Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) terhadap peningkatan mutu pelajaran (di SMK AL-Hidayah Lestari Lebak Bulus)

(1)

(DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Oleh

TSULIS RAHMAWATI 105018200699

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M


(2)

TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Oleh :

TSULIS RAHMAWATI 105018200699

Di bawah Bimbingan :

Pembimbing I : Pembimbing II :

Drs. Mudjahid. Ak., M.Sc Abdul Rozak, M.Si

NIP. 19470714 196510 1 001 NIP. 19690908 199603 1 004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M


(3)

Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus”, yang disusun oleh Tsulis Rahmawati, NIM. 105018200699, Program Studi

Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 16 Februari 2010.

Jakarta, 16 Februari 2010

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Mudjahid. Ak., M.Sc Abdul Rozak, M.Si

NIP. 19470714 196510 1 001 NIP. 19690908 199603 1 004


(4)

SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus. Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2010.

Penelitian dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala Likert untuk para guru dengan 2 alternatif jawaban dan wawancara kepada Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan dan tim panitia BOMM.

BOMM merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran. Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran dapat diukur dari kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan sekolah. Pelaksanaan program BOMM tersebut yaitu terdiri dari program wajib dan program pilihan. Sedangkan mutu pembelajaran adalah gambaran mengenai tingkat kualitas secara keseluruhan dari barang/jasa yang dihasilkan oleh sekolah.

Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus dilakukan dengan berbagai macam cara. Mulai dari program, pelaksanaan, pembelian bahan habis pakai dan manfaat dari BOMM. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran dikategorikan kurang baik. Hal ini ditunjukan oleh kemampuan sekolah dalam melaksanakannya untuk kegiatan pembelajaran dengan skor rata-rata 52,58% (kategori kurang baik).

Mengarah dari hasil penelitian, penulis memberikan saran bagi sekolah agar meningkatkan pengelolaan serta pelaksanaan dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan.

Kata kunci : BOMM, Mutu Pembelajaran


(5)

Nama : Tsulis Rahmawati NIM : 105018200699

Program Studi : Manajemen Pendidikan Jurusan : Kependidikan Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Februari 2010 Penulis

Tsulis Rahmawati


(6)

terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan taufik serta hidayah, sehingga tanpa terasa penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus”, yang merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan (S1) pada jurusan kependidikan Islam dan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah menuntun umatnya dahulu dari jaman yang penuh dengan kesesatan ke jaman yang terang benderang menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak hambatan yang dilalui baik teknis maupun teori, namun berkat doa dan rasa tanggung jawab demi terselenggaranya tugas dan pengabdian, alhamdulillah semuanya sedikit demi sedikit dapat teratasi.

Selesainya skripsi ini, tentunya tidak luput dari bantuan pihak-pihak yang telah banyak membantu baik secara moril maupun materil yang tidak mampu penulis lupakan jasa-jasanya karena pengorbanan mereka semua, maka ingin rasanya penulis mencurahkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phill, Ketua jurusan Kependidikan Islam yang telah yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan.

3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua program studi Manajemen Pendidikan yang telah yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan.


(7)

telah memberikan bimbingan, pengarahan serta motivasi dalam penyusunan skripsi yang telah penuh perhatian dan kesabaran menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah.

6. Dosen dan staf KI-MP, yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah.

7. Parhanah, S.E, Drs. Fahrudin dan H. M. Amin, S.Ag, Kepala SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus, Wakil Kepala Kurikulum dan Kesiswaan, yang telah memperkenankan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian. 8. Seluruh guru SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus yang telah bersedia

dengan sepenuh hati menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Syarifudin dan seluruh staf SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus, yang telah membantu dengan penuh kesabaran dalam memberikan data-data sekolah yang diperlukan untuk penelitian ini.

10.Keluargaku terutama untuk kedua orang tuaku ayahanda Pirmo dan ibunda Siti Hayinatun yang telah memberikan doa restunya serta memenuhi segala kebutuhan yang penulis perlukan hingga menyelesaikan kuliah ini. Untuk kakakku, adikku dan keponkanku Nur Siyami Jamil, S. Pd.I, Iswatun Hasanah S. Pd.I, Priyo Utomo, Dewi Ratih dan Nadhif Fuadi terimakasih untuk motivasi dan pengertiannya.

11.Sahabat-sahabatku tersayang Dwi Hartanti, Nurhayati, Solhah, Ivon, Dewi, Kartini, Hikmah, Nita, Ainul, dan Eti. terima kasih atas support dan bantuannya. Tak lupa teman-teman seperjuangan di Manajemen Pendidikan angkatan 2005 khususnya kelas “A”. Semoga Allah menguatkan silaturrahim kita. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan moral maupun spiritual yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(8)

membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 16 Februari 2010

Penulis


(9)

ABSTRAK ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA PENULIS ... ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... .... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Pembatasan Masalah ... 6

3. Perumusan Masalah ... 6

C. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori ... 8

1. Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) ... 8

a. Pengertian ... 8

b. Tujuan BOMM ... 16

c. Kriteria Sekolah Penerima BOMM ... 17


(10)

a. Pengertian Mutu Pembelajaran ... 21

b. Dimensi Mutu ... 22

c. Komponen-Komponen Pembelajaran ... 23

d. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

C. Metode Penelitian ... 28

D. Sumber Data... ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus ... 34

B. Deskripsi Data ... 43

C. Interpretasi Data ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... ... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... ... 69


(11)

3. Interpretasi nilai ... 33

4. Data tenaga pendidik ... 37

5. Data keadaan siswa ... 37

6. Data staf dan karyawan ... 38

7. Pengembangan kreativitas siswa ... 43

8. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler ... 43

9. Meningkatkan wawasan guru melalui pelatihan pendidikan ... 44

10.Meningkatkan wawasan guru melalui study tour... 44

11.Pendayagunaan laboratorium ... 45

12.Peningkatan sistem administrasi sekolah ... 45

13.Pengadaan sumber belajar ... 46

14.Pengadaan peralatan ... 46

15.Membentuk panitian pengelolaan BOMM... 47

16.Komite sekolah ikut berperan dalam pelaksanaan program BOMM ... 47

17.Mengetahui program-program dari dana BOMM ... 48

18.Program BOMM mengutamakan kualitas ... 48

19.Program kerja sekolah ... 49

20.BOMM dikelola oleh bendahara ... 49

21.Bendahara rutin mengelola dana BOMM ... 49

22.Pengelolaan dana BOMM sesuai prosedur ... 50


(12)

26.Laporan pelaksanaan program dana BOMM per semester ... 52

27.Pelaporan dana BOMM untuk mengetahui persyaratan oleh pemerintah ... 52

28.Pelaporan dana BOMM untuk tidak terjadi kesalah pahaman ... 53

29.BOMM dipergunakan untuk pengadaan buku-buku ... 53

30.BOMM dipergunakan untuk pengadaan alat-alat tulis di sekolah ... 54

31.BOMM dipergunakan untuk pengadaan bahan pratikum ... 54

32.BOMM membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar ... 55

33.BOMM membuat beban sekolah lebih ringan ... 55

34.BOMM membantu pembiayaan manajemen mutu sekolah ... 56

35.BOMM dipergunakan untuk meningkatkan inovasi metode pembelajaran ... 56

36.BOMM dipergunakan untuk penyediaan media pembelajaran ... 57

37.Perhitungan nilai rata-rata ... 60


(13)

2. Data sarana dan prasarana ... 72

3. Data peralatan ... 74

4. Data keadaan guru ... 75

5. Data keadaan staf ... 78

6. Struktur organisasi ... 79

7. Angket ... 80

8. Skor butir pertanyaan ... 83

9. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 84

10. Hasil Wawancara dengan Waka Kesiswaan ... 88

11. Hasil Wawancara dengan tim BOMM ... 92

. 12. Hasil Wawancara dengan bendahara sekolah ... 94

13. Hasil Wawancara dengan wali kelas ... 96


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi suatu bangsa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kemajuan bangsa. Peningkatan mutu pendidikan menuntut kerja keras berbagai pihak, mulai dari tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, masyarakat dan pemerintah untuk mencapai tujuan sumber daya manusia yang berkualitas.1

Gagasan pembiayaan memiliki manfaat ekonomi dan sosial jangka panjang bagi individu, masyarakat luas maupun bagi negara. Hal ini senada dengan fungsi pendidikan yang tertuang dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa:

”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

1 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-5, h. 33.


(15)

Dalam rangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju, demikian halnya bagi masyarakat indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas.

