BAB III METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Adapun variabel yang terlibat pada penelitian ini antara lain: Variabel Bebas
: Gaya Kepemimpinan Tansaksional Variabel Tergantung : Motivasi Kerja
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 1.
Motivasi Kerja
Motivasi kerja merupakan suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan sukarela, kerja keras,
antusiasme, tekun, serta mampu menentukan bagaimana arah, durasi, dan intensitas dalam bekerja sehingga tercapainya suatu tujuan tertentu.
Motivasi kerja diukur melalui skala yang disusun berdasarkan teori dua faktor Herzberg dalam Newstrom dan Davis, 1993, yaitu :
a. Faktor Hygiene, meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan,
gaji, hubungan dengan atasan, dan kondisi kerja secara fisik. b. Faktor motivasional, meliputi prestas, penghargaan, tanggung jawab, dan
promosi. Motivasi kerja dapat dilihat dari skor yang diperoleh individu dari skala. Jika
semakin tinggi skor motivasi kerja maka karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Demikian sebaliknya, jika semakin rendah skor motivasi kerja maka karyawan
memiliki motivasi kerja yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
2. Gaya Kepemimpinan Transaksional
Gaya kepemimpinan Transaksional didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran yang bernilai ekonomis yang menyebabkan
karyawan mendapatkan imbalan dari hasil kerja, serta membantu bawahannya mengidentifikasikan apa yang harus dilakukan untuk memenuhi hasil yang
diharapkan dan membantu bawahannya dalam mengidentifikasi yang harus dilakukan pemimpin membawa bawahannya kepada kesadaran tentang konsep diri serta harga
diri dari bawahannya tersebut. Gaya kepemimpinan transaksional diukur dengan menggunakan skala yang
mengacu pada skala MLQ yang telah dikembangkan oleh Bass dan Avolio dalam Lieven et al, 1997 yang terdiri dari tiga faktor-faktor pembentuk gaya kepemimpinan
transaksional, yaitu : a. Imbalan Kontingen Contingent Reward
b. Manajemen eksepsi aktif active management by exception. c. Manajemen eksepsi pasif passive management by exception.
Gaya kepemimpinan dapat dilihat dari skor nilai yang diperoleh individu dari skala tersebut. Jika skor gaya kepemimpinan transaksional tinggi, maka persepsi
terhadap pemimipin semakin psotif. Demikian sebaliknya, jika skor gaya kepemimpinan transaksional semakin rendah, maka persepsi terhadap pemimipin
semakin negatif.
C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Ma sa la h p o p ula si d a n sa m p e l ya ng d ip a ka i d a la m p e ne litia n m e rup a ka n sa la h sa tu fa kto r p e nting ya ng ha rus d ip e rha tika n. Po p ula si a d a la h o b je k, g e ja la
a ta u ke ja d ia n ya ng d ise lid iki te rd iri d a ri se m ua ind ivid u untuk sia p a ke nya ta a n-
Universitas Sumatera Utara
ke nya ta a n ya ng d ip e ro le h d a ri sa m p e l p e ne litia n itu a ka n d ig e ne ra lisa sika n Ha d i,
2002.
Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah karyawan pelaksana di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero. Mengingat keterbatasan peneliti untuk
menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, atau yang dikenal
dengan nama sampel.
1. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Karyawan pelaksana di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero. Menurut Bass 2003, gaya kepemimpinan transaksional sesuai
diterapkan pada karyawan-karyawan pada level bawah, seperti karyawan pelaksana.
2 . Te knik Pe ng a m b ila n Sa m p e l
Adapun upaya untuk memperoleh sampel penelitian dalam penelitian ini, digunakan teknik purposive sampling, dimana pemilihan sekelompok subyek
didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dari sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Hadi, 2002.
3. Jumlah Sampel Penelitian
Mengenai jumlah sampel tidak ada batasan mengenai berapa jumlah ideal sampel penelitian, seperti yang dikatakan Siegel 1997 bahwa kekuatan tes statistik
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah sampel. Jumlah total dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian adalah 160 orang. Dengan perincian 60 orang untuk uji coba dan 100 orang untuk penelitian..
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Alat ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur Hadi, 2002. Data
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala. Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat
ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu Azwar, 2006. Hadi 2002
mengemukakan bahwa skala psikologis mendasarkan diri pada laporan–laporan pribadi self report.
