Elemen Kebijakan Kebijakan K3 Konstruksi .1 Pengertian Kebijakan Publik
                                                                                24
Dari pengertian dalam UU No.18  1999 Tentang Jasa Konstruksi tersebut maka  dalam  masyarakat  terbentuklah  Usaha  Jasa  Konstruksi,  yaitu  usaha
tentang  jasa  di  bidang  perencana,  pelaksana  dan  pengawas  konstruksi  yang semuanya disebut penyedia jasa.
Proyek  Konstruksi  merupakan  suatu  rangkaian  kegiatan  yang  hanya  satu kali  dilaksanakan  dan  umumnya  berjangka  waktu  pendek.  Dalam  rangkaian
kegiatan  tersebut,  terdapat  suatu  proses  yang  mengolah  sumber  daya  proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam
rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan banyaknya pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi maka potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga dapat  dikatakan  bahwa  proyek  konstruksi  mengandung  konflik  yang  cukup
tinggi Ervianto, 2007. Bidang konstruksi perlu mendapat perhatian dikarenakan lokasi pekerjaan
proyek merupakan salah satu lingkungan kerja yang mengandung resiko cukup besar  sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  industri  konstruksi  terbilang  paling
rentan  terhadap  kecelakaan  kerja.  Hal  tersebut  karena  bidang  konstruksi merupakan  satu  bidang  produksi  yang  memerlukan  kapasitas  tenaga  kerja  dan
tenaga  mesin  yang  sangat  besar,  bahaya  yang  sering  ditimbulkan  umumnya dikarenakan  faktor  fisik,  yaitu  :  terlindas  dan  terbentur  yang  disebabkan  oleh
terjatuh  dari  ketinggian,  kejatuhan  barang  dari  atas  atau  barang  roboh.  Hal tersebut  juga  didukung  oleh  prilaku  kerja  yang  tidak  aman.  Selain  kurangnya
pemahaman  pekerja  tentang  keamanan,  perlindungan  tenaga  kerja  yang
25
dilakukan pemilik usaha sering tidak mencukupi IOSH, 2007. Oleh karena itu perlu adanya  peraturan terkait keselamatan kerja bidang konstruksi.
                