diabetes Melitus tipe 2 karena populasinya terbanyak dari jenis Diabetes Melitus, yaitu 90 dari populasi Handayani, 2007. • Penderita Diabetes Melitus tipe 2 adalah orang yang sudah didiagnosa DM tipe 2 selama ini oleh dokter. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN