4. 6. Kuat Patah Bending Strength 4. 7. Kekerasan Vickers Hardness Test

Khairul Sakti : Pembuatan Komposit Metal Al Alloy Nano Keramik Sic Dan Karakterisasinya, 2009 USU Repository © 2008 mengacu pada Surdia,T. dan Shinroku, 1995 ; ASTM C 133 – 97. Bentuk sampel uji adalah silinder pejal dengan diameter 5 mm dan panjangnya 10 cm. Prosedur pengujian kuat tarik adalah sebagai berikut: a. Sampel berbentuk silinder diukur diameternya, minimal dilakukan tiga kali pengulangan, kemudian jepitkan sampel pada dudukan yang telah tersedia. b. Atur tegangan supply sebesar 40 volt, untuk menggerakkan motor penggerak kearah atas maupun bawah. Sebelum pengujian berlangsung, alat ukur gaya terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk tepat pada angka nol. c. Kemudian tempatkan sampel tepat berada di tengah pada posisi pemberian gaya, dan arahkan switch ONOFF ke arah ON, maka pembebanan secara otomatis akan bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 4 mmmenit. d. Apabila sampel telah putus, arahkan switch kearah OFF maka motor penggerak akan berhenti. Catat besarnya gaya yang ditampilkan pada panel display, saat material komposit Al-SiC tersebut putus.

III. 4. 6. Kuat Patah Bending Strength

Pengujian kuat patah material komposit Al-SiC dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine UTM dan mengacu pada Khairul Sakti : Pembuatan Komposit Metal Al Alloy Nano Keramik Sic Dan Karakterisasinya, 2009 USU Repository © 2008 George,E.,1986 ; ASTM C. 170-90. Prosedur pengujian kuat patah dilakukan adalah sebagai berikut: a. Sampel berbentuk silinder diukur diameternya d, dan tempatkan pada dudukannya, dimana jarak antar titik tumpu L dibuat 80 mm. b. Atur tegangan supplay sebesar 40 volt, untuk untuk menggerakkan motor penggerak ke atas maupun ke bawah. c. Arahkan switch ONOFF ke arah ON, maka pembebanan secara otomatis akan bekerja dengan kecepatan konstan sebesar 4 mmmenit. d. Apabila sampel telah patah, arahkan switch ke arah OFF, maka motor akan berhenti dengan sendirinya. e. Kemudian catat besarnya gaya P yang ditampilkan pada panel display. Dengan mengetahui besaran tersebut, maka nilai kuat patah dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan II.9, halaman 28.

III. 4. 7. Kekerasan Vickers Hardness Test

Kekerasan material komposit Al-SiC diuji dengan menggunakan Microhardness Tester Matsuzawa, tipe MXT-50, dan pengujiannya mengacu pada standar Dowling,E.N.,1999 ; ASTM E 18 - 02. Prosedur uji kekerasan adalah sebagai berikut: Khairul Sakti : Pembuatan Komposit Metal Al Alloy Nano Keramik Sic Dan Karakterisasinya, 2009 USU Repository © 2008 a. Permukaan benda uji terlebih dahulu dipoles hingga rata dan halus dengan menggunakan alat poles. Amplas yang digunakan mulai dari ukuran kasar sampai yang paling halus, kemudian yang terakhir menggunakan serbuk alumina. Permukaan yang baik dan halus akan memantulkan, seperti cermin, karena prinsip pengamatannya berdasarkan pemantulan cahaya. b. Tempatkan sampel pada holdernya, atur beban yang diinginkan 10 gf - 1 kgf dan set waktu identifikasinya 5 - 50 detik. Pada percobaan beban yang diberikan sebesar 300 gf dan waktu 5 detik. c. Setelah penekanan, amati indentor yang dihasilkan, seperti diamond gambar III. 3 dengan mengatur fokusnya hingga bentuk yang diamati cukup jelas. Gambar III.4. Hasil pengujian Vickers Hardness. d. Ukur panjang diagonal dari masing-masing hasil penekanan tersebut dan nilai kekerasan sampel yang diuji dapat langsung dibaca pada monitor Khairul Sakti : Pembuatan Komposit Metal Al Alloy Nano Keramik Sic Dan Karakterisasinya, 2009 USU Repository © 2008 microhardness tester, lakukan minimal 3 kali pengulangan untuk setiap sampel yang diuji. Besarnya nilai kekerasan dari material komposit Al-SiC dapat juga dihitung dengan menggunakan persamaan II. 10, halaman 30.

III. 4. 8. Analisa Struktur Mikro