Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009.
Saham yang dikuasai Perseroan karena pembelian kembali, peralihan karena hukum, hibah atau hibah wasiat, tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan suara
dalam RUPS dan tidak diperhitungkan dalam menentukan jumlah kuorum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan UUPT danatau anggaran dasar serta tidak berhak
mendapat pembagian dividen.
4. Kepemilikan oleh Anak Perusahaan
Jika dalam larangan kepemilikan sendiri, yang terjadi adalah larangan yang ditujukan kepada suatu perseroan terbatas untuk menjadi pemilik dan atau menguasai
sahamnya sendiri secara langsung, maka dalam larangan kepemilikan oleh anak perusahaan, yang terjadi adalah larangan yang ditujukan kepada suatu perseroan
terbatas untuk menjadi pemilik danatau menguasai saham induk perusahaannya. Larangan kepemilikan jenis ini seringkali disebut dengan ”larangan kepemilikan
saham sendiri secara tidak langsung”. Disebut tidak langsung adalah karena perseroan memiliki dan atau menguasai sahamnya sendiri melalui perseroan perantara.
Kepemilikan tidak langsung atau penguasaan langsung perseroan oleh anak perusahaannya jelas dapat mengurangi efektifitas kontrol dan pengawasan serta
dikhawatirkan dapat menciptakan kesewenang-wenangan dalam perseroan terbatas, oleh karena perseroan terbatas tersebut tidak lagi dapat saling mengontrol dan
dikontrol serta dilaksanakan fungsi pengawasan dengan baik. Akibat terjadinya pemilikan dan pengurusan secara silang antara 2 dua perseroan.
Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009.
Kepemilikan sendiri secara tidak langsung ini dapat terjadi karena: 1.
Perseroan mengeluarkan sahamnya untuk diambil bagian dan dimiliki oleh anak perusahaannya
101
Dalam konteks yang pertama, jika PT.A dan PT.B adalah pemegang saham dalam PT.X, maka PT.A atau PT.B tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan saham
kepada atau untuk dimiliki oleh PT.X. Pengaturan mengenai hal ini sama seperti pengaturan ”kepemilikan sendiri oleh perseroan” sebagaimana dijelaskan diatas.
Pasal 36 UUPT melarang pengeluaran saham baru untuk dimiliki sendiri. ;
2. Anak perusahaan perseroan membeli saham perseroan dari pemegang saham
perseroan yang hendak menjual sahamnya
102
Dalam konteks yang kedua, jika PT.A dan PT.B adalah pemegang saham dalam PT.X, maka PT.X tidak diperbolehkan untuk membeli atau menguasai
;
103
3. Perseroan, karena suatu peristiwa atau perbuatan hukum, misalnya merger dengan
anak perusahaan dengan cicit perusahaan. saham
dalam PT.X yang dimiliki oleh PT.A atau PT.B.
101
Pasal 36 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
102
Analogi dari ketentuan Pasal 37 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
103
Dalam hukum perseroan, termasuk juga didalamnya penguasaan dalam bentuk gadai saham.
Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009.
Sumber : Gunawan Widjaja dalam buku Hak Individu Kolektif Para Pemegang saham, terbitan Forum Sahabat Jakarta, tahun 2008, halaman 47.
Gambar-4 Contoh Skema Kepemilikan oleh Anak Perusahaan Akibat Merger
Keterangan : ”Penggabungan yang terjadi antara PT.XY dan PT.XYAK menjadi PT.XY
menyebabkan PT.XYA demi hukum menjadi pemilik dari saham PT.XY yang semula berasal dari kepemilikan PT.XYA di dalam PT.XYAK”.
Sama seperti halnya larangan kepemilikan sendiri, ketentuan Pasal 36 dan Pasal 37 UUPT juga berlaku dalam hal ini, yaitu:
1. Menurut ketentuan Pasal 36 ayat 1 UUPT, larangan pengeluaran saham baru
untuk dimiliki anak perusahaan dan atau cucu perusahaan dan seterusnya merupakan larangan yang mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar;
2. Menurut ketentuan Pasal 36 ayat 2 UUPT kepemilikan saham induk perusahaan
oleh anak perusahaan dan atau cucu perusahaan dan seterusnya yang terjadi
90 90
90 90
90
90 95
95 90
PT.X
PT.XY PT.XZ
PT.XV
PT.XVA PT.XVB
PT.XYA PT.XZA
PT.XZB
PT.XYAK
5
Juliana Citra : Kajian Hukum Tentang Kepemilikan Silang Saham Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, 2009.