1. Skala Motivasi Kerja
Motivasi kerja diukur melalui skala yang disusun berdasarkan teori dua faktor Herzberg dalam Newstrom dan Davis, 1993, yaitu :
b. Faktor Hygiene, meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan,
gaji, hubungan dengan atasan dan teman kerja, serta kondisi kerja secara fisik. b. Faktor motivasional, meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, dan
promosi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 Distribusi Aitem-aitem Skala Motivasi kerja Nomor aitem
Dimensi Indikator Favorabel Unfavorabel
Total jumlah
Faktor Hygiene
1. Kebijakan dan
administrasi 2.
Pengawasan 3.
Gaji 4.
Hubungan 5.
Kondisi kerja 2, 15, 29
10, 16, 31 11, 27, 34
8, 37, 43 6, 17, 26
23, 32
4, 40 5, 21
28, 33 38, 44
25
Faktor motivasioal
1. Prestasi
2. Penghargaan
3. Tanggung jawab
4. Promosi
1, 22, 35 12, 18, 30
13, 24, 42 3, 20, 36
9, 39 25, 41
7, 19 14, 45
20
Total 27 18
45
Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorabel dan unfavorabel, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu
Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Untuk aitem yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor empat, pilihan S akan
mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor satu. Sedangkan untuk aitem yang unfavorabel pilihan SS akan
mendapatkan skor satu, pilihan S mendapatkan skor dua, pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS akan mendapatkan skor empat.
Universitas Sumatera Utara
2. Skala Gaya Kepemimpinan Transaksional
Skala gaya kepemimpinan transaksional di susun berdasarkan skala MLQ yang telah dikembangkan oleh Bass dan Avolio dalam Lieven et al, 1997 yang
terdiri dari tiga faktor-faktor pembentuk gaya kepemimpinan transaksional, yaitu : a. Imbalan Kontingen Contingent Reward
Faktor ini dimaksudkan bahwa bawahan memperoleh pengarahan dari pemimpin mengenai prosedur pelaksanaan tugas dan target-target yang harus dicapai.
Bawaan akan menerima imbalan dari pemimpin sesuai dengan kemampuannya dalam mematuhi prosedur tugas dan keberhasilannya mencapai target-target yang elah
ditentukan. b. Manajemen eksepsi aktif active management by exception.
Faktor ini menjelaskan tingkah laku pemimpin yang selalu melakukan pengawasan secara direktif terhadap bawahannya. Pengawasan direktif yang
dimaksud adalah mengawasi proses pelaksanaan tugas bawahan secara langsung. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi dan meminimalkan tingkat kesalahan yang timbul
selama proses kerja berlangsung. Seorang pemimpin transaksional tidak segan mengoreksi dan mengevaluasi langsung kinerja bawahan meskipun proses kerja
belum selesai. Tindakan tersebut dimaksud agar bawahan mampu bekeja sesuai dengan standar dan prosedur kerja yang telah ditetapkan.
c. Manajemen eksepsi pasif passive management by exception Seorang pemimpin transaksional akan memberikan peringatan dan sanksi
kepada bawahannya apabila terjadi kesalahan dalam proses yang dilakukan oleh bawahan yang bersangkutan. Namun apabila proses kerja yang dilaksanaka masih
Universitas Sumatera Utara
berjalan sesuai standar dan prosedur, maka pemimpin transaksional tidak memberikan evaluasi apapun kepada bawahan.
Tabel 3 Distribusi Aitem-aitem Skala Gaya Kepemimpinan Transaksional Nomor Aitem
Total Dimensi
Favorabel Unfavorabel Jumlah
Imbalan Kontingen Contingent Reward
1, 7, 13, 19 4, 10, 16
7
Manajemen eksepsi aktif active management by exception.
2, 8, 14, 20 5, 11, 17
7
Manajemen eksepsi pasif passive management by exception.
3, 9, 15, 21 6, 12, 18
7
Total 12 9
21
Setiap dimensi-dimensi di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorabel dan unfavorabel, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu
Sangat Setuju SS, Setuju S,Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Untuk aitem yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor empat, pilihan S akan
mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor satu. Sedangkan untuk aitem yang unfavorabel pilihan SS akan
mendapatkan skor satu, pilihan S mendapatkan skor dua, pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS akan mendapatkan skor empat.
E. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat
ukur menunjukkan kecermatan pengukuran Azwar, 2006. Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji coba yang memiliki karakteristik
hampir sama dengan karakteristik subjek penelitian. Berdasarkan daya beda item dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment yang diperoleh
melalui analisa data dengan menggunakan SPSS version 12.0 for windows. Item yang memiliki daya beda cukup tinggi akan dihitung reliabilitasnya dengan menggunakan
reliabilitas koefisien alpha yang diperoleh melalui analisis data dengan menggunakan SPSS version 12.0 for windows. Item-item dalam skala yang memiliki daya beda
cukup tinggi dan reliabel akan digunakan untuk mengukur citra toko dan loyalitas konsumen.
1. Uji Validitas
Azwar 2000 mendefinisikan validitas tes atau validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudkannya untuk diukur, artinya
derajat fungsi mengukurnya suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes. Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur
berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi content validity.
Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item yang dilihat dari isinya dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi alat ukur
ditentukan melalui pendapat professional professional judgement dalam proses telaah soal sehingga aitem-aitem yang telah dikembangkan memang mengukur
representatif bagi apa yang dimaksudkan untuk diukur Suryabrata, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Daya Beda Item
Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji daya beda item. Uji daya beda item dilakukan untuk melihat sejauh
mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur Azwar,
2000. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi Pearson Product
Moment Azwar, 2000. Uji daya beda item ini akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah skala citra toko dan loyalitas konsumen. Setiap
butir pernyataan pada alat ukur ini akan dikorelasikan dengan skor total alat ukur. Prosedur pengujian ini menggunakan taraf signifikansi 5 p0,05.
Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya diskriminasi aitem maka koefisien
korelasinya semakin mendekati angka 1,00 Azwar, 2006. Batasan nilai indeks daya beda aitem
r
iX
dalam penelitian ini adalah 0.3, sehingga setiap aitem yang memiliki nilai
r
iX
≥ 0.3 sajalah yang akan digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya.
3. Uji Reliabilitas Alat Ukur
Pengujian reliabilitas terhadap hasil skala dilakukan bila item-item yang terpilih lewat prosedur analisis item telah dikompilasi menjadi satu. Reliabilitas
mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2000.
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal Cronbach’s alpha coeffecient, yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali
pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
melihat konsistensi antaritem atau antarbagian dalam skala. Teknik ini dipandang ekonomis dan praktis Azwar, 2000.
Penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 15.0 For Windows.
F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini maka peneliti mempersiapkan alat ukur berupa skala gaya kepemimpinan transaksional sebanyak 21 aitem dan skala motivasi kerja sebanyak 35
aitem yang berupa skala likert. Penentuan item yang layak dijadikan sebagai alat ukur digunakan tekhnik korelasi pearson product moment secara komputerisasi dengan
program SPSS for windows 15.0 version.
G. METODE ANALISIS DATA
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan persepsi bawahan terhadap gaya kepemimpinan situasional atasan, maka analisa data yang digunakan adalah
korelasi pearson product moment. Menurut Hadi 2000 korelasi pearson product moment dipakai untuk melukiskan hubungan antara dua gejala dengan skala interval.
Keseluruhan analisa data dilakukan dengan menggunakan fasilitas komputerisasi SPSS version 15.0 for windows. Sebelum data-data yang terkumpul
dianalisa, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi: 1.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua
variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan uji one-sample kolmogorov-smirnov dengan bantuan SPSS version 13.0 for windows. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p
0,05. 2.
Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua
variabel berkorelasi linear. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji F dengan bantuan SPSS version 13.0 for windows. Kedua variabel dikatakan
berkorelasi linear apabila p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian
dilanjutkan dengan hasil utama penelitian dan hasil tambahan penelitian.
A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pelaksana PTP N IV Kebun Adolina. Subjek penelitian berjumlah 100 orang yang dipilih dengan teknik
purposive. Berdasarkan hal tersebut didapatkan gambaran subjek penelitian menurut jenis kelamin, usia, lama bekerja, kategori persepsi mengenai gaya kepemimpinan
atasan serta kategori motivasi kerja.
1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah N Persentase
Perempuan 37 37
Laki-laki 63 63
TOTAL 100 100
Universitas Sumatera Utara