a. Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b. Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan
tersebut dilakukan; c.
Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;
d. Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan
e. Menghormati hak asasi manusia.
Dari uraian mengenai kedudukan dan wewenang Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 di atas,
maka Kepolisian berada di bawah Presiden. Kepolisian sebagai alat negara harus melaksanakan kekuasaan negara di bidang kepolisian preventif dan represif dalam
rangka criminal justice system, dengan tugas utama pemeliharaan keamanan negeri serta menjunjung tinggi prinsip dan nilai-nilai hak asasi manusia.
B. Pengertian Penegakan Hukum
Penegakan secara gramatikal diartikan proses atau cara perbuatan menegakkan.
4
Kata menegakkan secara gramatikal memiliki enam arti, yaitu: mendirikan; menaruh tegak lurus; menjadikan menyebabkan tegak;
mengusahakan supaya tetap berdiri, mempertahankan negara, keadilan, keyakinan, memelihara dan mempertahankan kemerdekaan, cita-cita, hukum,
mewujudkan atau melaksanakan cita-cita; memegang teguh atau mempertahankan pendapat, pendirian; dan mengukuhkan atau memperteguh
hati, semangat, perlawanan.
5
4
Ibid, h. 1155
5
Ibid, h. 1154
Dari enam arti di atas, makna menegakkan lebih relevan dengan makna memelihara dan mempertahankan. Jadi penegakan hukum adalah proses
pemeliharaan dan mempertahankan hukum. Proses pemeliharaan dan mempertahankan hukum berarti berbicara mengenai pelaksanaan hukum atau
hukum sebagai suatu proses. Satjipto Rahardjo menjelaskan bahwa hukum dapat berjalan melalui manusia.
6
Adapun penegakan hukum sebagaimana dirumuskan oleh Abdul Kadir Muhamad adalah sebagai usaha melaksanakan hukum sebagaimana mestinya,
mengawasi pelaksanaannya agar tidak terjadi pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran, memulihkan hukum yang dilanggar itu supaya ditegakkan kembali.
7
Pengertian itu menunjukkan bahwa penegakan hukum itu terletak pada aktifitas yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. Aktifitas penegak hukum ini
terletak pada upaya yang sungguh-sungguh untuk mewujudkan norma-norma yuridis. Mewujudkan norma berarti menerapkan aturan yang ada untuk menjerat
atau menjaring siapa saja yang melakukan pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum menjadi kata kunci yang menentukan berhasil tidaknya misi penegakan
hukum law enforcement.
6
Satjipto Rahardjo, Hukum Dan Masyarakat, Bandung: Angkasa, 1979, Cet X, h. 70
7
Sunardi, Danny Tanuwijaya, Abdul Wahid, Republik “Kaum Tikus”; Refleksi Ketidakberdayaan Hukum dan Penegakan HAM, Jakarta: Edsa Mahkota, 2005, Cet.I, h. 15-16
Penegakan hukum dapat dilakukan dengan berupa penindakan hukum. Abdul Kadir Muhammad menjelaskan bahwa penindakan hukum dapat dilakukan
dengan urutan sebagai berikut: 1.
Teguran peringatan supaya menghentikan pelanggaran dan jangan berbuat lagi percobaan;
2. Pembebanan kewajiban tertentu ganti kerugian, denda;
3. Penyisihan atau pengucilan pemcabutan hak-hak tertentu;
4. Pengenaan sanksi badan pidana penjara, pidana mati.
8
Urutan tersebut lebih menunjukkan pada suatu tuntutan moral-yuridis yang berat terhadap aparat penegak hukum agar dalam menjalankan tugas,
kewenangan, dan kewajibannya dilakukan secara maksimal. Kesuksesan law enforcement sangat ditentukan oleh peran yang dilakukan oleh aparat penegak
hukum dalam mengimplementasikan sistem hukum. Kalau sistem hukum ini gagal dijalankan, maka hukum akan kehilangan dalam sakralitas sosialnya.
9
8
Ibid, h.16-17
9
Ibid, h.17
C. Penyiksaan dalam Tinjauan Hukum Islam