RC Titik Impas BEP

Tabel 12 menunjukkan rata-rata pendapatan usahatani per petani dan per Ha. Pendapatan rata-rata usahatani kacang kapri per petani adalah sebesar Rp 3.729.359,20 sedangkan pendapatan rata-rata usahatani kacang kapri per Ha adalah sebesar Rp 14.337.682,36

d. RC

Analisis kelayakan usahatani sangat perlu dilakukan dalam setiap usahatani yang akan dijalankan maupun yang sedang dijalankan. Salah satu analisis yang dilakukan adalah analisis RC. Analisis RC adalah analisis yang membandingkan nilai penerimaan revenue usahatani kacang kapri dengan total biaya produksi cost yang dikorbankan. Untuk mengetahui nilai RC dari usahatani kacang kapri di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Analisis Rata-rata RC Usahatani Kacang Kapri di Daerah Penelitian Keterangan Penerimaan Rp Total Biaya Rp Nilai RC Per Petani 10051613.64 6322254.43 1,59 Per Ha 38962944.26 24625261.90 1,59 Sumber : Analisis data primer, Lampiran 13a dan 13b Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata RC per petani dan per Ha adalah sebesar 1,59 selama satu musim tanam. Nilai RC per petani dan per Ha dari usahatani kacang kapri adalah sama. Hal ini disebabkan karena pertambahan penerimaan R rata-rata dari per petani ke per Ha yaitu dari Rp10.051.613,64 menjadi Rp 38.962.944,26, seimbang dengan pertambahan total biaya produksi rata-rata dari per petani menjadi per Ha yaitu dari Rp 6.322.254,43 menjadi Rp 24,625,261,90. Nilai RC sebesar 1,59 menunjukkan arti bahwa dari Universitas Sumatera Utara Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1,59. Maka akan diperoleh pendapatan sebesar Rp 0,59. Nilai RC yang lebih besar dari 1,1 berarti usahatani kacang kapri di daerah penelitian layak untuk dikembangkan. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa usahatani kacang kapri layak untuk dilakukan dapat diterima.

5.2. Titik Impas BEP

Titik impas BEP merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan. Dengan demikian, pada saat itu usaha mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan dan juga harga jual agar suatu perusahaan tidak rugi. Untuk menentukan harga jual minimum untuk mencapai titik impas digunakan BEP harga. BEP harga adalah harga jual minimal yang harus diterima petani agar petani tidak mengalami kerugian. BEP harga merupakan perbandingan antara total biaya dengan produksi. Sedangkan untuk menentukan batas minimum volume produksi yang harus dicapai untuk mencapai titik impas digunakan rumus BEP produksi. BEP produksi dapat dicari dengan membandingkan total biaya produksi dengan harga jual produk tersebut. Hasil dari perhitungan BEP harga dan BEP jumlah usahatani kacang kapri di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 14 berikut : Tabel 14. Rata-rata BEP Harga dan BEP Jumlah di Daerah Penelitian Keterangan Total biaya Rata-rata Rp Produksi Rata-rata Kg Harga Jual Rata-rata RpKg BEP Harga Rp BEP Jumlah Kg Per Petani 6322254.43 1061.55 9818.18 6241.55 669.52 Universitas Sumatera Utara Per Ha 24625261.90 3972.57 9818.18 6241.55 2515.06 Sumber : Anaisis data primer, Lampiran 14a dan 14b Dari tabel 15 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata BEP harga per petani dan per Ha selama satu musim tanam adalah sebesar Rp 6241.55 Kg. Sedangkan harga jual rata-rata kacang kapri di daerah penelitian adalah Rp 9.818,18Kg. Dari keterangan tersebut dapat dilihat bahwa harga penjualan petani di daerah penelitian telah melewati titik impas BEP harga kacang kapri. Dari perhitungan, BEP jumlah kacang kapri per petani selama satu musim tanam adalah sebanyak 669.52 Kg dan BEP jumlah per Ha adalah sebesar 2515.06 Kg. Sedangkan rata-rata produksi kacang kapri per petani selama satu musim tanam di daerah penelitian adalah sebesar 1.061,55 Kg dan per Ha adalah sebesar 3.972,57 Kg Jadi produksi kacang kapri di daerah peneliian telah melebihi jumlah produksi untuk mencapai titik impas.

5.3. Hubungan RC per Ha Dengan Luas Tanam Kacang Kapri