distribusi normal diperkuat oleh informasi rata-rata dan standar deviasi residual sebesar 76,06 dan 5,852. Rata-rata residual sangat kecil karena mendekati 0. Nilai
statistik Kolmogorov Smirnov pengamatan adalah 0,166 dan nilai p uji normal residual grafik melebihi 15. Nilai statistik Kolmogorov Smirnov yang diperoleh dari
pengamatan kurang dari nilai statistik Kolmogorov Smirnov pada Lampiran 4, yaitu
0,294. Oleh karena itu, kesimpulan hasil uji kenormalan residual adalah residual model regresi linier yang dibuat telah mengikuti distribusi normal. Sehingga, asumsi
kenormalan residual pada suatu model regresi telah dipenuhi oleh model regresi linier sehingga model regresi yang dibuat telah sesuai dan dapat digunakan.
4.4. Analisa Bilangan Iod, Bilangan Hidroksi dan Bilangan Asam
Hasil analisa bilangan iod, bilangan hidroksi dan bilangan asam bahan baku Me.ALSD dapat dilihat pada Tabel 5. Dari hasil tersebut bilangan iod mengalami
penurunan dari 50,651 mgg menjadi 2,150 mgg setelah epoksidasi dapat dilihat pada Tabel 11.
Bilangan iod menunjukkan banyaknya jumlah ikatan rangkap tidak jenuh dalam minyak dan lemak. Bilangan iod juga sebagai indikator tingkat epoksidasi
dimana bilangan iod akan mengalami penurunan seiring dengan semakin tingginya tingkat epoksi. Penurunan bilangan iod disebabkan degradasi ikatan rangkap oleh
senyawa asam peroksi menghasilkan senyawa epoksi. Dari hasil penelitian Sinaga, Mersi S., 2005 yang melakukan epoksidasi menggunakan katalis asam sulfat
menunjukkan bilangan iod menurun seiring meningkatnya konversi epoksi.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis
Amberlite , 2009
USU Repository © 2008
Bilangan hidroksi bahan baku Me.ALSD sebesar 0,6592 mg KOHg mengalami peningkatan pada senyawa epoksi menjadi 2,624 mg KOHg. Hal ini
memberikan bukti terjadinya pemutusan ikatan rangkap pada senyawa hasil epoksidasi. Terbentuknya gugus hidroksi ikatan O-H sehingga meningkatkan
bilangan hidroksi pada larutan senyawa epoksi ini disebabkan oleh pembentukan hasil reaksi samping yaitu hidrolisis terhadap metil ester. Ini dikarenakan katalis amberlite
merupakan katalisator dengan efisiensi yang tinggi dan dirancang untuk mengkatalisis antar reaksi-reaksi lain Merck KgaA, Darmstadt Catalog Chemical Reagent, 2002.
Keberadaan katalis amberlite asam peroksida sebagai oksidanya dapat dengan mudah menyerang ester lemah secara relatif dari ikatan rangkap minyak nabati Vlcek, dkk,
2006. Bilangan asam bahan baku Me.ALSD sebesar 5,8899 mg KOHg mengalami
peningkatan pada senyawa epoksi menjadi 15,153 mg KOHg. Hal ini memperlihatkan bertambahnya asam lemak jenuh dan berkurangnya kadar asam
lemak tidak jenuh dengan terjadinya pemutusan ikatan rangkap C=O.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis
Amberlite , 2009
USU Repository © 2008
Tabel 11. Hasil analisa Bilangan Iod, Bilangan Hidroksi dan Bilangan Asam Senyawa Epoksi
Parameter Hasil Bilangan Hidroksi mg KOHg
2,624 Bilangan Iodin mgg
2,150 Bilangan Asam mg KOHg
15,153 Hubungan Bilangan Iod, Bilangan Hidroksi dan Bilangan Asam dengan Konversi
Oksigen Oksiren digambarkan dengan grafik bar pada Gambar 22.
Gambar 22. Hubungan Bilangan Iod, Bilangan Hidroksi dan Bilangan Asam dengan Konversi Oksigen Oksiren
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis
Amberlite , 2009
USU Repository © 2008
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai epoksidasi terhadap Me.ALSD menggunakan katalis amberlite, maka dapat diambil beberapa kesimpulan,
yaitu : 1.
Kondisi optimum reaksi diperoleh pada konsentrasi katalis amberlite sebesar 25 bb, temperatur reaksi 70
o
C dan waktu reaksi selama 24 jam dengan konversi oksigen oksiren sebesar 70,802 .
5.2. Saran
Untuk penelitian mengenai epoksidasi dari metil ester asam lemak sawit distilat Me.ALSD menggunakan katalis amberlite, beberapa hal berikut ini dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian selanjutnya : 1.
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melakukan studi waktu reaksi, konsentrasi dan suhu reaksi dan dipilih sebagai variabel tetap. Dengan demikian
penetapan waktu reaksi, konsentrasi dan suhu reaksi dapat dilakukan untuk mengoptimalkan konversi oksigen oksiran.
2. Pengaruh jenis dan konsentrasi pelarut pada reaksi epoksidasi dengan katalis
amberlite bisa terjadi pada perbandingan mol hidrogen peroksida terhadap bahan baku metil ester asam lemak sawit destilat Me.ALSD dan dapat digunakan
sebagai variabel bebas.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis
Amberlite , 2009
USU Repository © 2008