Berdasarkan pengambil keputusan dalam keluarga, responden dengan kategori baik yang memakai alat kontrasepsi sebanyak 26,3 dan tidak memakai sebanyak
73,7. Sedangkan responden dengan kategori tidak baik yang memakai alat kontrasepsi sebanyak 29,0 dan tidak memakai sebanyak 72,0. Hasil uji statistik
menunjukkan tidak ada hubungan pengambil keputusan dalam keluarga dengan pemakaian alat kontrasepsi Sig=0,949. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19. Hubungan Faktor Pendorong dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi di Kecamatan Rambah Samo Tahun 2008
Pemakaian Alat Kontrasepsi
Total Ya Tidak
Faktor Pendorong n n
n Sig
Dukungan petugas Kesehatan 0,002
Mendukung 21
43,80 27
56,30 48
100,00 Tidak mendukung
7 13,50 45 86,50 52 100,00
Pengambil keputusan 0,949
Baik suami dan istri 10
26,30 28
73,70 38
100,00 Tidak Baik selain suami
dan istri 18 29,00 44 71,00
62 100,00
4.4. Analisis Multivariat
Berdasarkan analisis bivariat diperoleh bahwa variabel umur, pendidikan, jumlah anak, pengetahuan, sikap, ketersediaan alat kontrasepsi, jarak, waktu tempuh,
biaya dan dukungan petugas kesehatan memenuhi syarat untuk masuk ke dalam model pengujian multivariat Sig0,25.
Berikutnya adalah pemilihan model yang dilakukan secara hierarkis dengan cara semua variabel dimasukkan ke dalam model, kemudian variabel yang Signifikan
0,05 dimasukkan ke dalam model secara bertahap Forward Stepwise. Hasil akhir analisis multivariat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.20. Hasil Akhir Analisis Regresi Logistik Ganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi di Kecamatan Rambah
Samo Tahun 2008
Variabel Penelitian B
Exp B Sig
CI 95 Jumlah anak
-2,135 0,118
0,008 0,024-0,575
Pengetahuan 1,817 6,151 0,014 1,454-26,025
Sikap 1,448 4,253 0,041 1,063-17,014
Ketersediaan alat kontrasepsi 3,112
22,457 0,001
3,893-129,551 Dukungan Petugas Kesehatan
2,245 9,442
0,005 2,005-44,459
Hasil tabel di atas merupakan akhir analisis multivariat uji regresi logistik ganda karena jumlah anak, pengetahuan, sikap, ketersediaan alat kontrasepsi dan
dukungan petugas kesehatan telah memiliki nilai 0,05, artinya variabel tersebut tidak dikeluarkan dari model dan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
pemakaian alat kontrasepsi. Berdasarkan nilai Koefisien B yang tertinggi adalah variabel ketersediaan alat
kontrasepsi yaitu 3,112. Ini menunjukkan variabel tersebut merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi. Besar pengaruh variabel
tersebut dilihat dari nilai Exp B dimana dari hasil analisis terlihat bahwa jika alat kontrasepsi tersedia maka peluang responden untuk memakai alat kontrasepsi 22 kali
dibandingkan jika alat kontrasepsi tidak tersedia setelah dikontrol oleh variabel jumlah anak, pengetahuan, sikap dan dukungan petugas kesehatan 95 CI: 3,893-
129,551.
Nilai Percentage Correct diperoleh sebesar 91 yang artinya variabel jumlah anak, pengetahuan, sikap, ketersediaan alat kontrasepsi dan dukungan petugas
kesehatan bisa menjelaskan pengaruhnya terhadap pemakaian alat kontrasepsi sebesar 91, sedangkan sisanya sebesar 9 dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya seperti
faktor umur, pendidikan, jarak, waktu tempuh, biaya, pekerjaan, pengambil keputusan dalam keluarga dan lain-lain.
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, jumlah anak, pengetahuan dan sikap.
1. Pengaruh umur terhadap pemakaian alat kontrasepsi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan kategori umur risiko tinggi 40 dan kategori risiko rendah 60. Dari tabulasi silang dapat
dilihat bahwa responden dengan umur risiko tinggi yang tidak memakai alat kontrasepsi sebanyak 85 dan yang memakai 15. Hasil uji chi square
memperlihatkan bahwa ada hubungan umur terhadap pemakaian alat kontrasepsi Sig=0,033, sedangkan pada hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan tidak ada
pengaruh umur terhadap pemakaian alat kontrasepsi. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
termasuk dalam pemakaian alat kontrasepsi, mereka yang berumur tua mempunyai peluang lebih kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan yang
muda Notoatmodjo, 1993. Pada penelitian ini umur tidak berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi karena responden pada kategori umur risiko tinggi justru
banyak yang tidak memakai alat kontrasepsi. Umur yang semakin meningkat tidak menjadi alasan utama responden untuk memakai alat kontrasepsi, tetapi lebih
mengutamakan banyaknya jumlah anak yang dimiliki. Jika jumlah anak telah dirasa
76