”Pembaharuan-pembaharuan dunia pendidikan terus dilakukan secara sistematik. Dalam pembaruan sistem pendidikan langkah-langkah dijalankan, meliputi: pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi, akreditasi dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan, peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan, penyediaan sarana belajar yang mendidik, pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan, penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata, pelaksanaan wajib belajar, pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan, pemberdayaan peran masyarakat, pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat, pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional”.3 Pendidikan dapat diartikan secara luas dan merupakan suatu proses pembelajaran yag dapat dilakukan di mana saja. Dalam peningkatan kualitas manusia indonesia, pemerintah tidak merupakan suatu sistem yang lepas dengan pihak swasta dan masyarakat. Hubungan pemerintah, masyarakat dan swasta merupakan hubungan yang tidak terpisahkan dalam peranannya meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan.4

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang bermutu sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu cara utama pengembangan sumber daya manusia sebagai penentu pertumbuhan ekonomi. Dengan pendidikan yang bermutu, setiap lulusan diasumsikan bukan saja memiliki akses untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga dapat menciptakan suatu usaha sendiri.

Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap mutu dan kesesuaian pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Biaya pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran karakteristik keuangan sekolah dalam pemanfaatan sumber-sumber keuangan

3 Gema Widyakarya No. 05 / Th. XIV / 2009, h. 2.

4 Nanang Fatah, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), cet ke-2, h. 77.


(16)

sekolah dan hasil sekolah dapat dilakukan dengan cara menganalisis biaya satuan per siswa.

Masalah anggaran pendidikan ini akan menyangkut besarnya anggaran dan alokasi anggaran.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Bab XIII Pasal 46 (1) menyebutkan bahwa “pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.5

Pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Pembiayaan sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana masyarakat. Kegiatan manajemen keuangan yang mengatur penerimaan, pengalokasian dan pertanggungjawaban keungan untuk menunjang pelaksanaan program pengajaran.6

Banyak sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri memungut biaya tinggi dengan alasan agar meningkatkan mutu pembelajaran. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 telah menjalankan program BOMM guna membantu masalah pembiayaan pendidikan dengan bantuan pembiayaan. Diantara biaya-biaya pendidikan yang diluncurkan: untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama adalah BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sedangkan untuk kalangan sekolah menengah atas adalah BOMM (Bantuan Operasional Manajemen Mutu). Tujuan adanya BOMM untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik dan atau bahan ajar/modul/alat bantu pembelajaran.7

5UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB XIII Pasal 46 ayat (1), h. 23-24.

6 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, h. 171.

7

Panduan Pelaksanaan BOMM tahun 2009, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. ii.


(17)

Pembelajaran yang bermutu merupakan urat nadi pendidikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dan kualitas guru merupakan dua entitas yang seharusnya diperhatikan secara serius oleh para pengelola pendidikan agar harapan semua elemen pendidikan menjadi kenyataan. Untuk itu guru sebagai ujung tombak pendidikan dituntut untuk kreatif, mandiri dan professional.

Melalui program BOMM pemerintah pusat memberikan bantuan dana “blockgrant” kepada sekolah, baik negeri maupun swasta. Sekolah dapat menggunakan dana tersebut untuk keperluan operasional sekolah, khususnya biaya operasional non personil sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam buku petunjuk pelaksanaan program.

BOMM diberikan langsung kepada sekolah untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah dalam melaksanakan program-program pendidikan. BOMM dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran meskipun belum maksimal.

SMK Al-Hidayah Lestari, merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta penerima BOMM yang berada di bawah binaan Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah dan beralokasi di Lebak Bulus Jakarta-Selatan. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1993 dan memiliki visi mewujudkan SMK Al-Hidayah Lestari sebagai sekolah yang mandiri dan profesional dalam menciptakan sumber daya manusia yang islami, religius dan berwawasan sesuai tuntutan dunia usaha..8

Salah satu upaya pencapaian visi dan misi tersebut adalah dengan cara mengoptimalkan potensi yang dimiliki guru, karena dalam proses pembelajaran guru adalah subyek utama dari tersampaikannya nilai-nilai keilmuan bagi seorang murid.

Untuk itu guru di SMK Al-Hidayah Lestari dituntut dapat memenuhi pembelajaran yang berkualitas, antara lain dengan kerja sama yang baik. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan dapat mencapai mutu pembelajaran


(18)

yang baik juga. Sekolah juga harus mampu memenuhi kebutuhan yang diperlukan peserta didik seperti alat praktek untuk tiap jurusan.

BOMM sebagai biaya operasional manajemen pembelajaran diberikan untuk sekolah sebagai upaya melengkapi kebutuhan praktek peserta didik meskipun belum maksimal. Dengan itu siswa diharapkan akan kreatif dan termotivasi untuk rajin dalam pembelajaran. Begitu juga guru diberikan tugas membuat perencanaan sebelum mengajar untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Pada kenyataannya BOMM sebagai jenis bantuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik pembelajaran. BOMM diperlukan sekolah untuk pemenuhan prasarana belajar yang diperlukan dapat memenuhi sarana standar pembelajaran siswa.

Secara garis besar siswa dapat menikmati belajar yang efektif apabila lengkapnya pengadaan bahan praktik yang disediakan. Dengan itu sekolah mengoptimalkan sarana dan prasarana sekaligus perbaikan dan pemeliharaan sarana atau peralatan yang sudah ada sehingga dapat memenuhi kekurangan yang telah ada pada pembelajaran.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk mengambil judul karya ilmiah mengenai “PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL MANAJEMEN MUTU (BOMM) TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS”


(19)

B.

Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pengelolaan BOMM di SMK Al–Hidayah Lestari.

b. Kecukupan dana BOMM untuk membiayai operasional sekolah di SMK Al–Hidayah Lestari.

c. Faktor-faktor pendukung yang dimiliki sekolah dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al–Hidayah Lestari.

d. Faktor-faktor yang menghambat upaya peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al–Hidayah Lestari.

e. Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, dapat diteliti dalam waktu yang bersamaan maka penulis membatasi masalah pada seberapa jauh pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al– Hidayah Lestari.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dijabarkan, maka masalah yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana Pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu di SMK Al-Hidayah Lestari.

b. Apakah Bantuan Operasional Manajemen Mutu berpengaruh terhadap peningkatan mutu pembelajaran.


(20)

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang menggambarkan tentang peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari dengan memanfaatkan Bantuan Operasional Manajemen Mutu, mulai dari tahap perencanaan serta pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Manfaat penelitian sebagai bahan masukan dan renungan untuk pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan dunia pendidikan (DIKNAS / DEPAG) dan sebagai bahan masukan untuk pihak sekolah, untuk transparan dalam pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR

A. KAJIAN TEORI

1. BANTUAN OPERASIONAL MANAJEMEN MUTU (BOMM) a. Pengertian

Untuk mengetahui pengertian BOMM, terlebih dahulu dijelaskan tentang pengertian manajemen dan mutu (kualitas) di sekolah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran”.1

Pengertian manajemen menurut Ngalim Purwanto, adalah: “proses untuk menyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu”.2 Selanjutnya menurut Arifin Abdurachman seperti yang dikutip Ngalim Purwanto bahwa: “manajemen adalah kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana”.3

Pendapat Arifin Abdurrachman tersebut sesuai dengan pendapat Terry (1977:4) yang mengemukakan bahwa:

“Management is a district procces consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources.

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 708.

2 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-15, h. 6.


(22)

Yang artinya manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang-orang dan sumber daya lainnya”.4

Sejalan dengan definisi di atas, Stoner menyatakan bahwa manajemen adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.5

Selanjutnya George R. Terry: “Princciples of Management”. seperti yang dikutip oleh Moekijat memberikan pengertian mengenai manajemen sebagai: “pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha-usaha orang-orang lain”.6

Menurut The Liang Gie, manajemen didefinisikan sebagai berikut: “segenap perbuatan menggerakkan sekelompok petugas dan mengerahkan segenap sarana dalam suatu organisasi apapun untuk mencapai tujuan tertentu.7

Selain itu pula manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan ilmu oleh Luther Gulick karena “manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama”.8

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah pengelolaan dan penyelenggaraan segenap proses menggerakkan orang-orang dan fasilitas dalam suatu organisasi untuk mencapai tujusn secara efektif dan efesien dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.

Sedangkan mendefinisikan mutu atau kualitas sendiri tidaklah mudah, karena orang mempunyai pandangan tersendiri untuk mendefinisikan kualitas. Menurut Bruce Brocka and M. Suzanne Brocka : “Quality

4 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…,h. 7.

