Analisis Pengaruh Peranan Internal Auditor Sebagai Salah Satu Fungsi Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance)Terhadap Kinerja Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus : PT Perkebunan Nusantara II)
ANALISIS PENGARUH PERANAN INTERNAL AUDITOR
SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI PENERAPAN TATA
KELOLA (
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
)
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
PERKEBUNAN NEGARA
(STUDI KASUS : PT PERKEBUNAN NUSANTARA II)
TESIS
Oleh
ZULKARNAIN
077019116/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
ANALISIS PENGARUH PERANAN INTERNAL AUDITOR
SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI PENERAPAN TATA
KELOLA (
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
)
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
PERKEBUNAN NEGARA
(STUDI KASUS : PT PERKEBUNAN NUSANTARA II)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ZULKARNAIN
077019116/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(3)
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PERANAN INTERNAL AUDITOR SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI PENERAPAN TATA KELOLA (GOOD CORPORATE
GOVERNANCE) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA (STUDI
KASUS : PT PERKEBUNAN NUSANTARA II) Nama Mahasiswa : Zulkarnain
Nomor Pokok : 077019116
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui, Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) (Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec. Ak.) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(4)
Telah diuji
pada tanggal : 23 Agustus 2010
____________________________________________________________________
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : 1. Prof. Dr. Rismayani, SE, MS. Anggota : 2. Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec. Ak.
3. Dr. Arlina Nurbaity, MBA. 4. Drs. Rahmat Sumanjaya, M.Si.
(5)
LEMBAR PENYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
“ANALISIS PENGARUH PERANAN INTERNAL AUDITOR SEBAGAI
SALAH SATU FUNGSI PENERAPAN TATA KELOLA (GOOD CORPORATE
GOVERNANCE) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA (STUDI KASUS : PT PERKEBUNAN NUSANTARA II).”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang diigunakan telah dinyatakan bebas dan nyata.
Medan, September 2010 Yang membuat pernyataan,
Zulkarnain 077019116/IM
(6)
ABSTRAK
Internal auditor merupakan organ pendukung yang dibentuk oleh Direksi dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG). Peranan dan fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan digunakan sebagai parameter dan indikator untuk mengukur penerapan prinsip-prinsip GCG. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi penerapan GCG yang mencakup transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran terhadap kinerja perusahaan perkebunan serta mengetahui dan menganalisis pengaruh efisiensi dan efektivitas operasional terhadap kinerja perusahaan perkebunan. Hipotesis penelitian yaitu peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi penerapan fungsi GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PT Perkebunan Nusantara II serta peranan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan efektivitas operasional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PT Perkebunan Nusantara II.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan internal auditor, tata kelola perusahaan dan kinerja
Penelitian dilakukan dengan pendekatan survei dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Kuesioner diberikan kepada responden sebagai sampel yang merupakan karyawan pimpinan PT Perkebunan Nusantara II. Model analisis data adalah regresi berganda dengan pengujian kualitas data yang digunakan adalah uji reliabilitas dan uji validitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolineritas, uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji serempak (Uji F), uji parsial (Uji t) dan koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian hipotesis pertama pada uji serempak (uji F) menunjukkan bahwa transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan PT Perkebunan Nusantara II, sedangkan hasil uji parsial (Uji t) menunjukkan bahwa hanya variabel transparansi yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian hipotesis kedua pada uji serempak (uji F) dan uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel efisiensi dan efektivitas operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Kesimpulan penelitian yaitu peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi GCG yang mencakup transparansi, kemandirian, akuntabilitas pertanggungjawaban dan kewajaran secara simultan sangat berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan di PT Perkebunan Nusantara II. Secara parsial hanya variabel transparansi yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan Peranan internal auditor yang mencakup efisiensi dan efektivitas operasional secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan di PT Perkebunan Nusantara II.
(7)
ABSTRACT
Internal auditors are supporting organs established by the Board of Directors in the implementation of Good Corporate Governance (GCG). The role and function within a company's internal auditors are used as parameters and indicators to measure implementation of GCG principles. The aim of the research are to determine and analyze the influence of role of internal auditors as a function of GCG implementation which includes transparency, independence, accountability, responsibility and fairness on the performance of plantation companies and also to identify and analyze the influence of operational efficiency and effectiveness on the performance of plantation company. The hypothesis of this research are the role of internal auditors as a function of GCG implementation of function effect on company performance in PTPN II and the role of internal auditors that include aspects of operational effectiveness and efficiency influence performance PTPN II.
The theory used in this study is the theory of Human Resources Management concern with internal auditors, Good Corporate Governance, and performance.
The study was conducted with the survey approach and technique of collecting data through interviews, questionnaires and documentation study. The questionnaire given to respondents as the sample who were leadership employees of PTPN II. The model of data analysis is multiple regression with the test of data quality data used are reliability and validity tests. Classical assumption tests used are the normality, multicolinearity and heterocedasticity tests. The test of hypothesis testing are used simultaneously test (F-test), partial test (t-test) and coefficient of determination (R2).
The research result of first hypothesis on F test showed that the transparency, independence, accountability, responsibility and fairness influenced the performance of PT Perkebunan Nusantara II simultaneously, while the partial test (t test) showed that only variable of transparency influenced of corporate performance. The research research of second hypothesis indicated that F test and and t test results that the variables of operational efficiency and effectiveness simultaneously and partially on company performance.
The conclusion of this research was the role of internal auditors as a function of GCG which include transparency, independence, accountability, responsibility and fairness influenced significance on company performance in PT Perkebunan Nusantara II simultaneously. Partially only variable of transparency influenced significantly on corporate performance. The role of internal auditors that included operational effectiveness and efficiency aspects influenced on corporate performance in PTPN II simultaneously and partially.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ANALISIS PENGARUH PERANAN INTERNAL AUDITOR SEBAGAI
SALAH SATU FUNGSI PENERAPAN TATA KELOLA (GOOD CORPORATE
GOVERNANCE) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERKEBUNAN
NEGARA (STUDI KASUS : PT PERKEBUNAN NUSANTARA II)”.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M. & H, MSc. (CTM), Sp.A.(K.) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE. M.Si. selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam perencanaan, pelaksanaan penelitian maupun penulisan tesis ini.
4. Bapak Drs. Lian Dalimunthe, M.Ec. Ak. selaku Anggota Komisi Pembimbing atas bimbingan dan arahannya selama penelitian dan penulisan tesis.
(9)
5. Bapak Syahyunan SE. M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Manajemen dan dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan tesis ini. 6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity, MBA dan Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya, M.Si. sebagai dosen penguji tesis yang telah memberikan saran dan masukan dalam
penyempurnaan tesis.
7. Teristimewa isteri tercinta Ir. Yaya Hasanah, M.Si. yang senantiasa memberikan motivasi, saran dan do’a yang tiada putus serta anak-anak kami tersayang Aim, Nisa dan Ade Arini atas pengertiannya dengan tersitanya waktu dan perhatian selama pendidikan.
8. Teristimewa kedua orang tua penulis Ayah Drs. H. Tarmuzi Ahmad dan Mamak Hj. Hanimah, dan bang Akmal, kak Deliana, kak Zuraida, Laily, Farida, Indra
dan Anita serta keluarga semuanya yang telah memberikan dorongan, do’a dan bantuan baik secara moral maupun material selama pendidikan.
9. Teristimewa almarhum mertua Bapak Drs. H. Maman Achdiat dan Ibu Hj. Siti Nafisah, serta Ang Herli, Ang Adang, Teh Ai, Asep, Eli, Ani dan keluarga semuanya yang telah memberikan dorongan dan do’anya selama ini.
10. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan XII Program Studi Magister Ilmu Manajemen atas jalinan persahabatan dan kerja sama selama perkuliahan.
11. Seluruh staf administrasi Program Studi Magister Sains Ilmu Manajemen yang telah banyak membantu mulai kolokium usulan penelitian, seminar hingga terselesaikannya tesis ini.
