4. Proses Sintering 4. 1. Prinsip Dasar Proses Sintering

Khairul Sakti : Pembuatan Komposit Metal Al Alloy Nano Keramik Sic Dan Karakterisasinya, 2009 USU Repository © 2008 padat sehingga nilai kekerasan juga meningkat. Pada tabel II. 5. diperlihatkan beberapa sifat fisis dari material komposit sebagai berikut, Olivier,B., 2002. Tabel II. 5. Sifat-sifat fisis, mekanik dan termal dari komposit AlSiC Sifat Fisis Satuan Densitas 26 – 32 gcm 3 Sifat Mekanik Satuan Kuat Tarik Modulus Elastisitas Ketahanana Lelah 300 – 450 Mpa 180 – 200 Gpa 100 – 250 Mpa-m 12 Sifat Panas Satuan Koefisien Ekspansi Termal Konduktivitas Panas 7 – 20.10 -6 C 220 WmK

II. 4. Proses Sintering

Proses sintering adalah suatu proses pemadatan dari sekumpulan serbuk pada suhu tinggi mendekati titik leburnya, hingga terjadi perubahan perubahan struktur mikro. Perubahan yang terjadi dapat berupa pengurangan jumlah dan ukuran pori, pertumbuhan butir grain growth, peningkatan densitas, dan penyusutan shrinkage. Untuk mengetahui proses sintering maka perlu dipelajari tentang: prinsip dasar, Khairul Sakti : Pembuatan Komposit Metal Al Alloy Nano Keramik Sic Dan Karakterisasinya, 2009 USU Repository © 2008 mekanisme trasnport, tahapan sintering, efek klasifikasi dan sifat sampel terhadap sintering.

II. 4. 1. Prinsip Dasar Proses Sintering

Salah satu karakteristik komposit adalah struktur polikristal yang pembentukannya dilakukan dengan cara perlakuan panas atau disebut juga proses sintering dengan temperatur sedikit di bawah titik lelehnya melting point. Dalam proses sintering terjadi gaya tarik-menarik antar molekul atau atom yang menyebabkan terjadinya bentuk padatan dengan massa yang koheren dari komposit yang dihasilkan. Beberapa variabel yang dapat mempercepat proses sintering yaitu: densitas awal, ukuran partikel, atmosfer sintering, suhu, waktu dan kecepatan pemanasan. Serbuk yang belum disintering memiliki energi permukaan yang tinggi. Sintering menyebabkan pergerakan atom yang meng-eliminasi energi permukaan. Energi permukaan per unit volume berbanding terbalik dengan diameter partikel. Jadi partikel yang kecil mempunyai energi yang lebih sehingga proses sintering lebih cepat dibandingkan dengan partikel yang besar. Bagaimanapun, tidak seluruhnya energi permukaan yang dibutuhkan tersedia sebagai gaya penggerak untuk sintering. Khairul Sakti : Pembuatan Komposit Metal Al Alloy Nano Keramik Sic Dan Karakterisasinya, 2009 USU Repository © 2008 Untuk padatan kristal, hampir setiap kontak partikel akan mengembangkan batas butiran dengan adanya energi batas butiran. Fase aditif memperbaiki laju difusi selama proses sintering sehingga sering digunakan dalam banyak material komposit. Fase ini dapat digunakan untuk menstabilkan struktur kristal atau mendapatkan tipikal komposit yang diinginkan.

II. 4. 2. Mekanisme Transport pada Proses Sintering