Kesalahan dan Kelalaian Direksi

Setiap penyelenggaraan RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua Rapat dan paling sedikit 1 orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS tersebut dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan kebenaran isi risalah RUPS tersebut. Namun apabila risalah RUPS tersebut dibuat dengan akta notaris, tanda tangan tersebut tidak disyaratkan.

B. Kesalahan dan Kelalaian Direksi

Dalam pelaksanaan tugas karena jabatan dan kedudukannya sebagai direksi maka direksi tersebut tidak terlepas atas kesalahan dan kelalaian. Kesalahan dan kelalaian disini adalah bentuk yang tidak dilaksanakan direksi dalam melaksanakan kewajibannya pada perusahaan. Sebagai suatu gambaran jika melihat bentuk dari kesalahan dan kelalaian direksi dalam menjalankan pengurusan PT adalah dalam hal pelaksanakaan RUPS tahuhan. Dalam pelaksanaan RUPS tahunan tersebut secara umum akan dilaporkan pertanggungjawaban direksi dalam hal keuangan perusahaan dalam kurun waktu satu. Hal ini tentu merupakan langkah awal apabila ada suatu indikasi adanya penyalahgunaan keuangan PT yang dilakukan oleh direksi yang pada akhirnya dapat merugikan PT dan khususnya pemegang saham maka fakta hukum tersebut dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk menduga adanya perbuatan pidana yang dilakukan direksi tersebut. Namun dalam UUPT saat ini masih belum ada diatur seacra tegas tentang pengaturan ketentuan pidana sebagaimana jika dilihat peraturan perundang-undangan Raja Runggu Deli Sitepu : Kewenangan Direksi Dalam Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, 2008 USU Repository © 2008 lainnya yang biasanya terdapat beberapa pasal yang mengatur mengenai ketentuan pidananya. Sehingga bentuk pertanggungjawaban dalam UUPT ini masih mengaju atau mengadopsi bentuk pertanggungjawaban yang ada di common law. Direksi memiliki kewajiban penuh dengan itikad baik menjalankan perusahaan dengan sebaik-baiknya. Dengan tujuan pendirian perusahaan untuk mendapatkan keuntungan maka direksi semaksimal mungkin untuk dapat menjalankan perusahaan dengan tujuan memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Tidak dilakasanakannya kewajiban direksi sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka direksi diminta pertangungjawabannya. Adapun bentuk pertanggungjawaban direksi, yaitu :

1. Prinsip Fiduciary Duty.

Sebagai artificial person, perseroan tidak mungkin bertindak sendiri. Perseroan tidak memiliki kehendak untuk menjalankan dirinya sendiri. Untuk itulah maka diperlukan orang-orang yang memiliki kehendak, yang akan menjalankan perseroan tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian perseroan. Orang-orang yang akan menjalankan, mengelola dan mengurus perseroan ini dalam UUPT disebut dengan istilah organ perseroan. 81 Masing- masing organ dalam perseroan memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-beda dalam melakukan pengelolaan dan pengurusan perseroan. 82 81 Istilah organ perseroan dipakai dalam Pasal 1 angka 2 UUPT, yang menyatakan bahwa Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris. 82 Pengaturan mengenai tugas dan wewenang masing-masing organ diatur dalam UUPT. Beberapa yang terpenting diantaranya adalah : Raja Runggu Deli Sitepu : Kewenangan Direksi Dalam Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, 2008 USU Repository © 2008