(10)
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca yang tertarik pada umumnya dan PTPN II pada khususnya dalam upaya peningkatan peran internal auditor terhadap peningkatan kinerja perusahaan perkebunan.
Medan, September 2010
(11)
RIWAYAT HIDUP
ZULKARNAIN, dilahirkan di Medan pada tanggal 15 Februari 1969, anak keempat dari delapan bersaudara, dari pasangan ayahanda Drs. H. Tarmuzi Ahmad dan ibunda Hj. Hanimah. Menikah dengan Ir. Yaya Hasanah, MSi. pada tahun 1994 dan dikaruniai tiga orang anak yaitu Ahmad Ibrahim Fahmi (15 tahun), Azkia Khairunnisa Fajari (12.5 tahun) dan Arini Saidatunnisa Fadila (9.5 tahun).
Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Medan Putri tamat tahun 1981, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Medan tamat tahun 1984, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Medan tamat tahun 1987, selanjutnya diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Pada tahun 1988 memilih jurusan Budidaya Pertanian, Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Insitut Pertanian Bogor dan tamat tahun 1993. Pada tahun 2007 diterima sebagai mahasiswa Pasca Sarjana Program Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Tahun 1995–2008 bekerja sebagai Asisten Kebun Tanjung Keliling, Kwala Sawit, Batang Serangan, Kwala Bingei, Staf Tanaman Distrik Tembakau, Staf Balai Penelitian Tembakau Deli PT Perkebunan Nusantara II. Mulai bulan Maret 2008 sampai dengan sekarang bekerja sebagai Staf Urusan Tanaman pada Bagian Satuan Pengawas Internal (SPI) PT Perkebunan Nusantara II. Sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang juga mengajar di Sekolah Tinggi Pertanian Agribisnis Perkebunan
(12)
(STIP-AP) Kampus Medan mengasuh mata kuliah Manajemen Perkebunan II, Pemeliharaan Kelapa Sawit dan Panen Kelapa Sawit.
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………. i
ABSTRACT ………. ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
RIWAYAT HIDUP ………... vi
DAFTAR ISI ……….. vii
DAFTAR TABEL ……….. xii
DAFTAR GAMBAR ………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………..………. xv
BAB 1. PENDAHULUAN ……….……….. 1
I.1 Latar Belakang ………..……… 1
I.2 Perumusan Masalah …………..……… 5
I.3 Tujuan Penelitian ……….……… 5
I.4 Manfaat Penelitian ………….……….. 5
I.5 Kerangka Berpikir ……….... 6
I.6. Hipotesis ……….. 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …..……….. 11
II.1 Penelitian terdahulu ……… 11
(14)
II.3 Sistem Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) ... 15
II.4 Internal Auditor ... ... 17
II.5 Wewenang dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Internal ... 20
II.5.1. Wewenang ……….. 20
II.5.2. Tanggung jawab ………. 21
II.6 Hubungan Internal Auditor dengan Direksi ... 21
II.7 Efisiensi dan Efektivitas Operasional ... 22
II.8 Kinerja Perusahaan ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 26
III.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
III.2 Metode Penelitian ... 26
III.3 Populasi dan Sampel ... 27
III.4 Teknik Pengumpulan data ... 29
III.5 Jenis dan Sumber Data …..……… 30
3 III.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 30
III.6.1 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ….……… 30 III.6.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ….……….. 35 III.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ……….. 37
III.7.1 Uji Validitas Instrumen ……….. 37
(15)
III.8. Metode Analisis Data ... 43
III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 44
III.8.2. Pengujian Hipotesis Pertama ………. 45
A). Uji F ( Uji Serempak ) …...………. 45
B). Uji t (Uji Parsial) ………. 46
III.8.3. Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 47
III.8.4. Pengujian Hipotesis Kedua ……….... 48
A). Uji F ( Uji Serempak ) ….……… 48
B). Uji t (Uji Parsial) ……..……… 49
III.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 50
III.9.1 Uji Normalitas ... 50
III.9.2. Uji Multikolineritas ... 50
III.9.3. Uji Heterokedastisitas ... 51
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53
IV.1. Hasil ... 53
IV.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 53
A). Sejarah Berdirinya PT Perkebunan Nusantara II ... 53
B). Visi dan Misi Perusahaan ... 56
C). Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara II... 56
D). Maksud dan Tujuan Perusahaan ... 56
(16)
IV.1.2. Internal Auditor PT Perkebunan Nusantara II ... 60
A). Landasan Hukum Pembentukan Internal Auditor ... 60
B). Wewenang dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Internal ... . 62 C). Visi dan Misi Satuan Pengawasan Internal PTPN II . 64 D). Hubungan Internal Auditor dengan Direksi ... 65
E). Struktur Organisasi Bagian Satuan Pengawasan Internal PTPN II... 65 IV.1.3. Karakteristik Responden ... 67
A). Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 67
B). Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
C). Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68
IV.1.4 Deskripsi Variabel Penelitian ... 68
IV. 2. Pembahasan ... 70
IV.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 70
A). Uji Normalitas ... 70
B). Uji Heterokedastisitas ... 72
C). Uji Multikolineritas ... 74
IV.2.2. Pengujian Hipotesis Pertama ... 76
A). Hasil Persamaan Regresi Berganda ... 76
(17)
C). Pengujian Hipotesis dengan Uji Serempak (Uji F).... 80
D). Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t)... 81
IV.2.3. Pengujian Hipotesis Kedua ... 82
A). Hasil Persamaan Regresi Berganda ... 82
B). Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 84
C). Pengujian Hipotesis dengan Uji Serempak (Uji F).... 85
D). Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t)... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
V.1. Kesimpulan ... 88
V.2 Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
(18)
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
2.1. Pengertian Konsep Kunci Pegertian Audit Internal ... 14
3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian……… 26
3.2 Jumlah Karyawan Pimpinan PTPN II sebagai Responden …. 29
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Hipotesis
Pertama………..
32
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian Hipotesis Kedua …. 36
3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Transparansi, Kemandirian,
Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kewajaran, Efisiensi, Efektivitas dan Kinerja ...
40
3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kewajaran, Efisiensi, Efektivitas dan Kinerja ...
43
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……… 67
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 67
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan … 68
4.4 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian Hipotesis Pertama ... 69 4.5 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian Hipotesis Kedua ... 69 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Transparansi, Kemandirian,
Akuntabilitas, Pertanggungjawaban dan Kewajaran ...
(19)
4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel Efisiensi dan Efektivitas ... 72
4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Transparansi,
Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban dan Kewajaran ... 73 4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Efisiensi dan Efektivitas 73
4.10 Hasil Uji Multikolineritas Variabel Transparansi,
Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban dan Kewajaran ...
75
4.11 Hasil Uji Multikolineritas Variabel Efisensi dan
Efektivitas...
76
4.12 Koefisien Regresi Berganda Variabel Hipotesis Pertama …… 77
4.13 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Variabel Hipotesis
Pertama ………. 79
4.14 Hasil Uji F Variabel Hipotesis Pertama ………... 80
4.15 Hasil Uji Parsial (Uji t) Variabel Hipotesis Pertama ………. 81
4.16 Koefisien Regresi Berganda Variabel Hipotesis Kedua ……. 83
4.17 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) Variabel Hipotesis Kedua ……...……….
84
4.18 Hasil Uji F Variabel Hipotesis Kedua ……...………... 85
(20)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1.1 Kerangka Berpikir ... 10
4.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara II ………….. 57
(21)
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Rata-rata Data Hasil Penelitian untuk Variabel
Independen dan Dependen pada Hipotesis Pertama …….
94
2. Rata-rata Data Hasil Penelitian untuk Variabel
Independen dan Dependen pada Hipotesis Kedua ………
97
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Transparansi. 99
4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kemandirian 101
5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Akuntabilitas 102
6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Pertanggungjawaban...
104
7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kewajaran .... 105 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Efisiensi ... 107 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Efektivitas
Operasional ...
