BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. 1. Metode Penentuan Lokasi
Daerah penelitian ditentukan secara Purposive Sampling yaitu penentuan dengan secara sengaja di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah,
Kabupaten Karo sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa desa tersebut memiliki produktivitas tertinggi di Kabupaten Karo tetapi dengan luas
tanam yang relatif rendah. Luas tanam untuk usahatani kacang kapri per desa di Kecamatan Tiga
Panah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Luas Lahan Usahatani Kacang Kapri Kecamatan Tiga Panah Per
Desa Tahun 2009
No Desa
Luas Tanam Ha
1. Ajijulu
5 2.
Ajibuhara 2
3. Ajijahe
1 4.
Bertah 2
5. Lepar Samura
1 6.
Seberaya 1
7. Suka
6
Total 18
Sumber : Kantor Camat Tiga Panah 2010
Universitas Sumatera Utara
3. 2. Metode Penentuan Sampel
Menurut Mangkuatmodjo 1997, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atassubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan usahatani kacang kapri. Metode penentuan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode
sensus . Menurut Mangkuatmodjo 1997, metode sensus adalah suatu metode pengumpulan data secara menyeluruh dengan tujuan memperoleh informasi yang
lengkap. Dalam metode sensus, informasi yang ditarik berasal dari seluruh anggota populasi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PPL Desa Suka, ada
sebanyak 22 petani yang mengusahakan kacang kapri. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan kacang kapri yaitu sebanyak 22 orang.
3. 3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari primer dan data sekunder. Data primer diporoleh dengan wawancara dengan para petani kacang
kapri dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahalu. Data primer mencakup luas lahan, biaya operasional,
jenis dan jumlah input bibit, pupuk, pestisida, peralatan, dan tenaga kerja,dan jumlah produksi. Data sekunder diporoleh dari instansi-instansi yang terkait
dengan penelitian ini seperti Biro Pusat Stastik Sumatera Utara, Pemerintah kabupaten Karo, serta literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.
Data sekunder mencakup data luas lahan, produksi dan produktifitas kacang kapri
Universitas Sumatera Utara
di Kabupaten Karo tahun 2005 – 2008, data produksi kacang kapri per kecamatan di Kabupaten Karo tahun 2008, data luas lahan usahatani kacang kapri di
Kecamatan Tiga Panah tahun 2009, distribusi penggunaan tanah Desa Suka tahun 2009, dan distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun
2009.
3. 4. Metode Analasis Data
Data yang sudah diperoleh ditabulasi menurut spesifikasinya masing- masing. Analisa yang dilakukan ada dua yaitu analisa per petani dan analisa per
Ha. Analisa per petani bertujuan untuk melihat kondisi usahatani yang sebenarnya pada petani kacang kapri di daerah penelitian. Sedangkan analisa per Ha bertujuan
untuk melihat kondisi usahatani kacang kapri di daerah penelitian berdasarkan skala usaha yaitu dalam 1 Ha. Maka dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai
berikut : 1.
Dihitung total biaya produksi TC per petani dengan menjumlahkan seluruh komponen biaya selama satu musim tanam. Sedangkan biaya
produksi per Ha dihitung dengan rumus : TC per Ha =
x TC petani
Untuk biaya pestisida, petani tidak memiliki catatan yang lengkap mengenai jenis dan harga insektisida dan fungisida yang digunakan untuk
usahatani kacang kapri. Oleh karena itu harga pestisida yang digunakan dianggap sama untuk semua petani, yaitu untuk insektisida seharga Rp
80.000botol dan fungisida seharga Rp 90.000Kg. Luas Lahan Petani Ha
1 Ha
Universitas Sumatera Utara
2. Dihitung jumlah produksi kacang kapri selama satu musim tanam.
Pemanenan kacang kapri pertama kali dilakukan pada umur 60 hari setelah tanam. Pemanenan berikutnya dilakukan setiap 4 hari sampai tanaman
berumur 90 hari. Jadi dalam satu musim tanam pemanenan dilakukan sebanyak 8 kali. Jumlah produksi kacang kapri per petani dihitung dengan
menjumlahkan produksi mulai dari panen I sampai panen VIII. Sementara untuk menghitung jumlah produksi per Ha adalah dengan rumus :
Produksi per Ha = x Produksi petani
3. Dihitung penerimaan revenue per petani dan per Ha yaitu dengan
mengalikan jumlah produksi kacang kapri dengan harga jual. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
TR = Y . Py
Dimana : TR
= Total penerimaan Rp Py
= Harga jual Rp Y
= Produksi yang diperoleh unit 4. Dihitung pendapatan per petani dan per Ha yaitu dengan mengurangkan
penerimaan dengan biaya produksi.
