BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Tambunan 2008 yang berjudul ”Analisis Peran Internal Auditor dalam Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Operasional Unit Kerja pada
BUMN Perkebunan di Propinsi Sumatera Utara” menunjukkan bahwa peran internal auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian
intern, serta peran memberi rekomendasi perbaikan atas kelemahan pengendalian intern, mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap peningkatan kinerja
operasional unit kerja kebun komoditi sawit BUMN Perkebunan PT Perkebunan Nusantara di Propinsi Sumatera Utara. Peran dalam memberikan rekomendasi
perbaikan atas kelemahan pengendalian intern 5,551 lebih mempengaruhi peningkatan kinerja operasional unit kerja kebun komoditi sawit BUMN perkebunan
di Propinsi Sumatera Utara dibandingkan peran Internal Auditor dalam memeriksa dan mengavaluasi pengendalian intern 2,075.
Hasil penelitian Pratolo 2007 yang berjudul ”GCG dan Kinerja BUMN di Indonesia : Aspek Audit Manajemen Audit dan Pengendalian Internal sebagai
Variabel Eksogen serta Tinjauannya pada Jenis Perusahaan, menunjukkan bahwa audit manajemen dan pengendalian internal saling mendukung dalam rangka
mempengaruhi penerapan fungsi-fungsi GCG dan kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
II.2 Pengertian Internal Audit Menurut Sawyer 2003 internal auditing is an independent appraisal
function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to organization
. Internal audit adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas sebagai
bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi. Internal
audit merupakan sebuah fungsi penilaian independen yang dijalankan di dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian internal
organisasi. Kualitas internal audit yang dijalankan akan berhubungan dengan kompetensi dan objektivitas dari staf internal auditor organisasi tersebut.
Menurut Mulyadi 2002 Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas yang didesain
untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini a keandalan pelaporan keuangan, b efektivitas dan efisiensi operasi dan
c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. Aspek yang diteliti dari peranan internal auditor adalah komponen pengendalian dan tujuan pengendalian
internal. Menurut Institute of Internal Auditor 2002 internal auditor is an
independent, objective assurance and consulting actvity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its
Universitas Sumatera Utara
objective by bringing a systematic, diciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process.
Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa audit intern merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi
dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit intern dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak terpengaruh oleh pihak
manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit internal secara independen dan obyektif akan
dapat diandalkan oleh para penggunan informasi. Dalam mencapai tujuan perusahaan maka terdapat tiga jenis audit internal,
yaitu audit operasional, audit ketaatan dan audit laporan keuangan. Audit operasional yaitu audit yang digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas terlaksananya prosedur dengan tujuan untuk memberi rekomendasi kepada manajemen dalam memperbaiki operasional perusahaan. Audit ketaatan yaitu audit
untuk rnenentukan apakah perusahaan sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang ada sedangkan audit laporan keuangan lebih mengarah pada laporan keuangan secara
keseluruhan dan kualitas informasi yang dihasilkan. Menurut Mulyadi 2002 auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam
perusahaan baik perusahaan negara maupun swasta yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak
Universitas Sumatera Utara
telah dipatuhi, menentukan baik tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dilihat beberapa lingkup tugas auditor internal dalam perusahaan yang bertujuan untuk menilai efektivitas dan efisiensi
kegiatan usaha dan pengendalian internal yang telah dijalankan. Menurut Tugiman 2003 pengertian konsep kunci pengertian audit internal
tersaji pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pengertian Konsep Kunci Pengertian Audit Internal
Pengertian Konsep Kunci Pengertian Audit Internal Lama 1947
Baru 1999 1. Fungsi penilaian independen yang
dibentuk dalam satu organisasi 1. Suatu aktivitas independen
objektif 2. Fungsi penilaian
2. Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi
3. Mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk
jasa yang diberikan kepada organisasi
3. Dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta
meningkatkan kegiatan operasi organisasi
4. Membantu agar para anggota organisasi dapat menjalankan
tanggung jawabnya secara efektif 4. Membantu organisasi dalam
upaya mencapai tujuannya 5. Memberi hasil analisis, penilaian,
rekomendasi, konseling dan informasi yang berkaitan dengan
aktivitas yang dikaji dan menciptakan pengendalian efektif
dengan biaya yang wajar 5. Memberikan suatu pendekatan
sistem yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan
keefektivan manajemen resiko, pengendalian dan proses
pengaturan dan pengelolaan organisasi
Sumber : Tugiman 2003
Universitas Sumatera Utara
II. 3 Sistem Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Beberapa hal yang mendorong perlunya penerapan GCG pada BUMN adalah : 1. Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN mensyaratkan bahwa
pengelolaan BUMN hendaknya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban dan kewajaran. 2. Adanya perkembangan pemikiran dan tuntutan dari masyarakat bahwa perusahaan
harus ikut memperhatikan kepentingan stakeholders dengan segala aspeknya yang meliputi aspek sosial, lingkungan dan kesehatan serta keselamatan kerja sehingga
dapat memberikan nilai tambah tidak hanya bagi pemegang saham, tetapi juga bagi pelanggan, pekerja, pemasok dan masyarakat sekitar.