108
10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Perusahaan ... 110 11. Hasil Uji Normalitas Variabel Hipotesis Pertama ... 111 12. Hasil Uji Normalitas Variabel Hipotesis Kedua ... 112
13. Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Hipotesis Pertama .. 114
14. Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Hipotesis Kedua... 116 15. Hasil Uji Multikolineritas Variabel Hipotesis Pertama ... 118 16. Hasil Uji Multikolineritas Variabel Hipotesis Kedua ... 119
17 Hasil Uji Serempak (Uji F) dan Uji Parsial (Uji t) Variabel Hipotesis Pertama ...
119
(22)
19. Koefisien Determinasi Garis Regresi Berganda Variabel Hipotesis Pertama ...
121
20. Koefisien Determinasi Garis Regresi Berganda Variabel
Hipotesis Kedua ...
(23)
ABSTRAK
Internal auditor merupakan organ pendukung yang dibentuk oleh Direksi dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG). Peranan dan fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan digunakan sebagai parameter dan indikator untuk mengukur penerapan prinsip-prinsip GCG. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi penerapan GCG yang mencakup transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran terhadap kinerja perusahaan perkebunan serta mengetahui dan menganalisis pengaruh efisiensi dan efektivitas operasional terhadap kinerja perusahaan perkebunan. Hipotesis penelitian yaitu peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi penerapan fungsi GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PT Perkebunan Nusantara II serta peranan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan efektivitas operasional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PT Perkebunan Nusantara II.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan internal auditor, tata kelola perusahaan dan kinerja
Penelitian dilakukan dengan pendekatan survei dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Kuesioner diberikan kepada responden sebagai sampel yang merupakan karyawan pimpinan PT Perkebunan Nusantara II. Model analisis data adalah regresi berganda dengan pengujian kualitas data yang digunakan adalah uji reliabilitas dan uji validitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolineritas, uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji serempak (Uji F), uji parsial (Uji t) dan koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian hipotesis pertama pada uji serempak (uji F) menunjukkan bahwa transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan PT Perkebunan Nusantara II, sedangkan hasil uji parsial (Uji t) menunjukkan bahwa hanya variabel transparansi yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian hipotesis kedua pada uji serempak (uji F) dan uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel efisiensi dan efektivitas operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Kesimpulan penelitian yaitu peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi GCG yang mencakup transparansi, kemandirian, akuntabilitas pertanggungjawaban dan kewajaran secara simultan sangat berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan di PT Perkebunan Nusantara II. Secara parsial hanya variabel transparansi yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan Peranan internal auditor yang mencakup efisiensi dan efektivitas operasional secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan di PT Perkebunan Nusantara II.
(24)
ABSTRACT
Internal auditors are supporting organs established by the Board of Directors in the implementation of Good Corporate Governance (GCG). The role and function within a company's internal auditors are used as parameters and indicators to measure implementation of GCG principles. The aim of the research are to determine and analyze the influence of role of internal auditors as a function of GCG implementation which includes transparency, independence, accountability, responsibility and fairness on the performance of plantation companies and also to identify and analyze the influence of operational efficiency and effectiveness on the performance of plantation company. The hypothesis of this research are the role of internal auditors as a function of GCG implementation of function effect on company performance in PTPN II and the role of internal auditors that include aspects of operational effectiveness and efficiency influence performance PTPN II.
The theory used in this study is the theory of Human Resources Management concern with internal auditors, Good Corporate Governance, and performance.
The study was conducted with the survey approach and technique of collecting data through interviews, questionnaires and documentation study. The questionnaire given to respondents as the sample who were leadership employees of PTPN II. The model of data analysis is multiple regression with the test of data quality data used are reliability and validity tests. Classical assumption tests used are the normality, multicolinearity and heterocedasticity tests. The test of hypothesis testing are used simultaneously test (F-test), partial test (t-test) and coefficient of determination (R2).
The research result of first hypothesis on F test showed that the transparency, independence, accountability, responsibility and fairness influenced the performance of PT Perkebunan Nusantara II simultaneously, while the partial test (t test) showed that only variable of transparency influenced of corporate performance. The research research of second hypothesis indicated that F test and and t test results that the variables of operational efficiency and effectiveness simultaneously and partially on company performance.
The conclusion of this research was the role of internal auditors as a function of GCG which include transparency, independence, accountability, responsibility and fairness influenced significance on company performance in PT Perkebunan Nusantara II simultaneously. Partially only variable of transparency influenced significantly on corporate performance. The role of internal auditors that included operational effectiveness and efficiency aspects influenced on corporate performance in PTPN II simultaneously and partially.
(25)
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dewasa ini berakibat semakin banyaknya perusahaan yang bergerak pada berbagai bidang. Pada perusahaan skala kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di perusahaannya. Akan tetapi, jika perusahaan semakin besar skala usahanya maka diperlukan internal auditor yang efektif, efisien, bertugas dan bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan internal di dalam perusahaan. Dengan adanya internal auditor maka diharapkan segala kebijakan pimpinan perusahaan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, aset perusahaan dapat diamankan dan dapat memperoleh data akuntansi yang akurat dan terpercaya.
Namun pada kenyataannya, pengendalian internal tidak berjalan sesuai konsepnya karena adanya penyimpangan dalam kinerja manajemen yang akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Di dalam pengendalian internal, kinerja manajemen sangat penting karena merupakan inti dari perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kinerja manajemen yang baik dapat meningkatkan pengendalian dalam perusahaan, tetapi dalam pelaksanaan prosedur yang diterapkan sering tidak sesuai dengan kinerja perusahaan dan juga pembagian tugas dan tanggung jawab. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode
(26)
tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dalam pencapaian tujuan perusahaan maka kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting.
Perusahaan Negara Perkebunan Nusantara II (PTPN II) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan dengan komoditas kelapa sawit, karet, kakao, tembakau, dan tebu. Perusahaan ini telah menerapkan sistem internal auditor dalam mengawasi kinerja perusahaannya.
Dalam meningkatkan kinerja PTPN II telah diterapkan Sistem Tata Kelola
Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG). Penerapan GCG di PTPN II
mengacu kepada Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan GCG pada BUMN. Tujuan utama GCG adalah meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas, menciptakan sistem
pengendalian dan keseimbangan (check and balances), mencegah penyalahgunaan
dari sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan perusahaan. Penerapan GCG secara benar dan konsisten diharapkan dapat menciptakan fundamental yang kuat bagi peningkatan nilai perusahaan dalam jangka panjang melalui peningkatan kinerja yang tinggi serta penciptaan citra perusahaan yang positif.
Dalam perspektif penerapan GCG, internal auditor merupakan organ pendukung yang dibentuk oleh direksi. Peranan dan fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan juga dipergunakan sebagai parameter dan indikator untuk mengukur
(27)
penerapan prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran. Adanya indikasi berkurangnya kekeliruan administratif ataupun kekeliruan yang berdampak negatif terhadap finansial perusahaan, juga menjadi tolok ukur keberhasilan internal auditor. Selain itu, internal auditor harus memberikan masukan sebagai upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan, mengevaluasi pengelolaan resiko usaha dan memberikan rekomendasi perbaikan atas prosedur dan pengendalian terhadap proses-proses bisnis perusahaan serta evaluasi kecukupan indikator kinerja perusahaan dari segi efisiensi dan efektivitas. Menurut Adiyatna dan Marimin (2001), efektivitas berkaitan dengan kinerja dalam pencapaian tujuan, sedangkan efisiensi berkaitan dengan penggunaan sumber daya.
Dalam rangka penerapan GCG secara konsisten dan menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai landasan operasionalnya, maka PTPN II pada tahun 2008 telah
melakukan assesment yang mencakup beberapa aspek governance, salah satunya
adalah aspek penerapan GCG PTPN II meliputi organ pendukung Dewan Komisaris, Komite Komisaris, Direksi, Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Sekretaris
Perusahaan. Menurut hasil assesment terhadap aspek penerapan GCG di PTPN II
pada organ pendukung SPI (internal auditor) tahun 2008 disimpulkan bahwa pencapaian penerapan GCG tergolong ”kurang” dengan pencapaian skor 1,53 dari standar best practices penerapan GCG yang ditetapkan sebesar 3,00 atau mencapai 51%. Indikator best practices untuk penerapan GCG tersebut adalah (1) SPI (internal
(28)
auditor) dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan tugasnya, (2) Peran SPI (internal auditor) sebagai pengawas dan evaluator, dan (3) Peran SPI (internal auditor) sebagai mitra strategis (strategic partner) manajemen (PTPN II, 2009).
Penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan ukuran keuangan dan non keuangan. Ukuran kinerja non keuangan meliputi kepuasan costumer, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang.
Kinerja perusahaan PTPN II dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan yang diindikasikan dengan produktivitas sumber daya kurang optimal, harga pokok produksi tinggi, kondisi keuangan yang kurang baik, motivasi kerja karyawan rendah, jaminan mutu produksi kurang memadai serta tingginya penggarapan lahan oleh masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan perkebunan dengan mengacu kepada prinsip-prinsip GCG (transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran), serta pengaruh peranan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan efektivitas operasional terhadap kinerja perusahaan perkebunan.
(29)
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Sejauh mana pengaruh peranan internal auditor sebagai salah salah fungsi penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan di PTPN II ?
2. Sejauh mana peranaan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan
efektivitas operasional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PTPN II ?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peranan internal auditor sebagai salah satu penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan di PTPN II.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peranan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan terhadap kinerja perusahaan di PTPN II.
I.4 Manfaat Penelitian
(30)
1. Sebagai bahan masukan bagi PTPN II berkaitan dengan peningkatan kualitas peran internal auditor sebagai salah satu organ pendukung penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan perkebunan.
2. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang
internal auditor berkaitan dengan peranannya dalam tata kelola perusahaan.
3. Untuk menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara yang dapat dipergunakan dan dikembangkan.
4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian mengenai peranan internal auditor di masa yang akan datang.
I.5 Kerangka Berpikir
Dalam penerapan GCG, internal auditor merupakan organ pendukung yang dibentuk direksi. Agar internal auditor perusahaan dapat berjalan dengan efektif, maka harus ada suatu bagian yang independen terhadap bagian lainnya yang melakukan penelitian dan pengkajian secara cermat dan terus menerus terhadap sistem pengendalian interen perusahaan tersebut. Bagian ini dinamakan bagian pemeriksaan interen (Praja, 2002).
Menurut Ibrahim (2004) internal auditing adalah suatu aktivitas penilaian
secara bebas dan tidak memihak dalam suatu organisasi perusahaan untuk menilai akuntansi, keuangan dan kegiatan operasional lainnya sebagai dasar untuk
(31)
memberikan rekomendasi yang konstruktif kepada pimpinan perusahaan dalam melaksanakan pengendalian.
Good Corporate Governance merupakan suatu sistem tata kelola yang
diterapkan perusahaan agar dapat meningkatkan nilai, citra dan kinerja perusahaan
serta kontinuitas usaha perusahaan. Menurut Forum for Corporate Governance in
Indonesia (2000) Corporate Governance sebagai seperangkat peraturan yang
menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan interen dan eksteren lainnya, sehubungan dengan hak-hak kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Perusahaan membuat peraturan yang dapat saling
menguntungkan berbagai pihak sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.
Kementerian BUMN telah menetapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance terdiri atas transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung-jawaban dan kewajaran, sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini.
Di samping itu, peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi dalam penerapan GCG adalah suatu proses yang dilakukan oleh orang, dari pimpinan puncak sampai para pelaksana, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal (reasonable assurance) akan tercapainya tujuan organisasi.
(32)
Pengendalian internal dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan diadakannya pengauditan internal tersebut. Dalam operasional perusahaan maka perlu dilakukan audit operasional yang ditujukan untuk melihat kembali prosedur dan metode yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan. Tujuan audit operasional adalah untuk memberi rekomendasi kepada manajemen dalam memperbaiki kinerja operasional perusahaan.
Efektivitas dan efisiensi merupakan kriteria penilaian dalam pelaksanaan pemeriksaan operasional. Efektivitas secara umum diartikan sebagai suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sedangkan efisiensi dimaksudkan untuk mengukur hubungan antara masukan yang digunakan dan keluaran yang diperoleh artinya dengan output tertentu diusahakan pemakaian input minimal atau dengan input tertentu diusahakan perolehan output yang maksimal.
Penetapan prosedur dalam operasi perusahaan harus mempertimbangkan struktur pengendalian intern. Kegagalan penetapan struktur pengendalian intern akibat tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan menyebabkan segala jenis kecurangan, kesalahan, pemborosan, dan penyelewengan tidak dapat dideteksi dengan segera.
Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi diukur dengan tingkat efisiensi input yang dilakukan untuk menghasilkan output.
(33)
Semakin kecil tingkat input digunakan untuk menghasilkan output maksimal maka semakin efisien perusahaan tersebut.
Pada dasarnya efisiensi operasional lebih menitikberatkan pada kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Efisiensi dapat dilihat dari dua sisi yaitu kemampuan perusahaan untuk mencapai hasil tertentu yang diharapkan dengan menggunakan sumber daya secara minimal atau kemampuan perusahaan untuk menggunakan sejumlah sumber daya tertentu untuk mencapai hasil yang maksimal.
Efektivitas operasional merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Setiap kegiatan dalam perusahaan yang dilakukan secara efektif akan membawa hasil yang baik dan memuaskan. Efektivitas operasional dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting sehingga setiap perusahaan dituntut agar dapat mengukur tingkat efektivitas dari setiap operasional perusahaan.
Kinerja perusahaan (Companies performance) merupakan sesuatu yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu kepada standar yang ditetapkan. Pengukuran aktivitas kinerja perusahaan dirancang untuk menaksir bagaimana kinerja aktivitas dan hasil akhir yang dicapai. Penilaian kinerja aktivitas perusahaan dibagi dalam tiga dimensi utama yaitu efisiensi, kualitas dan waktu.
(34)
Gambar I. 1. Kerangka Berpikir
I.6 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi penerapan fungsi GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PTPN II.
2. Peranan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan efektivitas operasional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PTPN II.
Peranan Internal auditor sebagai salah satu fungsi GCG
‐ Transparansi
‐ Akuntabilitas
‐ Pertanggungjawaban
‐ Kemandirian
‐ Kewajaran
Kinerja Perusahaan
Peranan Internal auditor meliputi aspek :
- Efisiensi
(35)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul ”Analisis Peran Internal Auditor dalam Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Operasional Unit Kerja pada BUMN Perkebunan di Propinsi Sumatera Utara” menunjukkan bahwa peran internal auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian intern, serta peran memberi rekomendasi perbaikan atas kelemahan pengendalian intern, mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap peningkatan kinerja operasional unit kerja kebun komoditi sawit BUMN Perkebunan (PT Perkebunan Nusantara) di Propinsi Sumatera Utara. Peran dalam memberikan rekomendasi perbaikan atas kelemahan pengendalian intern (5,551) lebih mempengaruhi peningkatan kinerja operasional unit kerja kebun komoditi sawit BUMN perkebunan di Propinsi Sumatera Utara dibandingkan peran Internal Auditor dalam memeriksa dan mengavaluasi pengendalian intern (2,075).
Hasil penelitian Pratolo (2007) yang berjudul ”GCG dan Kinerja BUMN di Indonesia : Aspek Audit Manajemen Audit dan Pengendalian Internal sebagai Variabel Eksogen serta Tinjauannya pada Jenis Perusahaan, menunjukkan bahwa audit manajemen dan pengendalian internal saling mendukung dalam rangka mempengaruhi penerapan fungsi-fungsi GCG dan kinerja perusahaan.
(36)
II.2 Pengertian Internal Audit
Menurut Sawyer (2003) internal auditing is an independent appraisal
function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to organization. Internal audit adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi).
Internalaudit merupakan sebuah fungsi penilaian independen yang dijalankan di dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian internal
organisasi. Kualitas internal audit yang dijalankan akan berhubungan dengan
kompetensi dan objektivitas dari staf internal auditor organisasi tersebut.
