Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

3 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin sekolah 4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi 5 Memiliki naaluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik d. Kompetensi Supervisi 1 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru 2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat 3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru e. Kompetensi Sosial 1 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolahmadrasah 2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. 10

3. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Supervisi berasal dari bahasa Inggris Supervision yang terdiri atas dua kata, yaitu super dan vision. Kata ‘super’ berarti atas atau lebih, sedangkan ‘vision’ berarti melihat atau meninjau. Jika digabungkan mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara keseluruhan. 11 M. Ngalim Purwanto merumuskan ”supervisi sebagai suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.” 12 Rumusan dari M. Ngalim Purwanto lebih menekankan pada pengembangan kemampuan personal dari para guru dan pegawai lainnya untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Hal ini dilakukan dengan mengadakan aktivitas-aktivias pembinaan, dengan adanya pembinaan kemampuan guru dan personil sekolah lainya diharapkan memiliki kompetensi yang baik dan kegiatan sekolah akan berjalan dengan baik. 10 Standar KepalaMadrasah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, Jakarta: BSNP, 2007, h. 8-12 11 Departemen Agama RI, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000, h. 31 12 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan..., Cet. Ke-15, h.76 Kemudian Dalam buku Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan karangan Piet A. Sahertian, mengatakan bahwa ”supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.” 13 Beberapa pendapat ahli merumuskan pengertian supervise, antara lain : a. Ben M. Harris, dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education 1975, menyatakan supervise ialah apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa dan alat-alat dalam rangka mempertahankan atau mengubah pengelolaan sekolah untuk mempengaruhi langsung pencapaian tujuan instruksional sekolah. b. Prof. Dr. Baharudin Harahap, dalam bukunya Supervisi pendidikan 1983, menyatakan supervise ialah kegiatan yang dijalankan terhadap orang yang menimbulkan atau yang potensial menimbulkan komunikasi dua arah. c. Drs. Ametembun, dalam bukunya Supervisi Pendidikan 1975, menyatakan supervise pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu belajar- mengajar dikelas pada khususnya. 14 Definisi supervisi dalam Carter Good’s Dictionary of Education yang dikutip Oteng Sutisna, supervise didefinisikan sebagai: “ segala usaha dari para pejabat sekolah yang diangkat dan diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran; melibat stimulasi pertumbuhan professional dan perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode- metode mengajar dan evaluasi pengajaran”. 15 Selanjutnya pengertian Supervisi menurut Kimbal wiles dalam bukunya Supervision for Better School yang dikutip oleh Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, mengartikan supervise sebagai berikut: “supervision is a service activity that exist to help teachers to their job better”. 16 Definisi Kimbal lebih 13 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 19 14 Departemen Agama RI, Administrasi dan Supervisi Pendidikan..., h. 31 15 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung: Angkasa, 1993, h. 264 16 Hendyat dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1988, cet. 2, h. 40 mengutamakan pelayanan seorang guru yang dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mereka dapat bekerja lebih baik dari sebelumnya. Kemudian Soejipto dan Raflis Kosasi merumuskan definisi supervisi secara sederhana, yaitu” semua usaha yang dilakukan oleh supervisor untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki pengajaran”. 17 Dari rumusan di atas pada dasarnnya mempunyai kesamaan secara umum, bahwa kegiatan supervise ditunjukan untuk perbaikan pengajaran melalui peningkatan kemampuan professional guru dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga penulis dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa supervisipengawasan merupakan suatu aktifitas untuk memperbaiki dan meningkatkan professional guru sehingga mereka dapat mengatasi masalah sendiri. Dengan demikian perlu adanya pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan oleh kepala sekolah terhadap para guru dan personalia sekolah kearah peningkatan mutu belajar mengajar. Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya dengan kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisorpengawas, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Dalam kedudukannya sebagai supervisorpengawas kepala sekolah bertugas melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk membimbing para guru dalam menentukan bahan pelajaran yang dapat meningkatkan potensi siswa, memilih metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, mengadakan rapat dewan guru, dan mengadakan kunjungan kelas. SupervisiPengawasan merupakan control agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dalam kegiatan supervise juga diperlukan yang sifatnya merupakan usaha 17 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999 , h. 233 membantu setiap personel terutama guru, agar selalu melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Menurut E. Mulyasa dalam buku Menjadi Kepala Sekolah Profesional, pengawasan yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan khususnya guru memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Supervisi diberikan berupa bantuan bukan perintah, sehingga inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan; b. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan; c. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah; d. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan interpretasi guru; e. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru dari pada memberi saran dan pengarahan; f. Supervisi sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal, pengamatan, dan umpan balik; g. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan; h. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah. 18 Adapun peranan kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan menurut soetopo, yaitu : a. Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau persoalan-persoalan dalam kebutuhan murid serta membantu guru dalam mengatasi persoalan. b. Membantu guru dalam mengatasi kesukaran mengajar. c. Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan orientasi. d. Membantu guru memperoleh kecakapan mengajar. e. Membantu guru memperkaya pengalaman mengajar. f. Membantu guru mengerti makna media pendidikan. g. Memberi pelayanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh kemampuannya. 19 18 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. Ke-3, h. 112 19 Siti Aminah, “Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Terhadap Kinerja Guru”, dalam Media Sekolah, Edisi 57 Tahun III, 1-15 April 2010, h. 6 Sedangkan secara umum menurut M. Ngalim Purwanto, kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain: a. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya; b. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar; c. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku; d. Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lain; e. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar sesuai dengan bidangnya masing- masing; f. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan komite sekolah atau POMG dan intansi-intansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa. 20 Marno Dalam buku Islam by Manajemen and Leadership mengemukakan peran kepala sekolah dalam kaitannya sebagai supervisor, yaitu: a. Kemampuan menyusun program supervise pendidikan di lembaganya dan dapat melaksanakan dengan baik, supervise akademik maupun supervise klinis. b. Kemampuan memanfaatkan hasil supervise untuk peningkatan kinerja guru dan karyawan. c. Kemampuan memanfaatkan kinerja gurukaryawan untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. 21 Dengan demikian kepala sekolah mempunyai peran yang sentral, keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah, dalam hal ini 20 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…, h. 119 21 Marno, Islam by Manajemen and Leadership Tinjauan Teoritis dan Empiris Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Lintas Pustaka, 2007, h. 63 menjalan dengan efektif peran kepala sekolah kedudukannya sebagai pengawas internal atau supervisor.

C. Disiplin Kerja Guru