5 T. Hani Handoko, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. Ke-13, h. 8. 6 Moekijat, Kamus Manajemen , (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke-V, h. 290-291. 7 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2000), Cet. Ke-7, h. 25.

8 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2004), Cet. Ke-7, h. 1.


(23)

Management or Total Quality Management (TQM) is a way to continuosly improve performance at every functional area of an organization, using all available human and capital resources.”9

(Manajemen Mutu atau Kualitas Manajemen Mutu adalah cara yang berekesinambungan dalam mengembangkan pelaksanaan (tindakan) pada tiap tingkat kegiatan, dari setiap badan dari sebuah organisasi, memanfaatkan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia).

Kualitas suatu produk jasa menurut American Society for Quality Control adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.10

Mutu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ukuran baik buruk suatu benda; kadar taraf atau derajat; kualitas.11 Para ahli ekonomi dalam mendefinisikan mutu berbeda-beda cara mengutarakannya, tetapi maksud dan intinya adalah sama, seperti beberapa pendapat berikut ini.

Menurut Goetsh dan Davis, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.12

Menurut perbendaharaan istilah ISO 8402 dan standar nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991), bahwa “mutu adalah memuaskan ciri, karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar.13

Dalam kamus manajemen, kualitas hanya dapat dirumuskan menurut sifat-sifat dari barang atau jasa yang diinginkan. Dari sudut pandang ini kualitas adalah jumlah dari sejumlah sifat-sifat yang berhubungan dan diinginkan, seperti bentuk dimensi, komposisi, kekuatan, kepandaian

9 Bruce Brocka and M. Suzanne Brocka, Quality Management, (New York: McGraw-Hill, 1992), h. 3.

10 Rambat Lupioadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 144.

11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 768.

12 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi 2000), h. 51.


(24)

membuat sesuatu, penyesuaian, kesempurnaan, warna, dan seterusnya. Unsur yang terpenting dalam mutu adalah bukan biaya, tetapi kesamaan (persamaan) dengan standar yang telah ditetapkan.14

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti: performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan sebagainya.15

Menurut Crosby yang dikutip oleh M. N. Nasution, “kualitas atau mutu adalah conformance to requirement yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa satu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

Menurut Feigenbaum yang juga dikutip oleh M. N. Nasution, Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction). Suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas produk.16

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah terpenuhinya harapan pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan suatu produk atau layanan (jasa). Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu atau berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada pelanggan. Juga dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu tinggi apabila tidak terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun baik mutu melalui produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana mutu adalah suatu kondisi yang bersifat dinamis.

14 Moekijat, Kamus Manajemen , (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke-V, h. 455.

15 Vincent Gaspersz, D.Sc., CFPIM, CIQA, Total Quality Management (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet Ke-4, h. 4.


(25)

Sedangkan sekolah berasal dari bahasa asing, yaitu “School atau schule, arti sekolah suatu lembaga pendidikan”.17 Kemudian sekolah adalah “tempat anak didik mendapat pelajaran yang diberikan oleh guru”. Pelajaran hendaknya diberikan secara pedagogik dan didaktik. Tujuannya untuk mempersiapkan anak didik menurut bakat dan kecakapan masing-masing, agar mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.18

Sekolah merupakan sebuah organisasi, yakni unit sosial yang sengaja dibentuk oleh beberapa orang yang satu sama lain berkoordinasi dalam melaksanakan pekerjaannya untuk mencapai tujuan bersama. Sekolah merupakan sebuah unit sosial, karena didalamnya terdiri dari beberapa orang yang menyatu bukan oleh faktor kebetulan tapi dengan sebuah kesengajaan, yakni mereka sengaja untuk menyatu walaupun melakukan tugas yang berbeda satu sama lain dalam rangka mencapai sebuah tujuan bersama, yakni mendidik anak-anak dan mengantarkan mereka menuju pada fase kedewasaan agar mereka mandiri baik secara psikologis, biologis maupun sosial.

Bukan hanya itu saja sekolah juga sebagai lembaga pendidikan formal, mempunyai peran memberikan layanan pendidikan kepada warga sekolah. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakat masyarakat yang secara terencana diserahi tugas untuk mendapatkan pendidikan yang pada intinya berupa pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai serta sikap yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal di dalam penyelenggaraan dan pengembangannya diarahkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sekolah-sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, memproses siswa menjadi lulusan yang sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu sesuai dengan kriteria seperti yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional Dari kedua pengertian sekolah di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah adalah tempat dimana seorang anak didik di

17 Munandir, Ensiklopedia Pendidikan, (Malang: UM PRESS, 2001) Cet. Ke-1, h. 327-328. 18 Hassan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve, 1984), h. 3060.


(26)

didik agar dapat mengembangkan bakat yang dimiliki pada tiap-tiap jenjang sekolah.

Berdasarkan paparan yang dijelaskan bahwasanya manajemen mutu sekolah merupakan suatu cara untuk mencapai suatu tujuan dengan mempunyai tingkat derajat yang baik untuk dapat dilaksanakan dalam suatu oragnisasi atau lembaga pendidikan yang terstruktur.

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan mencapai tujuan tertentu. Pembiayaan adalah salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam menyelenggarakan sebuah kegiatan, begitu juga dengan pembiayaan pada pendidikan.19

Menurut Dedi Supriadi, biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan yang sangat luas yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).20

Karena itu pembiayaan sangat vital dalam keberlangsungan tujuan pendidikan. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektefitas dan efesiensi pengelolaan pendidikan.21 Dapat diartikan, bahwa pembiayaan yang tidak jelas penggunaannya adalah merupakan bentuk penyimpangan pada penggunaan dana pendidikan.

Pembiayaan pendidikan meliputi: (1) biaya investasi, (2) biaya personal, (3) baiaya operasi. Banyaknya pembiayaan pendidikan ini sudah sewajarnya dapat dilaksanakan dalam mencapai target pendidikan, yaitu tujuan pendidikan nasional. Yang menurut sumbernya, biaya pendidikan dapat digolongkan menjadi 4 jenis, (a) biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah, (b) biaya pendidikan yang dikeluarakan oleh masyarakat

19 Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), h. 9.

20 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-2, h. 3.

21 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, h. 47.


(27)

orang tua/wali siswa, (c) biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat bukan orang tua/wali siswa, misalnya sponsor dari lembaga keuangan dan perusahaan dan (d) lembaga pendidikan itu sendiri.

Dalam teori pembiayaan pendidikan, secara makro ataupun mikro, pembiayaan dapat dibedakan menjadi dua kategori biaya, yaitu:

(1). Biaya pendidikan yang bersifat langsung (direct cost)

Menurut Dedi Supriyadi, biaya langsung (direct cost) adalah segala pengeluaran yang secara langsung menunjang penyeleggaraan pendidikan. Itu berarti, pembiayaan itu dikeluaran dalam rangka untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan belajar siswa, yang secara otomatis bersentuhan langsung dan menunjang keberhasilan semua kegiatan sekolah dalam proses belajar mengajar, berapa besaran biaya yang mesti dikeluarkan orang tua atau anak, mungkin itu berwujud iuran, pembelian buku, transportasi, alat-alat tulis, sarana belajar dan biaya tranfortasi. Biaya langsung juga dapat dikatakan sebagai biaya rutin, biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarakan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan non guru). Serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas, dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai).22 (2). Biaya pendidikan yang tidak langsung (indirect cost)

Sedangkan biaya tak langsung merupakan suatu biaya yang menunjang proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah, misalnya; biaya hidup siswa, biaya transfortasi sekolah ke sekolah, biaya jajan, biaya kesehatan dan harga kesempatan (opportunity cost).23

Maka biaya (cost) disini memiliki pengertian yang luas, yaitu; bahwa semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan baik itu dalam bentuk uang ataupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).

22 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, h. 48.

23 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-4, h. 4.


