Amberlite merupakan nama jual dari senyawa kimia Styrena - divinylbenzena dengan kode IR 120 Na dan rumus senyawa C
6
H
5
CH=CH
2
, mempunyai efisiensi katalis yang tinggi mengkatalisis antar reaksi senyawa – senyawa lain, mempunyai
titik didih diatas 100 C dan daya larut yang kecil terhadap air sebesar 0,24 glt.
Senyawa ini berwarna coklat mengkilat dan berbentuk butiran dengan ukuran 16 – 50 mesh, spesifikasi lain :
1. Kekuatan pengadukan : 10 – 15 ppm
2. density : 0,909 gml25
C 3. Indeks bias
: 1,5458 20 C, 589 nm
4. Tekanan uap : 6 hPa
5. Daya larut dalam air : 0,24 glt
6. M Berat Molekul : 104,15 gmol
7. Titik Jenuh : 25,6 mglt
8. Titik didih : 145
C 9. Suhu Pembakaran
: 480 C
10. Daya ledak : 1,1 – 8,9 mol
Merck KgaA, Darmstadt Catalog Chemical Reagent, 2002
2.4.3. Beberapa Penelitian Mengenai Penggunaan Katalis dalam Pembuatan
Senyawa Epoksi
Diversifikasi utama minyak sawit adalah mengolah minyak sawit menjadi produk lain, yang dapat diproses dengan jalan alkoholisis atau hidrolisis
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis
Amberlite , 2009
USU Repository © 2008
menggunakan katalis. Pada umumnya reaksi hidrolisis minyak nabati bertujuan untuk membentuk gliserol dan asam lemak. Penelitian hidrolisis minyak nabati
menggunakan katalis telah banyak dilakukan. Hendrawati 1992 meneliti tentang hidrolisis minyak biji karet dengan katalisator reagentwitchell. Kumoro 1995, telah
meneliti hidrolisis minyak biji kluwak dengan katalisator asam sulfat, dalam autoklaf. Dari penelitian-penelitian di atas, konstanta reaksi hidrolisis dihitung dengan asumsi
orde reaksi sama dengan satu terhadap minyak, dan orde nol untuk air, dengan kata lain berorde satu semu terhadap minyak. Mengingat pentingnya data kinetik dalam
perancangan alat alat pabrik, terutama untuk perancangan reaktor, maka pada penelitian ini, peneliti mencoba menghitung konstanta reaksi konstanta kecepatan
reaksi, dan orde reaksi terhadap pereaksi hidrolisis minyak sawit. Minyak sawit merupakan minyak nabati yang mengandung asam lemak jenuh
saturated fatty acid, dan asam lemak tidak jenuh unsaturated fatty acid yang relatif berimbang jumlahnya. Hal ini memungkinkan menjadikan minyak sawit
sebagai bahan baku pembuatan senyawa epoksi, sebagai salah satu alternatif diversifikasi produk olahan minyak sawit. Pengaruh konsentrasi pelarut dan
penambahan katalis, pada proses epoksidasi metil ester asam lemak dari fraksi olein minyak sawit, sehingga dapat menghasilkan senyawa epoksi metil ester asam lemak
dengan rendemen dan mutu yang tinggi. Hasil penelitian Koto 1992 menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut, konsentrasi katalis, dan kombinasi keduanya sangat
mempengaruhi Rendemen, Bilangan Hidroksi, Warna, dan Viskositas senyawa epoksi metil ester asam lemak yang dihasilkan. Kedua perlakuan tersebut dan kombinasinya
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis
Amberlite , 2009
USU Repository © 2008
tidak mempengaruhi Kandungan Oksigen Oksiren, Bilangan Iod, Bilangan Penyabunan, dan Bilangan Ester senyawa epoksi metil ester asam lemak yang
dihasilkan. Sofiah 1989, telah meneliti hidrolisis minyak biji karet dengan katalisator
damar penukar kation Amberlite 15 dalam reaktor autoklaf secara batch. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan suhu reaksi mempercepat kenaikan konsentrasi
Asam Lemak Bebas ALB. Hal ini disebabkan karena dengan naiknya suhu reaksi, maka suplai energi untuk mengaktifkan pereaksi dan tumbukan antar pereaksi untuk
menghasilkan reaksi juga akan bertambah, sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih banyak.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan Katalis
Amberlite , 2009
USU Repository © 2008
III. METODOLOGI PENELITIAN