Menurut Mulyadi (2002) Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. Aspek yang diteliti dari peranan internal auditor adalah komponen pengendalian dan tujuan pengendalian internal.
Menurut Institute of Internal Auditor (2002) internal auditor is an
independent, objective assurance and consulting actvity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its
(37)
objective by bringing a systematic, diciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process.
Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa audit intern merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit intern dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit internal secara independen dan obyektif akan dapat diandalkan oleh para penggunan informasi.
Dalam mencapai tujuan perusahaan maka terdapat tiga jenis audit internal, yaitu audit operasional, audit ketaatan dan audit laporan keuangan. Audit operasional yaitu audit yang digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas terlaksananya prosedur dengan tujuan untuk memberi rekomendasi kepada manajemen dalam memperbaiki operasional perusahaan. Audit ketaatan yaitu audit untuk rnenentukan apakah perusahaan sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang ada sedangkan audit laporan keuangan lebih mengarah pada laporan keuangan secara keseluruhan dan kualitas informasi yang dihasilkan.
Menurut Mulyadi (2002) auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (baik perusahaan negara maupun swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak
(38)
telah dipatuhi, menentukan baik tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dilihat beberapa lingkup tugas auditor internal dalam perusahaan yang bertujuan untuk menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan usaha dan pengendalian internal yang telah dijalankan.
Menurut Tugiman (2003) pengertian konsep kunci pengertian audit internal
tersaji pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pengertian Konsep Kunci Pengertian Audit Internal Pengertian Konsep Kunci Pengertian Audit Internal
Lama 1947 Baru 1999
1. Fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam satu organisasi
1. Suatu aktivitas independen objektif
2. Fungsi penilaian 2. Aktivitas pemberian jaminan
keyakinan dan konsultasi 3. Mengkaji dan mengevaluasi
aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan kepada
organisasi
3. Dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta
meningkatkan kegiatan operasi organisasi
4. Membantu agar para anggota organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif
4. Membantu organisasi dalam upaya mencapai tujuannya 5. Memberi hasil analisis, penilaian,
rekomendasi, konseling dan informasi yang berkaitan dengan aktivitas yang dikaji dan
menciptakan pengendalian efektif dengan biaya yang wajar
5. Memberikan suatu pendekatan sistem yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektivan manajemen resiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi
(39)
II. 3 Sistem Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)
Beberapa hal yang mendorong perlunya penerapan GCG pada BUMN adalah : 1. Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN mensyaratkan bahwa
pengelolaan BUMN hendaknya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran.
2. Adanya perkembangan pemikiran dan tuntutan dari masyarakat bahwa perusahaan harus ikut memperhatikan kepentingan stakeholders dengan segala aspeknya yang meliputi aspek sosial, lingkungan dan kesehatan serta keselamatan kerja sehingga dapat memberikan nilai tambah tidak hanya bagi pemegang saham, tetapi juga bagi pelanggan, pekerja, pemasok dan masyarakat sekitar.
3. Kecenderungan para investor untuk memperhatikan efektivitas pelaksanaan GCG pada suatu perusahaan sebelum menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan. (PTPN II, 2009)
Tujuan Penerapan GCG adalah :
1. Mendorong agar pengelola perusahaan dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi moral dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan.
(40)
2. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatakan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kepatuhan dan fairness agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik secara nasional maupun internasional.
3. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada para stakeholders.
4. Meningkatkan kepercayaan investor dan kreditur kepada perusahaan.
5. Menarik bagi sumber daya manusia yang profesional dan memiliki kompetensi
yang tinggi.
6. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional.
7. Meningkatkan iklim investasi nasional.
Manfaat GCG terkait erat dengan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang yang diraih melalui peningkatan kinerja perusahaan, yang pada akhirnya
meningkatkan nilai (value) pemegang saham dengan tetap memperhatikan
kepentingan pihak-pihak terkait. Dengan demikian, informasi mengenai kondisi penerapan GCG di perusahaan pada suatu periode tertentu sangat penting bagi efektivitas pengambilan keputusan (PTPN II, 2009).
(41)
1. Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung-jawaban
organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3. Pertanggungjawaban adalah kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan
terhadap perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip corporate yang sehat.
4. Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stake
holders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (PTPN II, 2009)
II.4 Internal Auditor
Landasan hukum pembentukan internal auditor yaitu berdasarkan :
1. Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
(42)
a. Pada setiap BUMN membentuk Satuan Pengawasan Internal yang merupakan aparat pengawas internal perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
b. Atas permintaan tertulis Komisaris/Dewan Pengawas, Direksi memberikan
keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Internal.
c. Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah yang
diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Internal.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 pasal 45, bahwa pada setiap BUMN
dibentuk Satuan Pengawasan Internal yang merupakan aparatur pengawasan internal perusahaan. Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan
bahwa :
a. Pada setiap Perseroan dibentuk Satuan Pengawasan Internal.
b. Bagian Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh Kepala yang bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama.
c. Bagian Satuan Pengawasan Internal bertugas membantu Direktur Utama
(43)
pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya dan memberikan saran-saran dan perbaikan.
Hal tersebut ditegaskan lagi melalui SK Menteri BUMN Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002, pasal 22 (1) yang menyebutkan
”Direksi harus menetapkan suatu Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan investasi aset BUMN”.
Dalam menjalankan tugasnya Bagian SPI menjalankan fungsi sebagai berikut :
a. Memastikan bahwa Sistem Pengawasan Internal perusahaan telah memadai dan
berjalan sesuai dengan ketentuan.
b. Merupakan mitra dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan,
memberikan nilai tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukannya.
c. Merupakan konsultan peningkatan penerapan manajemen dan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance.
Menurut Pamuntjak (2003) manfaat dari penerapan GCG antara lain : a. Meningkatkan kinerja perusahaan
Penerapan GCG sangat menentukan terhadap kinerja perusahaan proses pengambilan keputusan yang lebih baik akan lebih meningkatkan efisiensi operasional serta akan meningkatkan pelayanan kepada pemegang saham.
(44)
GCG memungkinkan diperoleh kepercayaan pada pemodal, baik investor dalam negeri maupun investor asing, sehingga kebutuhan perusahaan akan sumber-sumber investasi yang murah akan lebih mudah didapat dari pasar modal.
c. Menciptakan kesejahteraan masyarakat
Praktek GCG akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sehingga dengan demikian juga akan mendorong terciptanya dinamika ekonomi. Sejalan dengan meningkatnya kepercayaan para investor, maka praktek GCG akhirnya akan mendorong terjadinya arus investasi serta menciptakan investasi baru, sehingga dengan demikian akan menciptakan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat. d. Peningkatan pendapatan bagi pemegang saham
e. Menjadi katalisator bagi perubahan/pertumbuhan kesejahteraan masyarakat terutama melalui ”self policing”.
f. Meningkatkan peran shareholders dalam kemajuan perusahaan, karena masing-masing shareholders menjadi semakin aktif mengamati serta memberi masukan-masukan bagi kemajuan operasional.
II.5 Wewenang dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Internal II.5.1 Wewenang
(45)
Bagian SPI mempunyai akses terhadap seluruh dokumen, pencatatan, personil dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh bagian dan unit-unit lainnya untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan auditnya.
II.5.2 Tanggung jawab
Dalam pelaksanaan tugasnya, bagian SPI bertanggung jawab memberikan analisa penilaian, rekomendasi, konsultasi dan informasi mengenai aktivitas yang diaudit sesuai dengan yang disyaratkan oleh Kode Etik dan standar Profesi Internal Audit. Tanggung jawab dari bagian SPI termasuk :
a. Menyusun rencana kerja audit tahunan
b. Menyusun pedoman, mekanisme kerja SPI dan prosedur audit yang berbasis
resiko.
c. Melaksanakan rencana kerja audit tahunan termasuk penugasan khusus/investigasi dari Direktur Utama.
d. Menjaga integritas dan objektivitas serta bertindak secara profesional seperti yang dipersyaratkan dalam Standar Profesi Audit Internal (SPAI) termasuk menjamin tidak terdapat benturan kepentingan anggota SPI dengan auditee dan kegiatan yang diaudit.
