Pengaruh Pendidikan terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi Pengaruh Jumlah Anak terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Hasibuan 2001 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh umur terhadap pemakaian metoda kontrasepsi Sig=0,012.

2. Pengaruh Pendidikan terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan kategori pendidikan dasar 66 dan 80,3 tidak memakai kontrasepsi. Hasil uji chi square memperlihatkan ada hubungan pendidikan dengan pemakaian alat kontrasepsi Sig=0,030, sedangkan hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan tidak ada pengaruh pendidikan terhadap pemakaian alat kontrasepsi. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan jelas mempengaruhi seorang pribadi dalam berpendapat, berpikir, bersikap, lebih mandiri dan rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hal ini juga akan mempengaruhi secara langsung seseorang dalam hal pengetahuannya akan orientasi hidupnya termasuk dalam merencanakan keluarganya Gerungan, 1986. Dari tabulasi silang dapat dilihat bahwa peningkatan pendidikan tidak diikuti dengan peningkatan pemakaian alat kontrasepsi atau dengan kata lain makin tinggi tingkat pendidikan, pemakaian alat kontrasepsinya makin menurun. Demikian juga sebaliknya makin rendah tingkat pendidikan, responden yang tidak memakai alat kontrasepsi makin meningkat. Pada penelitian ini didapat bahwa 71 pendidikan suami adalah pendidikan dasar, 22 menengah dan 7 tinggi, tingkat pendidikan suami yang mayoritas tingkat dasar tersebut diperkirakan menjadi salah satu penyebab yang mengakibatkan masih rendahnya pemakaian alat kontrasepsi. Selain tingkat pendidikan yang masih rendah, pemakaian alat kontrasepsi ini juga dihubungkan dengan alasan responden yang masih menginginkan anak atau jenis kelamin tertentu seperti telah diuraikan diatas sehingga meskipun telah memiliki anak 2 orang responden belum memakai alat kontrasepsi.

3. Pengaruh Jumlah Anak terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi

Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh jumlah anak terhadap pemakaian alat kontrasepsi Sig=0,008, artinya makin banyak anak yang dimiliki oleh responden akan diikuti dengan peningkatan pemakaian alat kontrasepsi. Kemungkinan seorang istri untuk menambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu dan juga umur anak yang masih hidup. Semakin sering seorang wanita melahirkan anak, maka akan semakin memiliki risiko kematian dalam persalinan. Sedangkan jumlah anak 2 orang menunjukkan bahwa respons terhadap pelayanan KB dan kontrasepsi belum baik. Istilah “dua anak saja” belum menjadi tujuan pokok dalam keluarga. Tujuan normatif program KB adalah untuk menciptakan NKKBS, maka diharapkan keluarga sudah harus mampu membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak supaya diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Soeradji, dkk. dalam Mutiara 1998 melaporkan bahwa pada awal progam KB, penggunaan alat kontrasepsi adalah mereka yang telah mempunyai anak cukup banyak. Dengan berjalannya waktu dan pelaksanaan program maka lebih banyak wanita dengan paritas yang lebih kecil akan menggunakan alat kontrasepsi. Gejala ini melandasi pengaruh jumlah anak terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Jawaban yang diberikan oleh responden tentang alasan mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi adalah 48 mengatakan masih ingin punya anak, ingin punya anak laki-laki 13, ingin punya anak perempuan 4, dilarang suami 5 dan alasan kesehatan 2. Hal ini menunjukkan bahwa 2 orang anak masih dianggap kurang atau belum cukup. Masyarakat di daerah penelitian pada umumnya bekerja di sektor pertanian dan perkebunan yang memerlukan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja untuk mengelolanya. Hal ini mungkin salah satu penyebab yang berpengaruh terhadap banyaknya jumlah anak yang dimiliki, anak merupakan sumber daya yang diharapkan dapat membantu orangtua dalam bekerja dan berusaha. Menurut Hatmadji 2004 yang mengutip pendapat Leibenstein, anak dilihat dari dua segi kegunaannya yaitu utility dan biaya cost. Kegunaannya ialah memberikan kepuasan, dapat memberikan balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depan. Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah biaya dari mempunyai anak tersebut.

4. Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi