Herzberg dalam Newstrom dan Davis, 1993 menyatakan bahwa untuk membedakan antara job context dan job content, serupa dengan membedakan antara
motivasi ekstrinsik dan instrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan penghargaan dari luar individu yang terlepas dari sifat pekerjaan, dan tidak memberikan kepuasan
langsung ketika melakukan suatu pekerjaan, contohnya adalah rencana pengundurn diri, asuransi kesehatan, dan liburan. Motivasi instrinsik merupakan penghargaan dari
dalam individu yang dirasakan individu ketika melakukan pekerjaan, dan memiliki hubungan langsung antara pekerjaan dengan penghargaan tersebut.
a.4. Teori Kebutuhan McClelland McClelland’s Acquired Neds Theory
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya Dubrin dkk., 1996. Mclelland dalam Dubrin dkk., 1996 engatkan
bahwa ketika kedudukan kebutuhan kuat, maka akan mendorong individu untuk melakukan kegiatan guna memuaskan kebutuhan tersebut. Teori ini berfokus pada tia
kebutuhan Robbins, 2003, yaitu : a.
Kebutuhan akan prestasi n’Ach; dorongan untuk mengungguli, berprestasi yang berkaitan dengan standar tertentu, dan berusaha untuk sukses.
b. Kebutuhan akan kekuasaan n’Pow; kebutuhan untuk mengendalikan,
mempengaruhi tingkah laku, tanggung jawab terhadap orang lain. c.
Kebutuhan akan afiliasi n’Aff; keinginan untuk berhubungan antar pribadi dengan ramah dan akrab.
Beberapa individu mempunyai dorongan yang kuat sekali untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi dibandingkan dengan adanya imbalan
terhadap keberhasilan. Mereka mempunyai dorongan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien daripada yang telah dilakukan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Dorongan ini yang disebut dengan kebutuhan akan prestasi need for achievement- n’Ach Robbins, 2003. Dari penelitian mengenai kebutuhan akan prestasi,
McClelland dalam Robins, 2003 menemukan bahwa individu-individu yang mempunyai dorongan prestasi tinggi berbeda dengan individu-individu yang
mempunyai keinginan kuat untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik. Mereka mencari kesempatan pada saat mereka mempunyai tanggung jawab pribadi untuk
memecahkan permasalahan, mereka dapat segera menerima umpan-balik atas kinerjanya sehingga mereka dapat mengetahui dengan mudah apakah mereka menjadi
lebih baik atau tidak, dan mereka dapat menentukan langkah-langkah yang menantang. Individu-individu yang mempnyai dorongan prestasi yang tinggi lebih
menyukai tantangan dalam menyelesaikan suatu masalah dan menerima dengan lapang dada kesuksesan atau kegagalan, bukannya mengandalkan peluang atau
bantuan individu lain McClelland; dalam Robbins, 2003. Kebutuhanakan kekuasaan need for power-n’Pow adalah keinginan untuk
mempunyai dampak terhadap individu lain, berpengaruh terhadap individu lain, dan mengendalikan individu lain Robbins, 2003. Individu-individu dengan n’Pow yang
tingg lebih menyukai pekerjaan yang bersituasi kompetitif, berorientasi status, dan cenderung lebih peduli akan prestige, misalnya menjadi pimpinan yang berusaha
mempengauhi individu lain Muanndar, 2001. Kebutuhan akan afiliasi need for affiliation-n’Aff mendapat perhatian paling
kecil dari para peneliti. Afiliasi berkaitan dengan tujuan-tujuan Dale Carnegie, yaitu keinginan untuk disuki dan diterima baik oleh individu lain Robbins, 2003.
b. Teori Proses
Universitas Sumatera Utara
b.1. Teori Harapan Vroom Vroom’s Expectancy Theory