diinginkkan, atau negatif menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang diinginkan telh diberikan, tetapi individu harus menciptakan suatu kaitan antara aksi
atau tindakan denan akibat-akibatnya Muandar, 2001. Dalam teori penguatan, apabila jawaban yang diinginkan belum dimiliki oleh
individu, maka jawaban tersebut perlu dibentuk. Pembentukan berlangsung apabila jawaban-jawaban yang mendekati jawaban-jawaban yang benar pada awalnya
dikuatkan. Secara bertahap pengukuran positif hanya diberikan apabila perilaku yang mendekati jawaban yang benar semakin dekat, sehingga akhirnya jawaban khusus
yang diinginkan saja yang dikuatkan Munandar, 2001.
b.3. Teori Penetapan Tujuan Locke Locke’s Goal-Setting Theory
Edwin Locke mengatakan bahwa teori penetapan tujuan berkaitan erat dengan psikologi kognitif Berry dan Houston, 1993. Locke menyatakan bahwa maksud-
maksud untuk bekerja ke arah suatu tujuan merupakan sumber utama dari motivasi kerja Robbins, 2003. Teori ini memiliki komponen muatan dan proses, dengan lebih
menekankan pada proses motivasi Berry dan Houston, 1993. Muatan struktur motivasi adalah tujuan, sedangkan proses motivasi
melibatkan pencapaian tujuan, pengetahuan hasil, penghargaan keuangan, dan komitmen dalam pencapaian tujuan sebagai mekanisme utama. Tujuan dalam
hubungannya dengan motivasi digambarkan Locke dalam Berry dan Houston, 1993 sebagai penyedia usaha dan petunjuk awal, serta keteguhan dalam perilaku. Tujuan
juga berperan sebagai pembimbing dan penghasil energi untuk bertindak. Locke dalam Dubrin dkk., 1996 mengatakan bahwa teori penetapan tujuan
didasarka atas pemikiran, yaitu tujuan yang ada dalam diri individu akan mengatur tindakan individu tersebut. Individu yang mempunyai tujuan akan berusaha untuk
Universitas Sumatera Utara
mencapai tujuannya itu. Tujuan tidak hanya mempengaruhi usaha yang dilakukan, tetapi juga perilaku individu. Pilihan terhadap waktu dan metode yang dilakukan
individu dalam usahanya mencapai tujuan merupakan contoh dari perilaku.
b.4. Teori Keadilan Adam Adam’s Equity Theory
Berry dan Houston 1993 mengatakan bahwa teori keadilan yang dikemukakan leh J. Stacy Adam pada tahun 1965 merupakan teori kognitif motivasi
kerja. Teori keadilan menyatakan bahwa manusia mempunyai pikiran, perasaan, dan pandangan yang mempengaruhi pekerjaan mereka. Teori ini diciptakan secara khusus
untuk memprediksi pengaruh imbalan terhadap perilaku manusia. Adam mengemukakan bahwa individu-individu kan membuat perbandingan-perbandingan
tertentu terhadap suatu pekerjaan. Perbandingan-perbandingan tersebut sangat mempengaruhi kemantapan pikiran dan perasaan mereka mengenai imbalan, serta
menghasilkan perubahan motivasi dan perilaku.
Teori keadilan mempunyai emat asumsi dasar Munandar, 2001, yaitu : a.
Individu berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan satu kondisi keadilan. b.
Apabila dirasakan ada kondisi ketidakadilan, kodisi ini menimbulkan ketegangan
yang memotivasi individu untuk menguranginya atau menghilangkannya.
c. Semakin besar persepsi ketidakadilannya, semakin besar motivasinya untuk
bertindak engurangi kondisi ketegangan itu. d.
Individu akan mempersepsikan ketidakadilan yang tidak menyenangkan misalnya, menerima gaji terlalu sedikit lebih cepat daripada ketidakadilan yang
menyenangkan misalnya, mendapatkan gaji terlalu besar.
Universitas Sumatera Utara
3. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Kerja