Jenis-jenis Saham Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007

Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009.

2. Jenis-jenis Saham

67 Pada dasarnya hak-hak atas saham sangat tergantung pada jenis saham yang dimiliki. Sebagaimana disebutkan didalam klasifikasi saham yang menyebutkan dapat diterbitkanya beberapa jenis saham dari klasifikasi yang berbeda, hal ini berfungsi sebagai daya tarik bagi pemilik modal agar bersedia menanamkan modal dalam suatu perseroan terbatas yang menerbitkan saham. Dan bagi para pendiri yang menghendaki eksistensinya diakui sebagai pendiri perusahaan, karenanya bagi pendiri diberikan hak-hak khusus dalam kepemilikan perusahaan. Sebagaimana halnya piutang-piutang yang dikenal dalam teori maupun praktik, saham sebagai piutang dapat dibagi kedalam: 1. Saham atas nama op naam yaitu saham yang hanya mengakui pihak yang namanya tercantum dalam saham perseroan, Daftar Pemegang Saham dan Daftar Perseroan sebagai pemiliknya. Cara peralihan saham atas nama dilakukan dengan akta pemindahan hak baik akta notaril ataupun akta dibawah tangan dan salinan aktanya harus disampaikan secara tertulis kepada perseroan; 2. Saham atas tujuk on bearer, aan toonder yaitu saham yang mengakui pihak yang menguasai fisik saham tersebut sebagai pemiliknya. Sehingga peralihan saham tersebut kepada pihak lainnya cukup hanya dengan menyerahkan fisik surat saham tersebut. 68 67 Munir Fuadi, II, Op.Cit., h.28-34., lihat Gunawan Widjaja, I, Op.Cit., h.35-37 dan Sentosa Sembiring, Op.Cit., h.50-52. 68 Lihat Pasal 49 ayat 4 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009. 3. Saham kepada pembawa to the bearer yaitu saham yang kepada siapa pembawanya dianggap sebagai pemilik dan kepadanya berlaku Pasal 1977 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu barang siapa yang menguasainya, dia adalah pemiliknya bezit berlaku sebagai titel sempurna. Dari ketiga jenis saham tersebut, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 UUPT hanya mengenal saham atas nama, dimana dikatakan oleh Pasal 48 ayat 1 UUPT bahwa saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 yang digantikan oleh UUPT mengakui keberadaan saham atas tunjuk. Saham atas tunjuk menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 ini hanya dapat dikeluarkan jika modal sudah disetor penuh. Dalam UUPT tidak dikenal lagi pengeluaran saham yang disetor penuh. Bahkan terhitung sejak pendirian pertama kali, seluruh pendiri sudah diwajibkan untuk melakukan penyetoran penuh atas setiap bagian modal dasar yang diambil bagian oleh masing-masing pendiri. Dalam hal ini tidak ada lagi penyetoran sebagian 50 seperti yang dikenal dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 sebelumnya. Disamping ketiga jenis saham tersebut, praktik hukum juga mengenal berbagai jenis saham lainnya, yaitu : 69 1. Saham biasa ordinary share, common share yaitu saham yang kepada pemegangnya tidak diberikan syarat-syarat khusus, dan tidak didahulukan dari yang lainnya, namun didalamnya terdapat hak-hak seperti : a. Hak suara di dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS; 69 Munir Fuadi, II, Op.Cit., h.28-34 Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009. b. Hak menerima pembagian dividen; c. Hak menerima sisa kekayaan dalam proses likuidasi. 2. Saham preferens preferred shares, preferrence shares merupakan saham yang kepada pemegangnya diberikan hak terlebih dahulu dalam hal pembagian dividen danatau dalam hal likuidasi tetapi saham preferen tidak memiliki hak suara. 3. Saham preferen kumulatif, ini merupakan saham preferen yang selain diutamakan dalam dividen dan dalam likuidasi, tetapi juga jika dalam satu tahun tidak dapat diberikan dividen penuh karena alasan apapun, maka dividen untuk tahun tersebut dapat diberikan pada tahun-tahun berikutnya. 4. Saham preferens kumulatif profit sharing yang kadangkala disebut sebagai ”saham preferens kumulatif partisipasi”, merupakan saham preferens yang setelah mendapat hak-hak istimewa sebagai saham preferens, pemegangnya masih berhak atas dividen danatau likuidasi seperti haknya pemegang saham biasa. 5. Saham preferen nonkumulatif, saham seperti ini merupakan saham preferens yang jika dalam satu tahun tidak dapat diberikan keistimewaannya terhadap dividen, maka hak keutamaan tersebut akan hangus, jadi tidak bisa diperhitungkan untuk tahun setelah itu. 6. Saham prioritas merupakan saham dengan mana pemegangnya mempunyai hak- hak khusus pada RUPS atau pada dewan direksi. Keistimewaan seperti ini sering disebut dengan kontrol oligarkis. Biasanya saham prioritas ini diberikan kepada para pendiri atau dewan komisaris. Keistimewaan pemegang saham prioritas untuk melakukan kontrol terhadap perusahaan, dapat dilakukan misalnya melalui Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009. pemberian hak veto terhadap perubahan anggaran dasar, pemberian rekomendasi yang mengikat oleh pemegang saham prioritas terhadap pengangkatan, suspensi atau pemberhentian direktur. 7. Saham pendiri founder’s share merupakan saham yang diberikan kepada para pendiri atas jasa-jasanya. Saham ini diperoleh para pendiri tanpa menyerahkan sejumlah uang kepada perusahaan, tetapi cukup dengan jasa-jasanya yang telah diberikan sebagai pendiri. 8. Saham bonus merupakan saham yang diberikan kepada pemegang saham yang sudah ada tanpa harus membayar apapun kepada perseroan. Saham bonus ini diberikan sebagai ganti hak menagih dari pemegang saham kepada perseroan atas dana lebih surplus dari modal yang ditempatkan. Surplus tersebut dapat terjadi karena adanya keuntungan, hasil yang sangat baik dari operasi penilaian kembali aktiva tetap dan sebagainya. 9. Saham konversi, ini merupkan saham yang dikonversi dari satu jenis saham kepada jenis saham yang lainnya. Misalnya saham preferens yang dapat diubah menjadi saham biasa. 10. Saham disetujui assented shares merupakan saham-saham yang disetujui untuk ditukar dengan saham-saham baru jika perusahaan tersebut direorganisasi. 11. Saham tidak disetujui non assented shares, ini merupakan kebalikan dari saham disetujui tersebut diatas. Dalam hal ini saham-saham tersebut tidak disetujui oleh pemiliknya untuk ditukar dengan saham baru jika terjadi reorganisasi perusahaan. Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009. 12. Saham yang dinilai assessable share, merupakan saham-saham yang dapat dinilaidibebani kepada pemiliknya untuk membayar kewajiban-kewajiban perusahaan dalam hal perusahaan tersebut pailit. Misalnya dinilai dengan harga minimal saham tersebut. 13. Saham dibayar penuh paid up share, saham seperti ini disebut juga “saham tidak dinilainon assessable share”. Saham seperti ini telah dibayar penuh oleh pemegangnya sehingga tidak lagi merupakan saham yang dinilai. Saham yang dibayar penuh tersebut tidak boleh lagi dibebankan kepada pemiliknya kewajiban membayar hutang-hutang perusahaan dalam hal perusahaan pailit. 14. Saham dinaikkan watered share. Istilah watered share berasal dari watered cattle, yang berarti sapi yang dipaksa minum air sebanyak-banyaknya ketika hendak dijual, sehingga berat timbangannya menjadi tinggi. Dengan demikian, harganya pun akan bertambah mahal. Jadi, dengan “saham yang dinaikkan” dimaksudkan adalah sebagai saham yang nilai nominalnya dinaikkan sehingga menjadi lebih besar dari apa yang yang sebenarnya disetor oleh pemegangnya. 15. Saham donasi donated share merupakan saham-saham yang oleh pemiliknya diserahkan kembali kepada perusahaan, dimana akibatnya perusahaan dapat menjual kembali saham-saham tersebut kepada pihak lain. Ini biasanya dilakukan agar perusahaan tersebut dapat memperoleh tambahan dana. 16. Saham tebusan redeemablecallable share, merupakan saham yang ditarik kembali oleh perseroan yang mengeluarkannya atas kehendak perusahaan sendiri setelah dipenuhi syarat-syarat tertentu. Misalnya dapat ditebus kembali dengan Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009. nilai nominal. Pengeluaran saham ini biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan dana dari pihak pemegang saham untuk perseroan, dimana pada satu masa dana tersebut dibayar kembali dengan cara menebus saham-saham tersebut. 17. Saham treasury, merupakan saham-saham yang pernah dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi kemudian dibeli kembali oleh perusahaan dan kemudian tetap dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Saham-saham tersebut kelak dapat dibagi-bagikan kepada karyawan atau dapat pula dijadikan saham bonus misalnya. 18. Saham terjamin guaranteed share, merupakan saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan A tetapi dengan jaminan dari perusahaan B, yang dijamin dalam hal ini adalah pembagian dividen terhadap para pemegang saham.

3. Klasifikasi Saham