(28)

Sedangkan berdasarkan sumber-sumbernya, biaya pendidikan pada tingkat makro (nasional) berasal dari: (1) pendapatan Negara dari ektor pajak (yang beragam jenisnya), (2) pendapatan dari sector non-pajak, misalnya dari pemanfaatan sumber daya dan produksi nasional lainnya yang lazim dikategorikan ke dalam “gas” dan “non migas (3) keuntungan dari ekspor barang dab jasa, (4) uasaha-usaha Negara lainnya, termasuk dari divestasi saham pada perusahaan Negara (BUMN), serta (5) bantuan dalam bentuk hibah (block grant) dan pinjaman luar negeri (lean) baik dari lembaga-lembaga keuangan internasional (seperti Bank Dunia, ADB, IMF, IDB dan JICA) maupun pemerintah, baik melalui kerja sama multilateral maupun bilateral.24

Sedangkan pendekatan unsur biaya (ingredient approach), pengeluaran sekolah dapat dikategorikan ke dalam beberapa item pengeluaran, yaitu:

(a) Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran (b) Pengeluaran untuk tata usaha sekolah (c) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah (d) Administrasi

(e) Pembinaan teknis educative, dan (f) Pendataan.25

Dari penjelasan diatas bahwasanya BOMM terhadap pembiayaan pendidikan termasuk dalam biaya pendidikan langsung, karena pembiayaan itu dikeluaran dalam rangka untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan belajar siswa, yang secara otomatis bersentuhan langsung dan menunjang keberhasilan semua kegiatan sekolah dalam proses belajar mengajar seperti alat-alat pengajaran (barang habis pakai).

Sedangkan BOMM adalah bantuan yang diberikan kepada sekolah untuk membiayai kegiatan-kegiatan inovatif (non fisik) dan pengadaan

24 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar….., h. 5.

25 Nanang Fatah, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rodakarya, 2002), Cet. Ke-42 h. 24.


(29)

peralatan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.26

Berdasarkan panduan pelaksanaan BOMM tahun 2009, BOMM merupakan bantuan untuk mewujudkan pencapaian kualitas proses pendidikan yang lebih bermartabat. Program BOMM sebagai salah satu pemenuhan prasarana belajar peserta didik yang diperlukan. BOMM untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik dan bahan ajar atau modul atau alat bantu pembelajaran.27

BOMM diberikan untuk SMK sebagai mendukung implementasi operasional manajemen pembelajaran di sekolah. BOMM jenis bantuan yang diberikan untuk sekolah agar dapat melaksanakan proses pembelajaran yang baik dalam rangka penguasaan kompetensi sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum, yang akhirnya akan menghasilkan lulusan yang berkualitas.

b. Tujuan BOMM

Adanya BOMM sangat bermanfaat bagi pencapaian tujuan sekolah, karena BOMM diperntukkan bagi para peserta didik khususnya dan pada umumnya untuk warga sekolah.

Dengan demikian tujuan BOOM bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik, bahan ajar , modul atau alat bantu pembelajaran. BOMM sebagai motivasi sekolah untuk melakukan reformasi diri sesuai dengan prinsip-prinsip MBS, yaitu fokus pada mutu, pengelolaan secara jujur dan transparan, perencanaan dan pengambilan keputusan secara demokratis dengan melibatkan semua warga sekolah, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

26 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. 53, http://dikmenum.go.id/block-grant-2008.

27 Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah, departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan tahun 2009 Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM), (Jakarta: 2009), h. 1.


(30)

c. Kriteria Sekolah Penerima BOMM

BOMM tidak turun begitu saja ke sekolah-sekolah SMU maupun SMK. Diperuntukkan bagi sekolah yang tidak mendapat dana block grant BIS USB (Bantuan Imbal Swadaya Unit Sekolah Baru). BIS USB adalah bantuan pembangunan unit gedung baru untuk penyelenggaraan unit sekolah baru Negeri yang diberikan kepada kabupaten/kota dalam rangka perluasaan dan pemerataan pendidikan melalui pemberian layanan pendidikan SMA dan SMK bagi masyarakat yang membutuhkan. Pembangunan dilaksanakan secara swakelola oleh pemerintah kabupaten/kota bersama-sama masyarakat sekitar sebagai pelaksana pembangunan.

Sanggup mengembangkan program peningkatan mutu yang bersifat inovatif yang dituangkan di dalam program kerja.

Bagi sekolah yang telah menerima block grant maupun BOMM tahun sebelumnya, harus sudah menyerahkan laporan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan.28 Persyaratan penerima BOMM antara lain:

1) Mengajukan usulan daftar nama siswa ke Dinas pendidikan Provinsi setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kab/Kota.

2) Menyerahkan data pokok SMK.

3) Menyampaikan Rencana kegiatan/program dan RAB.

4) Memiliki Rekening sekolah (bukan rekening atas nama pribadi atau yayasan).

5) Menyampaikan fotocopy Surat pengangkatan Kepala SMK yang dilegalisir oleh yang berwenang.

Mekanisme Pengajuan dan Penetapan Penerima BantuanMekanisme pengajuan usulan daftar nama siswa/rencana kegiatan/RAB BOMM sebagai berikut:

1) Sekolah menyusun usulan daftar nama siswa, rencana kegiatan/ program dan RAB pemanfaatan dana BOMM.

28 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. 54, http://dikmenum.go.id/block-grant-2008.


(31)

2) Sekolah mengirimkan usulan daftar nama, rencana kegiatan Program dan RAB pemanfaatan dana BOMM tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan persetujuan. 3) dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan validasi dan koreksi

(bila diperlukan) data, selanjutnya diusulkan ke Dinas Pendidikan Provinsi.

4) Dinas Pendidikan Provinsi menerima dan meneliti usulan calon penerima BOMM dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dinas Pendidikan Provinsi dapat melakukan klasifikasi, baik ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota maupun sekolah.

5) Dinas Pendidikan Provinsi mengeluarkan Surat Keputusan penetapan penerima BOMM bagi SMK berdasarkan hasil penilaian.

6) Dinas Pendidikan provinsi melakukan workshop dan penandatanganan surat perjanjian dengan SMK penerima bantuan. 7) dinas pendidikan Provinsi melakukan penyaluran dana BOMM ke

SMK penerima.29

d. Program BOMM

Prioritas Program yang dibiayai dana BOMM antara lain:

1) Pengembangan kreativitas siswa melalui kegiatan lomba/penelitian ilmiah remaja dalam bidang, keilmuan, seni, sosial, olahraga, dan keagamaan.

2) Peningkatan dan pengembangan wawasan bagi warga sekolah dalam rangka pengembangan kultur sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan melalui simposium atau lokakarya di sekolah.

3) Pendayagunaan laboratorium: fisika, kimia, biologi, bahasa, dan komputer.

4) Peningkatan sistem administrasi sekolah dengan komputerisasi. 5) Pengadaan peralatan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu. Jenis peruntukan di atas dicantumkan dalam format RAPBS beserta uraian program/kegiatan sekolah dengan merinci sasaran dan total biaya per jenis peruntukan. Peruntukan dana tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan diketahui oleh komite sekolah. Pelaksanaan pekerjaan/program bantuan dan pengelolaan dana bantuan dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah bersama-sama

29 Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah, departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan tahun 2009 Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM), (Jakarta: 2009), h. 9.


(32)

dengan komite sekolah secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah.30

e. Pelaksanaan BOMM

Agar pelaksanaan program BOMM berhasil baik dan dapat dipertanggung jawabkan, sekolah perlu mentaati hal-hal sebagai berikut:

1) Pengelolaan Program

a) Untuk mengelola program bantuan operasional manajemen mutu, kepala sekolah secara musyawarah membentuk panitia pelaksana yang terdiri dari:

1) Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program;

2) Wakil kepala sekolah/guru yang relevan sebagai ketua panitia pelaksana;

3) Guru-guru sebagai penanggungjawab pada setiap kegiatan; 4) Bendahara rutin sekolah atau bendahara yang ditunjuk khusus

oleh kepala sekolah sebagai pengelola keuangan BOMM; b) Komite sekolah berperan dalam memberikan pertimbangan,

pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga; pengontrol kualitas pelaksanaan program; dan sekaligus sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat;

c) Program kerja yang sudah direview dan disetujui oleh pemberi bantuan menjadi acuan dalam pelaksanaan program bantuan; d) Utamakan kualitas/mutu pelaksanaan program/kegiatan;

e) Mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan program bantuan; Dalam hal melakukan pengadaan peralatan, sekolah harus mengikuti ketentuan yang berlaku:

(1) Menyusun rencana pengadaan; (2) Melakukan survei harga;

(3) Menyusun harga perkiraan sendiri (HPS);

(4) Meminta penawaran harga dari penyedia barang; (5) Membuat surat perintah kerja;

30 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. 54-55, http://dikmenum.go.id/block-grant-2008.


