Staphylococcus aureus TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Staphylococcus aureus

Stapyhloccus aureus Greek staphyle = seikat anggur, Latin coccus=bakteria berbentuk sfera, aureus = emas, atau staph emas disebut ‘staff’, merupakan Staphylococcus spp. yang umum menyebabkan infeksi pada manusia. 33 Staphylococcus aureus berkolonisasi pada nares anterior, tetapi dapat juga ditemui pada bagian tubuh yang lain termasuk kulit, rongga mulut dan saluran pencernaan. 35 2.3.1 Morfologi dan Identifikasi Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus merupakan bakteri kokus gram positif dengan diameter kira-kira 1µ m. Kokus ini terutama tersusun berkelompok seperti anggur, tetapi ada juga yang berbentuk sel-sel tunggal atau berpasangan terutama ketika diperiksa dari spesimen patologis. Bakteri ini tidak berspora, non motile dan biasanya tidak berkapsul. 32 Gambar 4: Pewarnaan gram Staphylococcus aureus menunjukkan karakteristik kokus gram positif 36 Spesimen yang ditanam pada lempeng agar darah menunjukkan koloni yang khas dalam waktu 18 jam pada suhu 37ºC. Hemolisis dan produksi pigmen terjadi Universitas Sumatera Utara beberapa hari kemudian secara optimal pada suhu kamar. 27 Pada lempeng agar darah karakteristik Staphylococcus aureus ditandai dengan koloni yang opaque, lembut dengan pigmentasi kuning. 32 Manitol Salt Agar merupakan media selektif dan deferensial untuk menemukan Staphylococus spp. patogen dari kultur campuran. 30 Media ini mengandung komponen nutrisi seperti:beef extract dan peptone, sodium klorida, manitol, phenol red dan agar. Kadar sodium klorida yang tinggi akan menghambat bakteri lain. Staphylococcus aureus tumbuh dengan baik pada media tersebut dan menghasilkan koloni berwarna kuning. Bakteri ini juga mampu memfermentasi manitol sehingga merubah warna media menjadi kuning disekitar koloni. 30 Staphylococcus aureus merupakan bentuk koagulase positif, hal ini membedakannya dari spesies yang lain. Tes koagulase digunakan dengan plasma kelinci atau manusia yang telah diberi sitrat dan diencerkan 1:5 dicampur dengan biakan kaldu yang sama banyaknya dan kemudian dieramkan pada 37ºC. Sebagai kontrol, dalam satu tabung dicampurkan plasma dan kaldu steril, kemudian dieramkan. Jika terjadi pembekuan dalam 1-4 jam, tes ini positif. 27 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Penelitian survei deskriptif disini adalah penelitian yang bertujuan melakukan pengumpulan data mengenai faktor-faktor penyebab yang ditemukan pada pasien keilitis angularis. Hasil penelitian ini akan memberikan data faktor penyebab apakah yang paling sering terjadi pada pasien keilitis angularis. Pendekatan cross-sectional dimaksud yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel satu kali yaitu pada saat pemeriksaan rongga mulut.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Gigi Mulut Pendidikan RS GMP USU, Medan karena populasi pasien yang menerima perawatan penyakit keilitis angularis di RS GMP USU cukup banyak yaitu di Departemen Penyakit Mulut menurut data sekunder sebanyak 120 orang dalam 1 tahun yaitu dari Januari 2009 sehingga Januari 2010. Waktu penelitian direncanakan dari bulan April 2010 sehingga seluruh sampel selesai diperiksa di laboratorium mikrobiologi FK USU. Universitas Sumatera Utara