jarang terpublikasi. Hal ini memang terbukti kasus-kasus penyiksaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian itu ditutup-tutupi oleh pihak kepolisian itu
sendiri. 3.
Bahwa upaya penegakan hukum terhadap aparat kepolisian yang melakukan penyiksaan kurang maksimal dan bahkan masih sering terabaikan. Sehingga
sulit untuk dilakukan perbandingan antara polisi yang melakukan penyiksaan itu dihukum dan yang tidak dihukum.
Sedangkan perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah perlindungan hukum di Indonesia terhadap seorang tersangka atau terdakwa dari tindakan penyiksaan yang dilakukan oleh
aparat polisi ?. 2.
Bagaimanakah pemberian sanksi hukuman terhadap aparat polisi yang melakukan penyiksaan menurut hukum Islam dan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain, Tidak Manusiawi atau
Merendahkan Martabat Manusia ?.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Melihat dari rumusan masalah pada point sebelumnya, maka tujuan yang disajikan pun tidak akan keluar dari materi yang hendak dipaparkan. Tujuan
penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui perlindungan hukum di Indonesia terhadap seorang
tersangka atau terdakwa dari tindakan penyiksaan yang dilakukan oleh aparat polisi;
2. Untuk mengetahui pemberian sanksi hukuman terhadap aparat polisi
yang melakukan penyiksaan menurut hukum Islam dan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Pengesahan Konvensi
Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia.
Terkait dengan guna, penulisan ini bermanfaat : 1.
Bersifat Teoritis Akademis a.
Mengetahui perlindungan hukum di Indonesia terhadap seorang tersangka atau terdakwa dari tindakan penyiksaan yang dilakukan
oleh aparat polisi; b.
Untuk mengetahui pemberian sanksi hukuman terhadap aparat polisi yang melakukan penyiksaan menurut hukum Islam dan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman
Lain, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia. 2.
Bersifat Manfaat Praktis a.
Sebagai referensi bagi masyarakat secara umum agar turut berperan serta dalam menegakkan hukum untuk mencegah
terjadinya penyiksaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
b. Untuk memberikan konstribusi dalam khazanah keislaman tentang
larangan penyiksaan dalam hukum Islam.
G. METODE PENELITIAN a.
Pendekatan
Pendekatan dalam penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian historis, yaitu, membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis
dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh
kesimpulan yang kuat.
15
b. Jenis Penelitian
Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada,
16
dengan cara pengamatan, wawancara, atau peneleahan dokumen.
17
15
Sumadi Suryabrata, Metodelogi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005, Cet. II, h.73
16
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005, Cet. XXV, h. 5
17
Ibid., h. 9
c. Data Penelitian
Data-data penelitian atau data-data yang dijadikan sumber materi adalah data-data sekunder yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-
buku dan hasil-hasil penelitian.
18
Data-data penelitian tersebut meliputi peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1998 Tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman
lain yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat manusia, dan pertauran-peraturan yang terkait dengan penegakan hukum terhadap kasus
penyiksaan yang dilakukan oleh kepolisian. Selain undang-undang, data-data yang akan dijadikan sumber
penelitian adalah laporan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang penegakan Hak Asasi Manusia, buku-buku, dan tulisan-tulisan ilmiah
yang terkait dengan kasus penyiksaan.
d. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan metode library research yaitu penelitian kepustakaan dan literatur yang ada relevansinya
dengan judul skripsi ini.
18
Amiruddin, S.H., M.Hum, dan H. Zainal Asikin, S.H., S.U, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006, Cet. I, h.30
e. Metode Analisis
Metode penelitian yang digunakan adalah gaya penulisan formal dengan pemaparan yang deskriptif analitis dan kemudian menarik
kesimpulan. Data ditemukan secara induktif dan dikemukakan secara deduktif.
19
f. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada buku ”Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007 M.
H. REVIEW STUDI TERDAHULU
Berdasarkan penelusuran penulis di Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Perpustakaan Utama Unversitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
skripsi dengan judul “Penegakan Hukum Kasus Penyiksaan Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Positif” atau pun yang hampir bersesuaian tidak ditemukan.
Dengan demikian, maka uraian secara spesifik mengenai review studi terdahulu dalam penulisan skripsi ini tidak bisa dilakukan sebagaimana mestinya.
19
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif … h. 364.
I. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I : Menjelaskan pendahuluan yang memuat bahasan latar belakang
masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian, sistematika penulisan;
Bab II : Menjelaskan pengertian penegakan hukum serta penyiksaan dalam
hukum Islam dan hukum positif yang membahas tentang kedudukan dan wewenang Kepolisian Republik Indonesia, pengertian penegakan
hukum, pengertian penyiksaan Penyiksaan dalam Tinjauan Hukum Islam dan Penyiksaan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998
Tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan
Martabat Manusia; Bab
III : Menjelaskan bentuk-bentuk penyiksaan yang dilakukan aparat
kepolisian yang membahas tahap penangkapan, tahap pemeriksaan, dan penegakan hukum kasus penyiksaan yang dilakukan oleh aparat
kepolisian dengan sub. bahasan, Pertama, penghukuman terhadap aparat kepolisian yang melakukan penyiksaan dan Kedua, Pembiaran
Terhadap Aparat Kepolisian Yang Melakukan Penyiksaan; Bab IV : Menjelaskan tinjauan yuridis penegakan hukum kasus penyiksaan
yang dilakukan oleh aparat kepolisian dengan sub. bahasan, Pertama, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tentang
Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau
Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia, Kedua, Berdasarkan Hukum Islam, dan Ketiga,
Analisa Tentang Penegakan Hukum Kasus Penyiksaan Yang Dilakukan Oleh Aparat Kepolisian Berdasarkan Hukum Islam Dan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang
Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia; Bab V :
Menjelaskan penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran-saran.
BAB II PENGERTIAN PENEGAKAN HUKUM SERTA PENYIKSAAN
DALAM HUKUM ISLAM HUKUM POSITIF
Konteks penyiksaan dalam penulisan skripsi ini adalah penyiksaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian, oleh karenanya sebelum menjelaskan pengertian
penyiksaan dalam wacana hukum Islam dan hukum positif, maka penulis akan menguraikan pengertian penegakan hukum serta kedudukan dan wewenang
kepolisian Republik Indonesia terlebih dahulu.
A. Kedudukan dan Wewenang Kepolisian Republik Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kedudukan mempunyai arti, yaitu; tempat kediaman; tempat pegawai tinggal untuk melakukan pekerjaan atau
jabatannya; letak atau tempat suatu benda; tingkatan atau martabat; keadaan yang sebenarnya; dan status keadaan atau tingkatan orang, badan atau negara.
1
Dari keenam makna tersebut, makna keenam yang sesuai dengan konteks pembahasan Kepolisian Republik Indonesia ini, yaitu makna status tingkatan
lembaga. Jadi yang dimaksud dengan kedudukan Kepolisian Republik Indonesia adalah status lembaga Kepolisian Republik Indonesia.
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Edisi Ketiga, Cet. II, h. 277
18