II.6 Hubungan Internal Auditor dengan Direksi
Bagian internal auditor adalah unit pendukung Direksi dalam bidang pengawasan. Bentuk hubungan tersebut adalah sebagai berikut :
(46)
1. Bagian internal auditor sebagai mitra Direksi dalam mendiskusikan hal-hal yang mempengaruhi kegiatan perusahaan baik keuangan maupun non keuangan.
2. Menilai efektivitas sistem pengendalian intern (internal control system) termasuk di dalamnya memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern dan mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian Direksi serta tindak lanjut atas hasil audit.
II.7 Efisiensi dan Efektivitas Operasional
Pengertian efisiensi menurut Mardiasmo (2002), efisiensi merupakan output tertentu yang merupakan hasil proses produksi atau hasil kerja yang dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya.
Tingkat efisiensi dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya seminimum mungkin untuk menghasilkan output yang optimum. Konsep efisiensi menurut Lipsey, Courant, Purvis, Steiner (1995) adalah :
1. Efisiensi teknis, berkaitan dengan jumlah fisik semua faktor yang digunakan dalam produksi komoditi tertentu. Produksi output tertentu adalah inefisiensi
teknis jika ada cara-cara lain untuk memproduksi output yang bisa menggunakan semua input dengan jumlah yang lebih kecil. Produksi dikatakan efisien teknis jika tidak ada alternatif cara yang bisa menggunakan semua input dengan jumlah yang lebih kecil.
(47)
2. Efisiensi ekonomis, berkaitan dengan nilai semua input yang digunakan untuk memproduksi output tertentu. Produksi output tertentu dinamakan efisensi ekonomis jika tidak ada cara lain untuk memproduksi output yang bisa menggunakan seluruh nilai input dengan jumlah yang lebih sedikit.
Pengertian efektivitas menurut Arens et al (2005) adalah ”Efectiveness is the degree to which the organization’s objective are accomplished.” Dari pengertian tersebut jelas bahwa efektivitas menunjukkan derajat keberhasilan suatu organisasi dalam usahanya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan tersebut. Handoko (1995) menyatakan bahwa efektivitas adalah kemampuan untuk melakukan hal yang tepat atau menyesuaikan sesuatu yang baik. Hal ini mencakup pemilihan sasaran yang paling tepat dan pemilihan metode yang sesuai untuk mencapai sasaran tersebut.
II.8 Kinerja Perusahaan
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), kinerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja, kinerja yaitu berkemampuan dengan menggunakan tenaga.
Menurut Hastuti (2005) kinerja perusahaan adalah hasil banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan
(48)
ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.
Kinerja perusahaan (Companies performance) merupakan sesuatu yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu kepada standar yang ditetapkan (Kaplan and Norton, 1996 ; Lingle dan Schiemann, 1996 ; Brandon and Drtina, 1997)
Penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan ukuran keuangan dan non keuangan. Ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non keuangan tentang kepuasan costumer, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang.
Pada perspektif penilaian kinerja yang lebih luas, Hansen dan Mowen (1997) menyatakan bahwa :
”Activity performace measure exist in both financial and non financial forms. These measures are designed to asses how well an activity was performed and result achieved. They are also designed to reveal if constant improvement is being realized. Measures of activity performance center on three major dimension : (1) efficiency, (2) quality, and (3) time.”
(49)
Pengukuran aktivitas kinerja perusahaan dirancang untuk menaksir bagaimana kinerja aktivitas dan hasil akhir yang dicapai. Penilaian kinerja aktivitas perusahaan dibagi dalam tiga dimensi utama yaitu efisiensi, kualitas dan waktu.
Menurut Dess and Lumpkin (2003) ada dua pendekatan yang digunakan dalam menilai kinerja perusahaan yaitu pendekatan pertama analisis ratio keuangan (financial ratio analysis) dan pendekatan kedua dilihat dari perspektif pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder perspective).
(50)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Perkebunan Nusantara II yang beralamat di Jl. Raya Medan-Tanjungmorawa, pada bulan Februari-Juli 2010.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun 2010 bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli
Jadwal Kegiatan
Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengumpulan
bahan literatur
X X X Seminar
Proposal
X Survei
penelitian X X X X X X X X
Analisis data
penelitian X X X X X
Hasil
penelitian X X X X X X X
III.2. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan survei.
Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dam menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan variabel penelitian secara umum menggunakan metode statistik.
(51)
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Djarwanto (1996) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran sehubungan dengan karakteristik-karakteristik subjek penelitian”, serta menurut Kuncoro (2003), “data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik atau angka”.
Sifat penelitian adalah penelitian penjelasan (explanatory research). Sugiyono
(2005) menyatakan bahwa penelitian explanatory merupakan penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain (Sugiono, 2005).
III.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pimpinan di PTPN II yang berjumlah 740 orang. Sampel yang akan dijadikan responden dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik sampel acak sederhana (simple random
sampling).
Menurut Mason dan Lind (1996) penarikan sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang dirumuskan sehingga setiap unsur/orang dalam suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel sebesar n/N, yakni ukuran sampel (n) yang dikehendaki dibagi dengan ukuran populasi (N).
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10% x 740 orang = 74 orang, dengan alasan populasi karyawan pimpinan di PTPN II lebih dari 100 orang dan sampel sebesar 10% telah memberikan gambaran mengenai keadaan populasi
(52)
yang sesungguhnya. Hal ini sesuai juga dengan pendapat Arikunto (2001) bahwa penentuan besarnya sampel yang akan dijadikan responden yaitu jika populasi lebih dari 100 orang maka sampel diambil 10 – 15% atau 20 – 25% dari populasi.
Teknik pengambilan sampel acak sederhana pada penelitian ini memastikan setiap orang dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih. Teknik yang dilakukan adalah dengan menuliskan nama setiap karyawan pimpinan sejumlah 740 orang dari seluruh bagian/kebun/unit PTPN II pada gulungan kertas kecil dan memasukkannya ke dalam kotak. Setelah gulungan-gulungan tersebut dikocok maka pilihan pertama dilakukan, dan gulungan kertas yang terpilih itu menjadi sampel pertama. Proses tersebut selanjutnya diulang hingga ukuran sampel acak berjumlah 74 orang terpenuhi. Berdasarkan hasil pengambilan sampel acak sederhana tersebut maka didapat hasil sampel sesuai Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Jumlah Karyawan Pimpinan PTPN II sebagai Responden
No Bagian/Kebun/Unit Jumlah responden (orang)
1 Bagian Pengkajian dan Pengembangan 4
2 Bagian Akuntansi 4
3 Bagian Keuangan 4
4 Bagian Tanaman 5
5 Distrik Tembakau 3
6 Distrik Tebu 3
7 Balai Penelitian Tembakau Deli 5
8 Kebun Sei Semayang 6
9 Kebun Kwala Madu 4
10 Kebun Kwala Bingei 4
11 Kebun Tandem 4
(53)
14 Kebun Buluh Cina 5
15 Kebun Sawit Seberang 4
16 Kebun Sawit Hulu 4
17 Kebun Kwala Sawit 5
Jumlah 74
Sumber : PTPN II, 2010 (data diolah)
III.4. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi.
a) Wawancara (interview) yang dilakukan dengan pihak-pihak yang berhak dan
berwenang memberikan data dan informasi di PTPN II yang dapat mendukung penelitian ini.
b) Daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada karyawan pimpinan di PTPN II yang menjadi responden pada penelitian ini.
c) Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data pendukung
yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diperoleh data PTPN II mengenai perusahaan, struktur organisasi perusahaan, Satuan Pengawasan
Internal, pedoman penerapan Good Corporate Governance dan sejarah
berdirinya perusahaan.
III.5 Jenis dan Sumber Data
(54)
a) Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara (interview) dan daftar pertanyaan (questionaire).
b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi.
