Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi Katalis Terhadap Konversi Oksigen Oksiren

Selanjutnya, model persamaan yang dapat menunjukkan hubungan variabel reaksi dan interaksinya terhadap konversi oksigen oksiren dengan nilai toleransi galat sebesar p | T | = 0,005 diperoleh sebagai berikut : Y = -1245,26 + 16,05X 1 + 28,77X 2 + 9,83X 3 – 0,31X 1 2 – 0,20X 2 2 – 0,16X 3 2 Pers. 4.1. Model orde dua yang diperoleh akan diplot sebagai respon permukaan dan kontur permukaan tiga dimensi untuk mengekspresikan respon konversi dari percobaan.

4.2.1.1 Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi Katalis Terhadap Konversi Oksigen Oksiren

Interaksi dari tiga variabel percobaan dalam desain central composite design CCD dianalisa melalui respon permukaan surface response dan countur. Respon permukaan dan grafik kontur tiga dimensi untuk pengaruh konsentrasi katalis amberlite terhadap temperatur dapat diplot dimana respon konversi sebagai sumbu y, temperatur sebagai sumbu x dan konsentrasi katalis pada sumbu z dengan waktu reaksi tetap. Dari respon tersebut akan diketahui level variabel yang dapat digunakan untuk mendapatkan konversi oksigen oksiren optimum. Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis Amberlite , 2009 USU Repository © 2008 Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis Amberlite , 2009 USU Repository © 2008 40 30 Konver si -50 50 20 Konsent r asi k at alis b b 50 60 70 10 80 T emper at ur oC Gambar 13. Respon Permukaan dari Temperatur dan Konsentrasi Katalis Terhadap Konversi Oksigen Oksiren Gambar 13. di atas menunjukkan ekspresi respon permukaan konversi oksigen oksiren pada temperatur terhadap metil ester asam lemak sawit distilat tetap. Terlihat bahwa peningkatan konsentrasi katalis amberlite tidak berpengaruh dalam perolehan konversi, sedangkan temperatur pada level tertentu. Ekspresi permukaan kurva menunjukkan bahwa kondisi optimum reaksi terhadap temperatur terdapat pada pusat lengkungan kurva. Hal ini memungkinkan penggunaan temperatur yang moderat yaitu 64 o C – 70 o C pada reaksi untuk perolehan produk optimum yang diwujudkan oleh pengaruh terbesar dan positif sebesar 28,77. Untuk penggunaan konsentrasi katalis yang tinggi pada temperatur yang moderat tidak dapat meningkatkan perolehan produk, yang diekspresikan dari interaksi bernilai negatif dari variabel konsentrasi katalis amberlite dan temperatur X 1 .X 3 . Tetapi pengaruh yang diberikan oleh temperatur lebih besar dari pada konsentrasi katalis. Hal ini menunjukkan katalis amberlite kurang aktif bekerja untuk mensintesa substrat pada kondisi tertentu. Temperat ur oC K o n s e n t ra s i k a t a lis 60 40 20 -20 -20 85 80 75 70 65 60 55 35 30 25 20 15 10 Gambar 14. Kontur dari Plot Temperatur reaksi Terhadap Konsentrasi Katalis Dari kontur di atas, dapat diketahui bahwa dengan mendesain kondisi temperatur pada 64 o C - 67 o C serta konsentrasi katalis amberlite pada 25 bb dapat menghasilkan perolehan konversi oksigen oksiren yang maksimum. Pada temperatur 64 o C - 67 o C memungkinkan adanya peningkatan aktifitas katalis terhadap reaksi epoksidasi. Kenaikan temperatur pada penggunaan konsentrasi katalis pada level tetap pada awalnya akan meningkatkan perolehan produk. Tetapi pada akhirnya, kenaikan temperatur akan menurunkan perolehan produk. Hal ini menunjukkan Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis Amberlite , 2009 USU Repository © 2008 Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis Amberlite , 2009 USU Repository © 2008 bahwa pada temperatur 67 o C katalis kurang aktif bekerja. Kondisi ini mengekspresikan bahwa temperatur dapat memicu aktifitas katalis pada substrat Me.ALSD pada reaksi epoksi. Penggunaan temperatur 67 o C dapat mengakibatkan katalis mengalami proses denaturasi. Apabila proses denaturasi terjadi, maka bagian aktif katalis akan berkurang dan kecepatan reaksinya akan mengalami penurunan.

4.2.1.2 Pengaruh Waktu Reaksi dan Konsentrasi Katalis Terhadap Konversi Oksigen Oksiren