Pd = TR – TC
Dimana : Pd
= Pendapatan usahatani Rp TC
= Biaya total Rp Luas Lahan Petani Ha
1 Ha
Universitas Sumatera Utara
Setelah dilakukan perhitungan-perhitungan tersebut maka dilakukan pengujian hipótesis sebagai berikut :
Untuk Hipotesis 1, yaitu mengenai kelayakan usahatani kacang kapri digunakan
analisis RC. Pemilihan analisis ini berdasarkan periode usahatani kacang kapri di daerah penelitian yaitu kurang dari satu tahun sekitar 3 bulan. Dengan kata lain,
usahatani kacang kapri ini bersifat musiman, sehingga digunakan analisis RC dengan rumus:
RC =
TC TR
Keterangan : RC
= Return Cost Ratio TR
= Total Revenue total penerimaan TC
= Total cost biaya total Dengan kriteria uji:
RC =1, Usahatani kapri berada pada titik impas RC 1, usahatani kacang kapri tidak layak
RC 1, usahatani kapri layak Soekartawi,1995
Namun secara praktis nilai RC ini perlu dikaji lebih khusus, sebagai contoh seorang petani kacang kapri mempunyai R = Rp.10.000.000 dan C = Rp.
9.500.000 dalam satu periode tanam, maka diperoleh RC = 1,05. Secara teoritis petani kacang kapri tersebut berada dalam posisi menguntungkan, namun apalah
arti Rp 500.000 dengan pengorbanan Rp 9.500.000 dalam waktu sekitar 3 bulan? Oleh karena itu perlu dimodifikasi, misalnya bila nilai RC 1 ditambah 10 atau
Universitas Sumatera Utara
nilai RC 1,1 disebut dalam posisi menguntungkan. Demikian juga dalam menentukan posisi merugikan, sebaiknya ditulis bila RC 1,1.
Untuk menentukan BEP harga dan BEP jumlah digunakan analisis Break Event Point BEP yang dihitung dengan rumus :
BEP Harga =
Dari perhitungan terebut akan diperoleh titik impas BEP harga jual RpKg. BEP harga adalah harga jual minimal yang harus diterima petani agar petani tidak
mengalami kerugian. BEP harga merupakan perbandingan antara total biaya dengan produksi. Sedangkan BEP jumlah adalah jumlah produksi minimal yang
harus diperoleh petani untuk mencapai titik impas, dimana BEP jumlah merupakan perbandingan antara total biaya dengan harga jual.
BEP Jumlah =
Kriteria penilaian BEP : Apabila penjualan atau produksi melebihi penjualan atau produksi pada saat
mencapai titik impas, maka usaha tersebut telah mendatangkan keuntungan sehingga layak untuk diusahakan Soekartawi,1995.
Untuk peralatan yang tidak habis pakai dalam produksi dihitung sebagai biaya penyusutan yang dihitung dengan metode linier sebagai berikut :
Total Biaya Produksi
Total Biaya Harga Jual
Nilai awal – Nilai akhir
Universitas Sumatera Utara
Nilai Penyusutan =
Suratiyah, 2006 .
Hipotesis 2, menggunakan uji korelasi sederhana dengan rumus :
r =
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
− }
}{ {
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
Bila th =
2
1 2
r n
r −
−
tα 5,maka tolak H ,terima H
1
Bila th =
2
1 2
r n
r −
−
≤ tα 5, maka terima H , tolak H
1
Keterangan : n = Jumlah sampel
X = Nilai RC per Ha Y = Luas lahan
H = Tidak ada hubungan antara RC per Ha dengan luas tanaman petani
H
1
= Ada hubungan antara RC per Ha dengan luas tanaman petani
3. 5. Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional.
• Sampel adalah petani yang mengusahakan tanaman kacang kapri
secara monokultur.
• Biaya produksi dihitung dengan metode opportunity cost, yaitu
biaya-biaya yang sebenarnya tidak dikeluarkan oleh petani seperti Umur ekonomis
Universitas Sumatera Utara
biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK tetap dimasukkan
dalam perhitungan biaya produksi.
• Produksi yang dihasilkan adalah kacang kapri dalam bentuk polong
muda. •
Waktu penelitian adalah tahun 2009
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN