Definisi Operasional Prosedur Penelitian

3.6 Definisi Operasional

a.Keilitis angularis Suatu kondisi lesi inflamasi pada komisura bibir, dapat terjadi pada satu sisi unilateral maupun kedua sisinya bilateral berupa retakan, robekan atau fisur yang dalam dan terasa sakit. b.Candida albicans Jamur penyebab keilitis angularis yang membentuk koloni pseudomembrane yang berwarna putih pada sudut mulut. 15 c. Staphylococcus aureus Bakteri penyebab keilitis angularis yang menyebabkan pengelupasan yang berwarna kuning pada sudut mulut. 15 d.Faktor mekanikal Kehilangan vertikel dimensi pada sudut mulut akibat pemakaian gigi tiruan yang tidak pas atau kehilangan gigi hingga dapat menimbulkan keilitis angularis. e.Defisiensi nutrisi Gizi yang tidak memadai pada penderita keilitis angularis untuk memenuhi tuntutan tubuh dapat disebabkan karena kurang asupan, gangguan pencernaan dan penyerapan, atau makin banyaknya ekresi, dimana dapat diketahui dengan menggunakan BMI dan kusioner. f.Defisiensi imun Gangguan kemampuan sistem pertahanan tubuh pada penderita keilitis angularis untuk memerangi infeksi oleh bakteri, virus dan jamur. Contoh penyakit Diabetis Mellitus dan AIDS. Dapat diketahui dengan menggunakan kusioner. Universitas Sumatera Utara

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

3.7.1 Alat-alat

3.7.1.1 Alat yang digunakan untuk pemeriksaan rongga mulut adalah kaca

mulut, masker dan sarung tangan.

3.7.1.2 Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah kapas lidi

steril, pinset dan tabung reaksi.

3.7.1.3 Alat yang digunakan untuk pengkulturan adalah lampu spiritus,

inkubator dan mikroskop.

3.7.2 Bahan-bahan

3.7.2.1 Bahan yang digunakan untuk pengambilan data pasien adalah lembar

kuesioner.

3.7.2.2 Bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel ialah larutan garam

NaCl fisiologis.

3.7.2.3 Bahan yang digunakan untuk pengkulturan adalah media Sabouraud’s

Agar untuk mengidentifikasi spesies kandida, media Corn Meal untuk mengetahui spesies kandida patogen atau tidak, media Blood agar untuk mengidentifikasi spesies stafilokokus dan media MSA untuk mengetahui spesies stafilokokus patogen atau tidak. Universitas Sumatera Utara

3.8 Prosedur Penelitian

a Pemilihan sampel 1. Pemilihan sampel dimulai dengan memerhatikan keadaan pasien menderita keilitis angularis atau tidak. Apabila pasien menderita keilitis angularis maka dapat dijadikan sebagai sampel. 2. Setelah itu, pasien diberikan informed consent supaya mendapat izin dari pasien untuk dijadikan subjek penelitian. 3. Pengambilan data dapat dilakukan pada pasien yang menderita keilitis angularis dan telah setuju untuk dijadikan subjek penelitian melalui kuesioner yang diberikan kepada pasien. Data yang dicatat termasuk nama, usia, jenis kelamin, alamat, adanya pemakaian gigi tiruan atau tidak, ada mengalami penyakit sistemik atau tidak dan sebagainya. b Pengumpulan data 1. Pasien diminta untuk duduk di dental chair dan peneliti dapat meminta pasien duduk dengan tenang. Diperhatikan keadaan lesi pada sudut mulut dan sekitar bibir dan diperhatikan juga keadaan rongga mulut pasien. 2. Untuk mengetahui faktor mekanikal, peneliti dapat mengobservasi sendiri keadaan rongga mulut pasien dan apakah pemakaian gigi tiruan pas atau tidak. Disamping itu, pasien diwawancarai sesuai kuesioner. 3. Untuk mengetahui mengenai defisiensi nutrisi, dapat dilakukan dengan mewawancarai pasien dengan kusioner yang telah memenuhi standar yang ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 4. Untuk mengetahui mengenai defisiensi imun, pasien diwawancarai mengenai keadaan kesehatan masa lalu dan sekarang. Gambar 5: Pengambilan data dengan kuesioner 5. Bagi mengukur faktor agen infeksi yakni Candida albicans dan Staphylococcus aureus, peneliti melihat sudut mulut pasien bila mempunyai koloni pseudomembrane yang berwarna putih atau pengelupasan yang berwarna kuning, barulah diambil spesimen dari sudut mulut pasien yang terkena lesi keilitis angularis dengan menggunakan kapas lidi yang steril. Kapas lidi tersebut direndam ke dalam tabung uji yang berisi larutan garam NaCl fisiologis lalu dihantar ke laboratorium mikrobiologi FK USU untuk tujuan pengkulturan. Gambar 6: Sampel lesi keilitis angularis direndam dalam larutan NaCl Universitas Sumatera Utara c Pemeriksaan Candida albicans 1. Di laboratorium, bakteri langsung ditanam ke dalam media Sabouraud’s agar dan digores secara zig-zag dengan menggunakan kapas lidi. Kemudian diinkubasi selama 3 x 24 jam untuk melihat pertumbuhan mikroorganisma. Koloni yang tumbuh pada media Sabouraud’s agar diamati bentuk makroskopisnya. Identifikasi kandida ditemukan jika koloni berwarna putih kekuningan, koloni halus dan kelihatan seperti pasta, serta mempunyai bau ragi. Gambar 7: Hasil kultur pada media Sabouraud’s Agar 2. Kemudian koloni yang tumbuh dikultur kembali ke media Corn meal slide cultur untuk memastikan spesies kandida selama 24 jam, lalu diperiksa di bawah mikroskop. Jika dijumpai pseudohifa dan klamidospora maka diidentifikasikan sebagai Candida albicans. Universitas Sumatera Utara d Pemeriksaan Staphylococcus aureus 1.Di laboratorium, bakteri ditanam ke dalam Blood agar dan digores secara zig zag dengan menggunakan kapas lidi yang dicelup di dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl fisiologis. Kemudian dilakukan pengkulturan didalam inkubator dengan temperatur 37ºC selama 18-24 jam. 2. Setelah bakteri tumbuh, koloni diidentifikasi sebagai Staphylococcus aureus diwarnai dengan metode pewarnaan gram dan dilihat secara mikroskopis koloni Staphylococcus aureus berbentuk kokus dan susunan seperti buah anggur. Koloni yang diidentifikasi sebagai Staphylococcus sp. ditanam ke dalam Mannitol Salt Agar untuk memastikan adanya Staphylococcus aureus. Kemudian dilakukan pengkulturan didalam inkubator dengan temperatur 37ºC selama 18-24 jam. Apabila koloni bakteri memang Staphylococcus aureus, warna media Mannitol Salt Agar akan berubah dari merah jambu menjadi kuning. Gambar 8: Hasil kultur pada media MSA Universitas Sumatera Utara

3.8 Alur Penelitian