(33)

(6) Membuat Berita Acara Penerimaan Barang.31 2) Pengelolaan Dana Bantuan

Dana BOMM dikelola oleh bendahara rutin sekolah atau bendahara yang ditunjuk khusus oleh kepala sekolah untuk mengelola dana block grant dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a) Pembukuan dilakukan pada buku kas umum sekolah, sedangkan rincian secara detail dibukukan tersendiri pada buku kas pembantu; b) Pembukuan dana bantuan itu berisi semua transaksi keuangan

menurut urutan tanggal transaksi dan disertai bukti pembayaran pengeluaran (kuitansi) yang ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendaharawan;

c) Pembukuan ditutup pada setiap akhir bulan dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara sekolah/bendahara yang ditunjuk; d) Menyimpan dokumen pengeluaran secara tertib, rapi dan lengkap ; e) Pengelolaan dana bomm berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan

keuangan negara. 3) Pelaporan

Sekolah penerima dana BOMM wajib menyusun laporan pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang disampaikan kepada pemberi bantuan per semester dengan tembusan kepada kepala dinas pendidikan kabupaten/kota setempat.32

Tujuan dari pelaporan BOMM untuk mengetahui persyaratan yang telah diberikan oleh pemerintah serta tidak terjadi kesalah pahaman untuk penyaluran yang dibutuhkan sekolah.

Laporan pelaksanaan program BOMM yang disusun harus dapat memberikan data dan informasi lengkap, jelas dan akurat tentang keseluruhan proses yang telah dilakukan.

a) Laporan dari sekolah terdiri atas (1) Laporan Awal

Laporan awal harus menjelaskan tentang: (a) Perencanaan kegiatan dan Jadwal Kegiatan (b) Susunan Tim Pelaksana

(c) RAB seluru kegiatan

31 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008….., h. 55-56. 32 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008….., h. 56.


(34)

(d) Rencana Penyerapan dana Bantuan (e) Daftar nama siswa penerima (2) Laporan Perkembangan

Laporan perkembangan harus menjelaskan tentang: (a) Realisasi kegiatan target yang direncanakan

(b) Realisasi pengeluaran dana atas target yang direncanakan (c) Gambaran mengenai kontribusi masyarakat

(d) Masalah yang dihadapi dan upaya penyelesaian (3) Laporan Akhir

Laporan akhir pelaksanaan harus menjelaskan tentang: (a) Realisasi seluruh kegiatan

(b) Realisasi pengeluaran dana (c) Kontribusi masyarakat (bila ada)

(d) Masalah yang dihadapi dan upaya menanggulanginya. b) Laporan Provinsi

Laporan pendidikan provinsi menyusun resume laporan pelaksanaan kegiatan BOMM seluruh SMK dalam bentuk laporan akhir, memuat data kuantitatif dan kualitatif hasil pelaksanaan program. Laporan akhir disampaikan kepada Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.33

2. MUTU PEMBELAJARAN

a. Pengertian Mutu Pembelajaran

Berdasarkan penjelasan di atas mutu adalah terpenuhinya harapan pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan suatu produk atau layanan (jasa). Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu atau berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada pelanggan. Juga dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu tinggi apabila tidak terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun baik mutu melalui

33 Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah, departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan tahun 2009 Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM), (Jakarta: 2009), h. 13-14.


(35)

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana mutu adalah suatu kondisi yang bersifat dinamis.

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.34 Sedangkan menurut M. Sobry Sutikno dalam pengertian lain pembelajaran adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief. S. Sadiman, et al., 1990)35

Pembelajaran pada dasarnya menitik beratkan pada tingkah laku siswa atau perbuatan sebagai output (keluaran) pada diri siswa yang dapat diamati. Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang dicapai. Selain itu pembelajaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan dapat meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.

b. Dimensi Mutu

Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah:

1) Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti. 2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

3) Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

34 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 19955), Cet. Ke-1, h. 57.

35 M. Sobry Sutikno,, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTP Press, 2007), Cet. Ke-2, h. 49.


(36)

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5) Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.

6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi; penanganan keluhan yang memuaskan.

7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Bila dimensi-dimensi di atas lebih banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur, maka berdasarkan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa, Zeithmal, Berry dan Parasuraman (1985) berhasil mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan pleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu:

1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

2. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko tau keragu-raguan.

5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.36

c. Komponen-Komponen Pembelajaran

Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan pembelajaran mengandung sejumlah komponen, yang meliputi:37

1) Tujuan

Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Tidak ada suatu pembelajaran yang diprogamkan tanpa tujuan, karena hal ini merupakan kegiatan yang

36 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h.5-6.

37 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-3, h. 48.


(37)

tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir dan prosedur yang dilakukan.

Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran yang lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi.

2) Bahan Pelajaran

Menurut Syaiful Bahri Djamarah bahan adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses interaksi edukatif tidak berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti mempelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik. Bahan pelajaran adalah “unsur inti dalam kegiatan interaksi edukatif. Karena harus diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik”.38

Bahan pelajaran merupakan materi yang terus berkembang secara dinamis seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, bahan pelajaran yang diterima anak didik harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan.

Dengan demikian bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan pelajaran merupakan inti dalam proses belajar mengajar.

3) Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan, segala sesuatu yang telah diprogamkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terllibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang aktif, bukan guru.39

38 Syaiful Bahri Djmarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 17-18.

39 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-3, h. 51-52.


(38)

4) Metode

Metode adalah “suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dalam kegiatan belajar mengajar metode sangat diperlukan oleh guru, dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.40

5) Alat

Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pengajaran alat mempunyai fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan.

Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat verbal dan alat Bantu non verbal. Alat Bantu vrbal berupa suruhan, perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan alat Bantu non verbal berupa globe, papan tulis, batu kapur, gambaran, diagram, slide, video dan sebagainya.41 6) Sumber Belajar

Ahmad Rohani berpendapat bahwa: Sumber belajar adalah segala apa (daya, lingkungan, pengalaman) yang (dapat) dipergunakan dan mendukung proses/kegiatan pengajaran secara lebih efektif dan dapat memudahkan pencapaian tujuan pengajaran/belajar, tersedia (sengaja disediakan/dipersiapkan), baik yang langsung/tidak langsung, baik konkret/ yang abstrak.42

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu, sedangkan menurut Roestiyah evaluasi adalah “kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya mengenai kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dari hasil belajar siswa guna mendorong atau mengembangkan kemampuan belajar.43

40 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar….., h. 53. 41 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar….., h. 54.

42 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 164. 43 Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet. Ke-3, h. 85.


(39)

Oleh karena itu, evaluasi berperan sebagai barometer untuk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.

d. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran

Pendidikan secara umum dan pembelajaran pada khususnya senantiasa berada dalam suatu lingkungan yang turut serta mempengaruhi terhadap bekerjanya sistem pendidikan maupun sistem pembelajaran. dengan demikian beberapa factor yang mempengaruhi terhadap kesuksesan pembelajaran adalah:

1) Faktor Guru

Dalam sistem pembelajaran faktor guru menjadi salah satu sumber pembelajaran yang dimiliki peran penting. Dari benerapa hasil penelitian dimana para siswa ketergantungan pada faktor guru masih cukup tinggi dalam aktivitas pembelajaran.

2) Faktor Siswa

Menurut Dunkin, faktor siswa terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi system pembelajaran yaitu: kondisi latar belakang pengalaman siswa, karakteristik dan sifat yang melekat dimiliki oleh setiap individu siswa.44

3) Faktor Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas yang mendukung terhadap proses pembelajaran. Tersedianya media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat untuk membantu kemudahan belajar bagi siswa sangat mempengaruhi terhadap system pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kualitas pembelajaran sangat signifikan, bagi siswa yang dapat memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran secara optimal maka akan sangat menentukan kualitas siswa tersebut baik dilihat dari proses maupun hasil pembelajaran yang diperolehnya.

44 Dadang Sukirman dan Nana Jumhana, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 15.


(40)

4) Faktor Lingkungan

Seperti telah banyak dibahas oleh beberapa ahli pendidikan bahwa pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa karena adanya interaksi dengan lingkungan pembelajaran. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa faktor lingkungan termasuk salah satu elemen yang mempengaruhi sistem pembelajaran.45

45 Dadang Sukirman dan Nana Jumhana, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 15-16.


(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Dalam penilitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran.

B.

Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus yang telah menerima program BOMM sejak tahun 2007-2009. Sekolah beralamat di Jl. Kana Lestari Blok K/I, Lebak Bulus, Jakarta - Selatan.

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan 16 November 2009 sampai dengan 11 Januari 2010.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena obyek yang diteliti. Penelitian deskritif ini digunakan untuk mengetahui gambaran Pengaruh BOMM Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari.