III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Untuk hipotesis pertama, terdapat satu variabel dependen yaitu kinerja
perusahaan (Y) dan variabel independen yaitu transparansi (X1), kemandirian (X2), akuntabilitas (X3), pertanggungjawaban (X4) dan kewajaran (X5).
Definisi operasional dari masing-masing variabel dependen dan independen di atas adalah sebagai berikut :
1. Variabel Transparansi (X1) adalah terjaminnya peran internal auditor dalam
mengakses setiap informasi yang diperlukan, pengungkapan hal penting yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya. Pengungkapan rapat dan kehadiran dalam laporan tahunan, adanya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dalam setiap kegiatan usaha.
2. Variabel Kemandirian (X2) yaitu auditor internal membantu dan mendukung
bahwa perusahaan dikelola secara profesional tanpa adanya benturan kepentingan perusahaan dan pengaruh/tekanan dari manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat.
(55)
3. Variabel Akuntabilitas (X3) yaitu kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban atau keterangan.
4. Variabel Pertanggungjawaban (X4) yaitu internal auditor mendukung dan
membantu bahwa perusahaan menjamin adanya kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.
5. Variabel Kewajaran (X5) yaitu internal auditor berperan dalam membantu dan mendukung peusahaan dalam menjamin adanya kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Variabel Kinerja Perusahaan (Y) yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja. Dengan
demikian penilaian kinerja perusahaan (Companies performance assessment)
mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan standar tertentu.
(56)
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Hipotesis Pertama No. Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran
1 Transparansi
(X1)
Terjaminnya peran internal auditor dalam mengakses setiap informasi yang diperlukan, pengungkapa n hal penting yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya.
1. Dokumen dalam penerapan GCG 2. Data pencatatan dan pelaporan
informasi yang teratur 3. Pengungkapan fakta penting 4. Kemampuan mengaudit setiap
proses
5. Tindak lanjut temuan
6. Akses informasi oleh stakeholder 7. Pelaporan temuan kepada Direktur
Utama dan Komite Audit 8. Perlindungan rahasia perusahaan 9. Penyediaan informasi perusahaan
tepat waktu dan memadai
10.Pengaruh sasaran temuan terhadap kondisi perusahaan
11. Dokumentasi informasi
Likert
2 Kemandirian (X2)
Pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa adanya benturan kepentingan perusahaan
1. Intervensi terhadap internal auditor 2. Ada/tidaknya tekanan pihak
perusahaan
3. Ada/tidaknya benturan kepentingan internal perusahaan
4. Ada/tidaknya benturan kepentingan eksternal perusahaan
Likert
Lanjutan Tabel 3.3
No. Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran
dan
pengaruh/tekanan dari manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat
5. Penerimaan sesuatu yang dapat berpengaruh terhadap pertimbangan profesional 6. Independesi internal auditor 7. Dominasi pihak internal dan
eksternal perusahaan 8. Objektivitas pengambilan
keputusan
(57)
3 Akuntabilitas (X2)
Kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban , menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta
pertanggung-jawaban atau keterangan
1 . Penerapan akuntabilitas dalam kinerja perusahaan 2. Kesesuaian tugas dengan
visi dan misi perusahaan 3. Perusahaan memiliki
peraturan tertulis GCG 4. Adanya Internal Auditor
Charter
5. Pedoman kepada etika bisnis
dan code of conduct
6. Integritas dalam siklus pelaporan keuangan 7. Mekanisme tindak lajut
auditee
8. Efektivitas dan efisiensi materi temuan
9. Metode kerja sesuai SOP 10. Pelaksanaan rapat tahunan 11. Kompetensi internal auditor 12. Sistem penghargaan dan
sanksi (punish and reward)
Likert
4 Pertanggung-jawaban (X4)
Perusahaan menjamin adanya kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.
1. Kehati-hatian dalam tugas dan fungsinya
2. Kepatuhan terhadap UU BUMN dan peraturan perusahaan
3. Peran sebagai pengawas dan evaluator perusahaan 4. Tanggung jawab kepada
Direktur Utama 5. Adanya Internal Auditor
Charter
6. Kewenangan dan peran berimbang
7. Tepat waktu dalam pelaporan temuan
8. Pedoman kepada job description
Likert
Lanjutan Tabel 3.3
No. Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran
9. Penyusunan rencana kerja
tahunan
10. Pelaksanaan rencana kerja tahunan dan penugasan khusus
(58)
5 Kewajaran (X5)
Peranan dalam membantu dan mendukung peusahaan dalam menjamin adanya kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Orientasi code of GCG
2. Peran dan kewenangan berimbang
3. Masukan dan pendapat dari Auditee
4. Perlakuan kesetaraan bagi
auditee
5. Profesionalisme pekerjaan 6. Gambaran baik buruk kinerja
auditee
Likert
6. Kinerja perusahaan (Y) Sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan
1. Materi temuan efektif 2. Materi temuan efisien 3. Perlu waktu singkat untuk
mendapatkan temuan
4. Peran besar auditor internal bagi GCG
5. Kewenangan dan peran berimbang
6. Peran dan kewenangan berimbang
7.Peran aktif dalam mengamankan harta perusahaan
8. Kepatuhan terhadap hukum 9. Evaluasi kegiatan melalui rapat tahunan
Likert
III.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Untuk hipotesis kedua, terdapat satu variabel dependen yaitu kinerja
perusahaan (Y) dan variabel independen yaitu efisiensi (X1) dan efektivitas
(59)
Definisi operasional dari masing-masing variabel dependen dan independen di atas adalah sebagai berikut :
1. Variabel efisiensi (X1) yaitu auditor internal berperan dalam mengaudit operasional perusahaan sehingga kinerja perusahaan berjalan secara efisien. Efisiensi operasional dilakukan dengan mengukur hubungan antara masukan yang digunakan dan keluaran yang diperoleh. Artinya dengan output tertentu diusahakan pemakaian input minimal atau dengan input tertentu diusahakan perolehan output yang maksimal.
2. Variabel efektivitas operasional (X2) yaitu bagian dari audit operasional yang dilakukan oleh internal auditor sehingga kinerja perusahaan berjalan secara efektif. Efektivitas operasional diukur dengan kemampuan untuk melakukan hal yang tepat atau menyesuaikan sesuatu yang baik.
3. Variabel Kinerja Perusahaan (Y) yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja. Dengan
demikian penilaian kinerja perusahaan (Companies performance assessment)
mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan standar tertentu.
(60)
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian Hipotesis Kedua
No. Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran 1 Efisiensi
operasional (X1)
Ukuran hubungan antara masukan yang digunakan dan keluaran yang diperoleh. Artinya dengan output tertentu diusahakan pemakaian input minimal atau dengan input tertentu diusahakan perolehan output yang maksimal.
1. Peran internal auditor dalam mengamankan harta perusahaan 2. Perlindungan sumber
daya perusahaan secara layak
3. Mendapatkan jenis, kualitas dan jumlah sumber daya dengan biaya menguntungkan 4. Pengawasan sumber
daya yang tidak jelas 5. Sistem pengendalian manajemen yang baik 6. Memantau pemakaian
input dan output
sumber daya
Likert
2. Efektivitas operasional
(X2)
Ukuran kemampuan untuk melakukan hal tepat dan baik, mencakup pemilihan sasaran dan metode yang paling tepat
1. Kejelasan lingkungan pengendaliam 2. Penjabaran sasaran
perusahaan 3. Pengelolaan resiko 4. Peranan dalam sistem
komunikasi dan informasi
5. Aktivitas pengendalian 6. Peran dalam
pemantauan 7. Pengakuan
independensi auditor internal
8. Pencapaian produk akhir (kuantitas dan kualitas hasil kerja, target waktu)
Likert
3. Kinerja perusahaan
(Y)
Sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan
1. Materi temuan efektif 2. Materi temuan efisien 3. Perlu waktu singkat
untuk mendapatkan temuan
4. Peran besar auditor internal bagi GCG
Likert
Lanjutan Tabel 3.4
No. Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran
(61)
berimbang
6. Peran dan kewenangan berimbang
7.Peran aktif dalam mengamankan harta perusahaan
8. Kepatuhan terhadap hukum
9.Evaluasi kegiatan melalui rapat tahunan
III.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen pengumpulan data harus diuji validitas dan reliabilitasnya agar hasil yang diperoleh dari suatu penelitian baik. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Menurut Sugiyono (2003) valid memiliki arti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk melaksanakan uji validitas dan reliabilitas instrumen maka dilakukan uji coba pada 30 orang responden yang merupakan karyawan pimpinan PTPN II di luar responden pada penelitian ini.
III.7.1 Uji Validitas Instrumen
Ketepatan pengujian hipotesis penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian. Untuk itu dilakukan uji validitas untuk menguji kemampuan instrument penelitian yang dipakai apakah mampu menghasilkan data yang akurat dengan memasukkan sejumlah item yang representative dalam menyusun sebuah konsep sesuai dengan tujuan penelitian (Kuncoro, 2003).
Berdasarkan cara estimasi validitas yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes maka tipe validitas tergolong kepada 3 kategori yaitu content validity
(62)
(validitas isi), construct validity (validitas konstrak) dan criterion-related validity (validitas berdasarkan kriteria). (Sekaran, 2000).
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauh mana item-item dalam suatu tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh tes yang bersangkutan.
Validitas konstrak adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritis yang hendak diukurnya.
Validitas berdasarkan kriteria menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes, digunakan jika pengukuran memisahkan individu berdasarkan kriteria yang diharapkan. Validitas berdasarkan kriteria dapat dilakukan dengan validitas concurrent atau validitas predictive.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan validitas isi dengan alasan bahwa pertanyaan yang disusun dalam kuesioner terkait dalam parameter-parameter dalam prinsip good corporate governance.
Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen maka dilakukan pengujian validitas kepada 30 orang pegawai PTPN II di luar dari sampel penelitian. Data primer yang diperoleh dari kuesioner dilakukan pengolahan data untuk menguji validitas instrumen dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil uji validitas untuk semua variabel tersaji pada Tabel 3.5.
(63)
Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai
validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Menurut
Sugiyono (2005) apabila validitas setiap pertanyaan lebih besar dari 0.30 maka butir pertanyaan dianggap valid.
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.5. terlihat bahwa nilai Corrected Item-Total Correlation untuk variabel transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran, efektivitas, efisiensi dan kinerja memiliki nilai > 0.30 yang berarti bahwa seluruh butir pertanyaan pada instrumen pengumpulan data adalah valid.
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kewajaran, Efisiensi, Efektivitas dan Kinerja
Corrected Item-Total Correlation Trans- paransi Keman-dirian Akun-tabilitas Pertanggung- jawaban Kewa-jaran Efi-siensi Efek- tivitas Kinerj a P1 0.502 0.350 0.527 0.473 0.701 0.716 0.842 0.842 P2 0.534 0.316 0.520 0.499 0.783 0.795 0.509 0.389 P3 0.710 0.554 0.742 0.458 0.470 0.452 0.813 0.394 P4 0.594 0.603 0.681 0.402 0.454 0.444 0.315 0.503 P5 0.431 0.834 0.388 0.356 0.806 0.814 0.505 0.403 P6 0.783 0.388 0.349 0.378 0.570 0.592 0.747 0.318
P7 0.419 0.378 0.517 0.513 - - 0.505 0.511
P8 0.445 0.741 0.328 0.467 - - 0.368 0.544
P9 0.804 0.302 0.625 0.443 - - - 0.640
P10 0.615 0.576 0.648 0.353 - - - -
P11 0.453 - 0.715 - - - - -
P12 - - 0.366 - - - - -
(1)
Lampiran 14. Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Hipotesis Kedua
Correlations
1.000 .426** .060 .179
. .000 .613 .128
74 74 74 74
.426** 1.000 -.062 .094
.000 . .602 .425
74 74 74 74
.060 -.062 1.000 .196
.613 .602 . .094
74 74 74 74
.179 .094 .196 1.000
.128 .425 .094 .
74 74 74 74
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Efisiensi
Efektivitas
ax6
ax7 Spearman's rho
Efisiensi Efektivitas ax6 ax7
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob 1.0
0.8
0.6
0.4 0.2
0.0
E
x
pecte
d
Cum
Prob
Dependent Variable: KINERJA
(2)
3 2
1 0
-1 -2
-3 -4
Regression Standardized Predicted Value
5.00
4.50
4.00
3.50
3.00
2.50
KI
NE
RJA
Dependent Variable: KINERJA Scatterplot
Lampiran 15. Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Hipotesis I
Coefficients a
.642 1.559
.834 1.199
.269 3.716
.305 3.278
.528 1.893
X1 X2 X3 X4 X5 Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Y a.
Collinearity Diagnosticsa
5.979 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00
.007 28.348 .11 .00 .09 .03 .07 .09
.007 29.413 .00 .56 .02 .00 .00 .21
.003 42.863 .00 .27 .04 .03 .33 .61
.002 60.469 .20 .16 .16 .71 .28 .08
.001 68.554 .69 .01 .69 .23 .33 .00
Dimensio 1 2 3 4 5 6 Mode 1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) X1 X2 X3 X4 X5
Variance Proportions
Dependent Variable: Y a.
(3)
Residuals Statisticsa
3.2983 4.6840 3.8649 .27955 74
-1.13053 .98159 .00000 .33923 74
-2.027 2.930 .000 1.000 74
-3.216 2.793 .000 .965 74
Predicted Value Residual
Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Y a.
Keterangan :
X1
= transparansi
X2
= kemandirian
X3
= akuntabilitas
X4
= pertanggungjawaban
X5
= kewajaran
Y = kinerja
Lampiran 16. Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Hipotesis II
Variables Entered/Removed b
Efektivitas,
Efisiensi a . Enter
Model 1
Variables Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: Kinerja b.
Coefficientsa
.269 .411 .653 .516
.379 .103 .327 3.670 .000 .793 1.262 .521 .087 .535 6.000 .000 .793 1.262 (Constant)
Efisiensi Efektivitas Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kinerja a.
(4)
Collinearity Diagnosticsa
2.989 1.000 .00 .00 .00
.007 20.381 .24 .09 .97
.004 27.532 .75 .91 .03
Dimension 1
2 3 Model 1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) Efisiensi Efektivitas Variance Proportions
Dependent Variable: Kinerja a.
Lampiran 17. Hasil Uji Serempak (Uji F) dan Uji Parsial (Uji t) Variabel Hipotesis
Pertama
ANOVAb
5.705 5 1.141 9.235 .000a
8.401 68 .124
14.105 73
Regression Residual Total Model 1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X5, X1, X2, X4, X3 a.
Dependent Variable: Y b.
Coefficientsa
.180 .829 .217 .829
.273 .133 .239 2.049 .044
.046 .185 .025 .247 .806
.195 .215 .164 .907 .368
.191 .180 .180 1.062 .292
.196 .137 .184 1.431 .157
(Constant) X1 X2 X3 X4 X5 Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Y a.
Keterangan :
X1
= transparansi
X2
= kemandirian
X3
= akuntabilitas
X4
= pertanggungjawaban
X5
= kewajaran
(5)
Lampiran 18. Hasil Uji Serempak (Uji F) dan Uji Parsial (Uji t) Variabel Hipotesis
Kedua
ANOVAb
7.796 2 3.898 43.860 .000a
6.310 71 .089
14.105 73
Regression Residual Total Model 1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X7, X6 a.
Dependent Variable: Y b.
Coefficientsa
.269 .411 .653 .516
.379 .103 .327 3.670 .000
.521 .087 .535 6.000 .000
(Constant) X6
X7 Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Y a.
Residuals Statisticsa
3.0181 4.7659 3.8649 .32679 74
-.65535 .74440 .00000 .29400 74
-2.591 2.757 .000 1.000 74
-2.198 2.497 .000 .986 74
Predicted Value Residual
Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Y a.
Keterangan :
Y = Kinerja
X6 = Efisiensi
(6)