3. Kecenderungan para investor untuk memperhatikan efektivitas pelaksanaan GCG pada suatu perusahaan sebelum menanamkan modalnya pada perusahaan yang
bersangkutan. PTPN II, 2009 Tujuan Penerapan GCG adalah :
1. Mendorong agar pengelola perusahaan dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi moral dan kepatuhan terhadap perundang- undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatakan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kepatuhan dan fairness agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik secara nasional maupun
internasional. 3.
Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih
meningkatkan pelayanan kepada para stakeholders. 4.
Meningkatkan kepercayaan investor dan kreditur kepada perusahaan. 5.
Menarik bagi sumber daya manusia yang profesional dan memiliki kompetensi yang tinggi.
6. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional.
7. Meningkatkan iklim investasi nasional.
Manfaat GCG terkait erat dengan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang yang diraih melalui peningkatan kinerja perusahaan, yang pada akhirnya
meningkatkan nilai value pemegang saham dengan tetap memperhatikan kepentingan pihak-pihak terkait. Dengan demikian, informasi mengenai kondisi
penerapan GCG di perusahaan pada suatu periode tertentu sangat penting bagi efektivitas pengambilan keputusan PTPN II, 2009.
Pedoman GCG dilandasi oleh prinsip-prinsip yang terdiri atas :
Universitas Sumatera Utara
1. Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung-jawaban
organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 3.
Pertanggungjawaban adalah kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip corporate yang
sehat. 4.
Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stake
holders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku PTPN II, 2009
II.4 Internal Auditor
Landasan hukum pembentukan internal auditor yaitu berdasarkan : 1.
Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN bahwa :
Universitas Sumatera Utara
a. Pada setiap BUMN membentuk Satuan Pengawasan Internal yang merupakan
aparat pengawas internal perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
b. Atas permintaan tertulis KomisarisDewan Pengawas, Direksi memberikan
keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Internal.
c. Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah yang
diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Internal.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 pasal 45, bahwa pada setiap BUMN
dibentuk Satuan Pengawasan Internal yang merupakan aparatur pengawasan internal perusahaan. Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang Kepala
yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan bahwa :
a. Pada setiap Perseroan dibentuk Satuan Pengawasan Internal.
b. Bagian Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh Kepala yang bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama. c.
Bagian Satuan Pengawasan Internal bertugas membantu Direktur Utama dalam melaksanakan audit keuangan dan operasional serta menilai
Universitas Sumatera Utara
pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya dan memberikan saran-saran dan perbaikan.
Hal tersebut ditegaskan lagi melalui SK Menteri BUMN Nomor : KEP-117M-MBU2002 tanggal 1 Agustus 2002, pasal 22 1 yang menyebutkan
”Direksi harus menetapkan suatu Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan investasi aset BUMN”.
Dalam menjalankan tugasnya Bagian SPI menjalankan fungsi sebagai berikut : a.
Memastikan bahwa Sistem Pengawasan Internal perusahaan telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan.
b. Merupakan mitra dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan,
memberikan nilai tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukannya.
c. Merupakan konsultan peningkatan penerapan manajemen dan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance .
Menurut Pamuntjak 2003 manfaat dari penerapan GCG antara lain : a. Meningkatkan kinerja perusahaan
Penerapan GCG sangat menentukan terhadap kinerja perusahaan proses pengambilan keputusan yang lebih baik akan lebih meningkatkan efisiensi
operasional serta akan meningkatkan pelayanan kepada pemegang saham. b. Memudahkan perolehan dana yang lebih murah
Universitas Sumatera Utara
GCG memungkinkan diperoleh kepercayaan pada pemodal, baik investor dalam negeri maupun investor asing, sehingga kebutuhan perusahaan akan sumber-
sumber investasi yang murah akan lebih mudah didapat dari pasar modal.
c. Menciptakan kesejahteraan masyarakat Praktek GCG akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sehingga dengan
demikian juga akan mendorong terciptanya dinamika ekonomi. Sejalan dengan meningkatnya kepercayaan para investor, maka praktek GCG akhirnya akan
mendorong terjadinya arus investasi serta menciptakan investasi baru, sehingga dengan demikian akan menciptakan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat.
d. Peningkatan pendapatan bagi pemegang saham e. Menjadi katalisator bagi perubahanpertumbuhan kesejahteraan masyarakat
terutama melalui ”self policing”. f. Meningkatkan peran shareholders dalam kemajuan perusahaan, karena masing-
masing shareholders menjadi semakin aktif mengamati serta memberi masukan- masukan bagi kemajuan operasional.
II.5 Wewenang dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Internal II.5.1 Wewenang