(42)

Dimaksudkan dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh guru SMK Al-Hidayah Lestari berjumlah 25 orang guru. Mengadakan Tanya jawab dengan beberapa pihak yang berkepentingan diantaranya: kepala sekolah, wakil bidang kesiswaan dan tim panitia BOMM.

E.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain : a. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.1 Dalam studi lapangan ini penulis mengumpulkan data melalui angket yang disebarkan kepada seluruh guru. b. Wawancara

Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee).2 Wawancara dilakukan penanya dengan menggunakan pedoman wawancara. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan tim panitia BOMM sekolah SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus. c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, nilai ebtanas, nilai raport, notulen rapat, dan sebagainya.3

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet Ke-13, h.151.

2 Prof. H. D. Sudjana S, Manajemen Program Pendidikan, (Bandung: Falah Production, 2000), h. 316.

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet Ke-13, h.158.


(43)

Kisi-kisi Angket Pengaruh BOMM Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran

No Variabel Aspek/Dimensi Indikator No. Item Jumlah

1. Bantuan Operasional Manajemen Mutu 1. Program BOMM a. Pengembangan kreativitas siswa b.Peningkatan pengembangan bagi warga sekolah c. Pendayagunaan laboratorium d.Peningkatan sistem administrasi e. Pengadaan peralatan pendidikan 1, 2 3, 4 5 6 7, 8 2 2 1 1 2

2. Pelaksanaan

BOMM a. Pengelolaan program BOMM b. Pengelolaan dana bantuan c. Pelaporan BOMM

9, 10, 11, 12, 13 14, 15, 16,

17, 18 19, 20, 21,

22

5 5 4

3. Pembelian

bahan habis pakai

a. Buku b. Alat tulis c. Bahan pratikum

23 24 25 1 1 1

4. Manfaat

BOMM

a. Membantu siswa b. Pembiayaan

sekolah terbantu c. Tersedia dana

untuk kegiatan pembelajaran 26 27, 28 29, 30 1 2 2 Jumlah 30


(44)

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut : a. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan diserahkan kepada penulis, kemudian penulis memerikasa satu persatu angket tersebut. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menguhubungi responden yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.

Tujuan dari editing adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan.

b. Skoring

Tahap selanjutnya adalah memberikan skor butir-butir pernyataan yang terdapat dalam angket. Pemberian skor ini dilakukan dengan memperhatikan jenis data yang ada, karena terdapat 4 butir jawaban yaitu: selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Penulis memberikan skor nilai 4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah.

c. Tabulating

Setelah diketahui skor setiap indikatornya maka seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui hasil penghitungannya.

2. Teknik Analisa Data

Untuk menganalisis setiap variabel digunakan teknik analisa secara deskriptif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

f

P = X 100% N


(45)

P = Angka persentase

f = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden4

Tabel 2 Tafsiran Persentase

NO Persentase % Penafsiran

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 100 90-99 60-89 51-59 50 40-49 10-39 1-9 0 Seluruhnya Hampir Seluruhnya

Sebagian Besar Lebih dari Setengah

Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian Kecil Sedikit Sekali Tidak Sama sekali

Dari data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas selanjutnya adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan jawaban responden. Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.

b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:5

4

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2005, Cet. Ke-15, h. 43.


(46)

NH

Dalam memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3

Interpretasi Nilai Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran

di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus No Interval Skor Kategori

1. 76 – 100 % Baik

2. 56 – 75 % Cukup Baik

3. 41 – 55 % Kurang Baik

4. 40 % Tidak Baik

5

Siti Zahronah, “Usaha-usaha Sekolah dalam Menanamkan Disiplin Siswa”, Skripsi Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hlm. 69-70, t.d.


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus

1. Sejarah Singkat SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus

SMK Al-Hidayah Lestari adalah sekolah menengah kejuruan swasta kelompok Bisnis Manajemen berlokasi di Lebak Bulus Jakarta selatan. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al Hidayah, berdasarkan akta notaris Raden Soeryo Wongsowijoyo. SMK Al Hidayah Lestari mulai melakukan KBM pada tahun ajaran 1993 / 1994, disahkan berdasarkan surat keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor keputusan 017/101.A1/I/95 tentang persetujuan penyelenggaraan sekolah swasta.

SMK Al Hidayah Lestari terdiri dari tiga jurusan atau program keahlian yaitu akuntansi, sekretaris dan manajemen bisnis (penjualan). Didirikan pada tahun 1993 dan telah meluluskan XIII angkatan.12 lokal berdiri di atas tanah seluas 1700M2 resmi dibangun pada tanggal 19 juli 1993 dan terakreditasi “B” pada tahun 2008. Setelah itu mendapatkan akreditasi “A” pada tahun 2009.

SMK Al-Hidayah Lestari berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah, Yayasan ini mempunyai luas tanah 2500M2. Yayasan ini telah melaksanakan kegiatan pendidikan berupa pendidikan kanak-kanak


(48)

(TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Program studi di SMK Al-Hidayah Lestari merupakan program studi yang langsung berkenaan dengan kebutuhan dunia kerja dewasa ini. Program studi tersebut adalah Program Studi Akuntansi, Program Studi Administrasi dan Program Studi Penjualan. Siswa yang mendaftar dan masuk di SMK Al-Hidayah Lestari selalu mengalami fluktuasi (naik-turun). Tahun ajaran 2009 459 murid sedangkan tahun 2008 siswa yang diterima masuk di SMK Al-Hidayah Lestari sekitar 134 murid.

2. Visi dan Misi

SMK Al-Hidayah Lestari yang beralamat di Jl. Kana Lestari Blok K / Lebak Bulus Jakarta Selatan Telp. 766 1343 mempunyai visi “mewujudkan SMK Al-Hidayah Lestari sebagai sekolah yang mandiri dan profesional dalam menciptakan sumber daya manusia yang islami, religius dan berwawasan sesuai tuntutan dunia usaha”. Sedangkan misinya adalah:

a. Menghasilkan siswa / siswi yang sholeh dan sholehah. b. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil.

c. Menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional.

d. Memberi bekal keterampilan produktif, mengubah status manusia konsumen menjadi manusia yang produktif.

e. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas dirinya.

Selain itu juga terdapat visi dan misi untuk masing-masing jurusan, yaitu: Visi dan Misi Program Kejuruan Administrasi Perkantoran SMK Al-Hidayah Lestari. Visi mewujudkan lulusan program keahlian administrasi perkantoran yang mandiri dan professional. Sedangkan misinya adalah:

a. Menyiapkan tenaga kerja yangtrampil dibidang administrasi perkantoran. b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas


(49)

c. Memberikan kemampuan dasar di bidang administasi perkantoran agar dapat diterima di dunia usaha / dunia industri.

Visi dan misi Program Kejuruan Akuntansi SMK Al-Hidayah Lestari. Visi Mewujudkan lulusan program keahlian akuntansi yang mandiri dan professional. Sedangkan misinya adalah:

a. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil dibidang akuntansi.

b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas dirinya.

c. Memberikan kemampuan dasar di bidang akuntansi agar dapat diterima di dunia usaha / dunia industri.

Visi dan Misi Program Kejuruan Penjualan SMK Al-Hidayah Lestari. Visi Mewujudkan lulusan program keahlian penjualan yang mandiri dan professional. Sedangkan misinya adalah:

a. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil dibidang penjualan

b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas dirinya

c. Memberikan kemampuan dasar di bidang penjualan agar dapat diterima di dunia usaha / dunia industri

3. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan

a. Keadaan Guru

Tenaga pengajar yang berada di SMK Al-Hidayah Lestari ini terdiri dari 16 orang laki-laki dan 13 orang wanita. Latar belakang pendidikan tenaga pengajar SMK Al-Hidayah Lestari ini lulusan dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta yang mengajar sesuai dengan keahlian yang dimiliki (lihat lampiran 4).


(50)

Tabel 4

Data Tenaga Pendidik

NO JENIS KELAMIN D2 D3 S1 S2 JUMLAH

1 LAKI-LAKI - 3 12 - 15

2 PEREMPUAN - 2 12 - 14

JUMLAH - 5 24 - 29

b. Keadaan Siswa

Jumlah siswa SMK Al-Hidayah Lestari pata tahun ajaran 2009/2010 adalah 459 siswa dengan 195 siswa laki-laki dan 264 siswa perempuan.

Tabel 5

Data Keadaan Siswa SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus

KELAS SISWA

LAKI –LAKI PEREMPUAN JUMLAH

I 78 106 184

II 38 72 110 III 79 86 165

JUMLAH 195 264 459

c. Keadaan Staf dan Karyawan

Untuk membantu kelancaran administrasi sekolah, staf dan karyawan yang berada di SMK Al-Hidayah Lestari ini berjumlah 4 orang laki-laki dan 1 orang pesuruh. Terdiri dari. Staf yang berada di SMK Al-Hidayah Lestari ini ada beberapa bagian, tiap bagian sudah ada seseorang yang mengerjakan tugasnya masing-masing (lihat lampiran 5).


(51)

Tabel 6

Data Staf & Karyawan

NO JENIS KELAMIN SMU D2 D3 S1 JUMLAH

1 LAKI-LAKI 3 - 1 1 5

2 PEREMPUAN - - -

JUMLAH 3 - - - 5

4. Kurikulum yang digunakan

Untuk membantu menyesuaikan pendidikan yang ada sekarang ini SMK Al-Hidayah Lestari ini menggunakan kurikulum KTSP. Hal ini dimaksudkan agar tidak tertinggal dengan sekolah-sekolah lain yang setingkat dalam menyesuikan program pendidikan.

SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sudah mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2007/2008. SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus telah menerapkan kurikulum tersebut untuk semua kelas program jurusan Sekretaris, Akuntansi dan Penjualan. SMK Al-Hidayah Lestari ini menerapkan kurikulum yang tidak berbeda dengan SMA/MAN yaitu kurikulum yang diperkarya dengan 9 jam pelajaran untuk hari senin sampai kamis, 6 jam pelajaran untuk hari jum’at dan hari Sabtu hanya 4 jam pelajaran. Sisa waktu di hari Sabtu digunakan untuk berbagai kegiatan Ekstra Kurikuler atau Pengembangan Diri.

5. Struktur Organisasi

Sedangkan tugas dan fungsi dari masing-masing bagian pada stuktur organisasi ini adalah :

a. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berfungsi sebagai EMASLIM, yaitu Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator.


(52)

a. Selaku Edukator, Kepala sekolah melakukan pembinaan dan membimbing semua personil bagi peningkatan mutu pencapaian tujuan pendidikan yang telah diterapkan.

b. Selaku Manager, Kepala sekolah menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, penyusunan anggaran belanja sekolah, pemantauan terhadap semua personil dan memberikan dorongan, menimbulkan semangat kerja.

c. Selaku Administrator, Kepala sekolah adalah pemimpin, penanggung jawab tunggal, pengatur, pengambil keputusan penting terhadap hal-hal yang menyangkut penentuan pokok dan perlakuan yang berlaku.

d. Selaku Supervisor, Kepala sekolah merupakan pengawas utama, pengontrol utama, penyelia, dan pemeriksa tertinggi di sekolah.

e. Selaku Leader, Kepala sekolah adalah pemimpin yang memiliki kepribadian yang kuat, serta pemahaman terhadap visi dan misi.

f. Selaku Inovator, Kepala sekolah mampu mencari atau menemukan gagasan baru demi pembaharuan sekolah.

g. Selaku Motivator, Kepala seklah mampu mengatur lingkungan kerja baik fisik maupu non fisik serta mampu menerapkan prinsip penghargaan atau hukuman.

b. Wakil Kepala Sekolah

a. Mewakili kepala sekolah pada saat kepala sekolah tidak berada di sekolah. b. Membantu kepala sekolah dalam membina tugas-tugas pokok guru bidang

studi atau mata pelajaran.

c. Melaksanakan tugas-tugas pertanggungjawaban yang berhubungan dengan kurikulum, kesiswaan, administrasi dan hubungan masyarakat.

d. Membantu kepala sekolah menyusun rencana harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

e. Membantu kepala sekolah menentukan dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan tugas personil sekolah.


(53)

f. Membantu kepala sekolah dalam pelaksanaan koordinasi tugas guru piket, wali kelas, pembina upacara, pengangkatan wali kelas, guru pembina, guru bimbingan penyuluhan (BP).

g. Membantu kepala sekolah dalam hal supervisi maupun monitoring di lingkungan sekolah.

c. Komite Sekolah

a. Membantu kelacaran proses pendidikan. b. Membantu peningkatan mutu.

c. Mengadakan sarana prasarana sekolah (Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM).

d. Membantu kesejahteraan guru.

d. Tata Usaha

Sistem Administrasi Sekolah (SAS) dlaksanakan secara khusus oleh staff urusan administrasi yang dipimpin oleh seorang kepala urusan tata usaha. Ketata usahaan sekolah mencakup keseluruhan kegiatan yang bersifat administrasi, yaitu :

a. Kegiatan administrasi umum. b. Kegiatan administrasi kurikuler. c. Kegiatan administrasi kesiswaan. d. Kegiatan administrasi kepegawaian.

e. Kegiatan administrasi kelengkapan dan peralatan.

f. Kegiatan administrasi hubungan masyarakat kelembagaan.

e. Koordinator Perpustakaan.

Perpuatakaan merupakan pusat dan sumber informasi, baik bersifat fisik maupun non fisik, kedudukan perpustakaan sangat strategis bagi siswa dan guru karena secara langsung sangat bermanfaat untuk :

a. Menggali ilmu pengetahuan, menambah bahan acuan, memmperalam materi pokok bahasan dari suatu mata pelajaran, objek penelitian ilmiah. b. Membentuk sikap pribadi mengembangkan daya nalar, mental dan moral


(54)

1. Administrasi dan inventarisasi. 2. Pelayanan dan tanggung jawab.

f. BP/BK

a. Menyusun struktur organisasi bimbingan dan penyuluhan. b. Menyusun program dan melaksanakan program kerja BK. c. Meneliti absensi siswa dan kemapuan belajar.

d. Mengkomunikasikan program BK kepada seluruh staff sekolah.

e. Membuat instrumen pengumpulandata siswa (angket, pedoman, wawancara test)

f. Melaksanakan pengumpulan data. g. Memberi penerangan kepada siswa. h. Penempatan siswa pada posisi yang tepat. i. Memberikan penyuluhan kepada siswa. j. Melaksanakan studi khusus.

k. Melaksanakan bimbingan kelompok.

l. Diagnosis kesulitan belajar dan usaha pemberian bantuan.

m. Kerjasama dengan guru dalam hal pemahaman siswa, penilaian, kegiatan pengajaran.

n. Pengadministrasian pelajaran BK.

g. Wali Kelas

a. Meneliti absensi siswa dan kemampuan belajar. b. Memberikan pengarahan siswa.

c. Membantu kesulitan siswa dalam hal belajar mengajar.

h. Guru Mata Pelajaran

a. Membuat rencana pengajaran. b. Melaksanakan KBM.

c. Melaksanakan evaluasi pembelajaran. d. Menilai hasil evaluasi.

i. Pembina Osis

a. Menyususun jadwal pembina upacara. b. Mengadakan kegiatan LDKS.


(55)

c. Mengadakan upacara hari besar nasional. d. Memberdayakan potensi kepemimpinan siswa. e. Penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler.

j. Penanggung Jawab Lab

a. Menyusun program pengembangan alat-alat laboratorium.

b. Merencanakan pengadaan dan pemeliharaan alat-alat, bahan praktikum dan ruang praktek.

c. Menyesuaikan program kegiatan praktikum dengan kegiatan praktikum dengan kegiatan kurikulum.

d. Bertanggung jawab atas hilangnya alat-alat praktikum.

e. Memberi usul dan saran kepada sekolah tentang perkembangan dan peningkatan kegiatan laboratorium.

f. Membuat laporan bulanan dan tahunan kepada kepala sekolah tentang keadaan perkembangan laboratorium (lihat lampiram 6).

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus pada saat ini cukup baik yang digunakan untuk proses belajar mengajar, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik tanpa mengalami hambatan. Sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus adalah sebagai berikut (lihat lampiran 2).


(56)

B.

Deskripsi Data

1.

Data Hasil Angket

Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses mengubah data dan instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka (prosentase), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 7

Pengembangan Kreativitas Siswa

Kategori F Prosentase (%)

Ya 10 40%

Tidak 15 60%

Jumlah 25 100%

Dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan baik, peserta didik tidak hanya menuntut ilmu yang telah diberikan dari guru. Oleh karenanya peserta didik dapat mengembangkan keterampilan atau kreativitas yang dimiliki

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 40% responden menyatakan ya dan sebesar 60% responden menyatakan tidak. Dengan demikian, sebagian besar guru tidak menggunakan dana BOMM untuk pengembangan kreativitas siswa.

Tabel 8

Mengadakan Kegiatan Ekstrakurikuler

Kategori F Prosentase (%)

Ya 8 32%

Tidak 17 68%


(57)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 32% responden menyatakan ya dan sebesar 68% responden menyatakan tidak. Dengan demikian, sebagian besar guru tidak menggunakan dana BOMM untuk mengadakan ekstrakurikuler.

Tabel 9

Meningkatkan Wawasan Guru Melalui Pelatihan Kategori F Prosentase (%)

Ya 3 12%

Tidak 2 88%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 12% responden menyatakan ya dan sebesar 88% responden menyatakan tidak. Dengan demikian, sedikit sekali guru menggunakan dana BOMM untuk meningkatkan wawasan guru melalui pelatihan.

Tabel 10

Meningkatkan Wawasan Guru Melalui Study Tour Kategori F Prosentase (%)

Ya 3 12%

Tidak 22 88%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 12% responden menyatakan ya dan sebesar 88% responden menyatakan tidak. Dengan demikian, sedikit sekali guru menggunakan dana BOMM untuk meningkatkan wawasan guru melalui study tour.


(1)

efektif. Namun sekolah mempermudah peserta didik mendapatkan fasilitas dan mutu yang baik untuk bekal keterampilan sesuai jurusan dan lulusan yang siap pakai.

13.Bagaimana pelaksanaan evaluasi dana BOMM untuk laporan kepada pengawas?

Jawaban: Dalam evaluasi ada 2, yaitu: pertama, evaluasi internal panitia yang dibentuk tim dari sekolah. Tim pengelola BOMM dari sekolah yang melaporkan semua kurang dan tidaknya uang untuk barang yang telah diperlukan. Kedua, eksternal atau pihak pemberi dana yaitu pemerintah. Dari pengawas sekolah melihat dan memeriksa laporan dana BOMM. Pengawas disini terdapat pengawas dari SUDIN atau DIKNAS.

Interviewee Interviewer


(2)

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Maret 2010 Tempat : Ruang Guru

Interviewee : Tim BOMM Jabatan : Staf Tata Usaha

1. Apa peran Bapak sebagai tim panitia BOMM selain staf bagian tata usaha? Jawaban: Selain sebagai staf tata usaha, saya bertugas untuk menyusun

proposal dan menyiapkan daftar nama-nama siswa yang akan dilaporkan. Sedangkan untuk penyaluran dan tanda tangan dikerjakan oleh kepala sekolah. 2. Menurut Bapak, bagaimana program BOMM yang telah diberikan pemerintah

untuk sekolah?

Jawaban: program BOMM baiknya untuk sekolah sedikit terbantu untuk sarana prasarana dan kegiatan pembelajaran bagi siswa siswi.

3. Bagaimana pelaksanaan BOMM di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus? Jelaskan!

Jawaban: Sebelum pelaksanaan sekolah mendapatkan pemberitahuan dari pemerintah. Pelaksanaan dari awal sekolah menyiapkan proposal untuk diajukan karena hanya beberapa sekolah yang mendapatkan BOMM. Apabila proposal yang diajukan terlambat maka sekolah tidak akan mendapatkan bantuan.

4. Bagaimana pengelolaan BOMM di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus? Jelaskan!

Jawaban: Pengelolaan dilakukan sekolah langsung dibelikan barang-barang perlengkapan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran siswa siswi.

5. Apakah Bapak mendapatkan kendala atau hambatan dalam mengelola dana BOMM? Kalau ya, bagaimana? Jelaskan!

Jawaban: Ya. Uang yang telah diperoleh juga harus sesuai dengan laporan pertanggung jawaban dibuat oleh sekolah.


(3)

7. Bagaimana perencanaan BOMM yang dilaksanakan sekolah sebelum dan sesudah mendapatkan dana BOMM? Jelaskan!

Jawaban: Sudah terdapat dalam proposal atau laporan pertanggung jawaban, karena masih banyak alat dan bahan untuk praktek tiap jurusan yang kurang lengkap.

8. Selain dialokasikan untuk bahan habis pakai, apakah dana BOMM dialokasikan untuk kebutuhan yang lain? Jelaskan!

Jawaban: Dana BOMM hanya diperuntukan bahan habis pakai saja. Apabila dana tersebut lebih akan dialokasikan kegiatan yang lain hanya sebagian kecil saja.

9. Apakah dana BOMM dialokasikan untuk pengembangan siswa dan kegiatan ekstrakurikuler sekolah?

Jawaban: tidak. Karena BOMM hanya diperuntukan untuk operasional sekolah dan melengkapi alat, bahan dan barang untuk pembelajaran yang masih kurang.

10.Apakah dana BOMM dialokasikan untuk pelatihan atau study banding guru? Jawaban: Ya. Hanya sedikit sekali dana dari BOMM tersebut, namun dana tersebut hanya untuk pelatihan atau seminar guru.

Interviewee Interviewer


(4)

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Maret 2010 Tempat : Ruang Guru

Interviewee : Tim BOMM

Jabatan : Bendahara Sekolah

1. Sejak kapan Bapak menjabat sebagai Bendahara Sekolah di SMK Al-Hidayah Lestari?

Jawaban: Tahun 1998.

2. Apa peran Bapak sebagai tim panitia BOMM selain sebagai bendahara sekolah?

Jawaban: Tidak ada, hanya bertugas sebagai bendahara saja.

3. Menurut Bapak, bagaimana program BOMM yang telah diberikan pemerintah untuk sekolah?

Jawaban: Untuk meningkatkan manajemen mutu tiap jurusan, supaya tiap jurusan meningkat untuk peralatan praktek dan kegiatan belajar mengajar. 4. Bagaimana pelaksanaan BOMM di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus?

Jelaskan!

Jawaban: Pelaksanaannya langsung untuk dibelikan untuk peralatan. Dari pembelian barang sesuai yang dibutuhkan ditulis dalam proposal SPJ.

5. Bagaimana pengelolaan BOMM di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus? Jelaskan!

Jawaban: Sudah ada juknisnya dan membuat proposal peralatan yang dibutuhkan sesuai yang ingin dibelanjakan.

6. Apakah Bapak mendapatkan kendala atau hambatan dalam mengelola dana BOMM? Kalau iya, bagaimana? Jelaskan!

Jawaban: Terkadang, karena anggaran yang diinginkan tidak sesuai yang telah didapatkan. Karena uang tersebut setelah didapat sudah berkurang.


(5)

sesudah mendapatkan dana BOMM? Jelaskan!

Jawaban: Perencanaan untuk sebelumnya hanya membuat proposan. Sedangkan sesudahnya melaksanakan sesuai yang ada di dalam proposal. 9. Selain dialokasikan untuk bahan habis pakai, apakah dana BOMM

dialokasikan untuk kebutuhan yang lain? Jelaskan!

Jawaban: Tidak ada, hanya sesuai dengan apa yang ada di proposal.

10.Apa manfaat yang diperoleh dengan adanya BOMM untuk sekolah? Jelaskan! Jawaban: Menjadi meningkat untuk peralatan dan menambah potensi anak.

Interviewee Interviewer


(6)

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Maret 2010 Tempat : Ruang Guru

Interviewee : Wali kelas

1. Selain sebagai guru, Bapak/Ibu guru berperan sebagai apa dalam pelaksanaan BOMM?

Jawaban: Tidak ada. Guru hanya berperan dan dilibatkan dalam menggunakan dana BOMM untuk kegiatan belajar mengajar.

2. Menurut Bapak, bagaimana program BOMM yang telah diberikan pemerintah untuk sekolah?

Jawaban: Sangat membantu. BOMM tersebut dapat membeli peralatan yang belum terpenuhi masing-masing dari tiap jurusan. Karena terdapat sekolah yang tidak mendapatkan dana BOMM.

3. Apakah program BOMM yang diberikan pemerintah sudah dapat mencukupi mutu pembelajaran untuk sekolah? Jelaskan!

Jawaban: Belum, pemerintah belum sepenuhnya dapat mencukupi, namun sekolah melengkapi dan berusaha menambah peralatan yang belum terpenuhi. 4. Apakah dana BOMM sudah mencukupi untuk mutu pembelajaran?

Jawaban: Belum. Namun sudah baik untuk memperbaiki mutu untuk sekolah. 5. Apa manfaat yang diperoleh dengan adanya BOMM untuk sekolahdan mutu

pembelajaran? Jelaskan!

Jawaban: Sangat signifikan, diantaranya: memudahkan guru dalam

melaksanakan praktek, memudahkan sekolah dalam menyediakan alat praktek dan menambah fasilitas bahan praktek untuk siswa.

Interviewee Interviewer