Per Ha 24625261.90
3972.57 9818.18
6241.55 2515.06
Sumber : Anaisis data primer, Lampiran 14a dan 14b Dari tabel 15 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata BEP harga per petani dan per
Ha selama satu musim tanam adalah sebesar Rp 6241.55 Kg. Sedangkan harga jual rata-rata kacang kapri di daerah penelitian adalah Rp 9.818,18Kg. Dari
keterangan tersebut dapat dilihat bahwa harga penjualan petani di daerah penelitian telah melewati titik impas BEP harga kacang kapri.
Dari perhitungan, BEP jumlah kacang kapri per petani selama satu musim tanam adalah sebanyak 669.52 Kg dan BEP jumlah per Ha adalah sebesar 2515.06
Kg. Sedangkan rata-rata produksi kacang kapri per petani selama satu musim tanam di daerah penelitian adalah sebesar 1.061,55 Kg dan per Ha adalah sebesar
3.972,57 Kg Jadi produksi kacang kapri di daerah peneliian telah melebihi jumlah produksi untuk mencapai titik impas.
5.3. Hubungan RC per Ha Dengan Luas Tanam Kacang Kapri
Luas tanam kacang kapri rata-rata yang diusahakan oleh petani di daerah penelitian adalah 0,27 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan yang
digunakan petani masih sangat minim. Sedangkan nilai rata-rata RC per Ha di daerah penelitian adalah 1,59.
Hubungan antara RC per Ha dengan luas tanam kacang kapri dapat diketahui dengan menggunakan korelasi sederhana. Berdasarkan hasil analisis
korelasi pada lampiran 15 tampak bahwa korelasi antara RC per Ha dengan luas lahan petani di daerah penelitian menghasilkan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,0967 dengan nilai t
hitung
sebesar 0,4344 dan t
tabel 0,05
adalah 1,725. Maka t
hitung
≤ t
tabel
, yang menyatakan bahwa H diterima dan H
1
ditolak. Ini
Universitas Sumatera Utara
berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara RC per Ha dengan luas tanam kacang kapri petani di daerah penelitian ditolak. Untuk lebih
jelas mengenai hubungan RC per Ha dengan luas lahan petani kacang kapri dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 3. Grafik Hubungan RC per Ha Dengan Luas Lahan
Korelasi antara RC per Ha dengan luas lahan petani kacang kapri adalah tidak nyata. Hal ini terjadi karena perbedaan produktivitas dan harga jual produk
dari usahatani yang dijalankan petani di daerah penelitian. Petani yang usahataninya memiliki produktivitas yang tinggi dan harga jual yang tinggi akan
memperoleh penerimaan yang tinggi sehingga nilai RC nya lebih tinggi. Selain itu, range luas lahan untuk usahatani kacang kapri yang diteliti termasuk sempit
yaitu antara 0,10Ha-0,50Ha.
Universitas Sumatera Utara
Nilai RC per Ha ditentukan oleh besarnya nilai penerimaan R per Ha dan besarnya biaya C per Ha. Grafik hubungan penerimaan per Ha dengan luas
lahan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Grafik Hubungan Penerimaan per Ha Dengan Luas Lahan
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa secara rata-rata terjadi penurunan jumlah penerimaan per Ha dari usahatani kacang kapri sejalan dengan
bertambahnya luas lahan petani. Penurunan jumlah penerimaan per Ha ini disebabkan karena penurunan harga jual kacang kapri lihat lampiran 11.
Penurunan jumlah penerimaan per Ha ini seharusnya akan berpengaruh terhadap nilai RC per Ha usahatani kacang kapri.
Sementara itu, hubungan biaya produksi C per Ha dengan luas lahan petani dapat dilihat pada gambar 5 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.Grafik Hubungan Biaya Produksi per Ha Dengan Luas Lahan
Berdasarkan gambar 5, dapat dilihat bahwa secara rata-rata besarnya biaya produksi per Ha mengalami penurunan sejalan dengan bertambahnya luas lahan
petani kacang kapri. Penurunan biaya produksi per Ha ini seharusnya berpengaruh terhadap nilai RC per Ha. Namun penurunan biaya produksi per Ha karena
semakin luasnya lahan petani dalam usahatani kacang kapri di daerah penelitian diimbangingi dengan penurunan penerimaan per Ha sejalan dengan semakin
luasnya lahan petani sehingga menyebabkan nilai RC per Ha tidak secara nyata berhubungan dengan luas lahan petani karena semakin luas lahan usahatani
kacang kapri di daerah penelitian tidak berpengaruh nyata terhadap kenaikan
ataupun penurunan nilai RC per Ha.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan