Sensasi Sebagai Penerima Stimuli Dari Luar Presepsi peran panca indera Berfikir

BAB II LANDASAN TEORI

A. Dakwah Di Dalam Diri Manusia

Dalam pembahasan ini, membahas masalah individu sebelum berdakwah terhadap orang lain, dimulai dari diri sendiri bagaimana ia memanfaatkan panca indranya sensasi, presepsi memaknai stimulus, memori apa yang boleh diingat dan cara berfikir menurut pandangan Islam.

1. Sensasi Sebagai Penerima Stimuli Dari Luar

Seseorang menerima stimuli dari luar melalui panca indranyayang disebut sensasi. Dan dalam pemanfaatan panca indra ini di tuntun oleh ajaran islam. Sumber-sumber pengetahuan menurut epistimologo islam tak lain adalah indera, akal dan hati intuisi. Aliran filsafat emperisme, indera di pandang sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Adapun fungsi indra antara lain sebagai alat adabtasi, pertahanan hidup, dan menghindari bahaya. 1 Dalam surat Q.S An Nuur: 24 menjelaskan bahwasyahnya seluruh anggota badan termasuk panca indera memberi kesaksian atas dirimu dan semuanya akan mengungkapkan amal perbuatanmu. Wasiat Imam Ghozali menjaga tubuh anggota badan yakni : mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, tangan dan kaki.

2. Presepsi peran panca indera

Presepsi berkaitan dengan aktifitas kelanjutan dari sensasi. Presepsi diartikan sebagai proses memaknai stimuli. Presepsi antara satu orang dengan 1 Arma Wati Arbi, ‘Dakwah Dan Komunikasi’, UIN Jakarta Press, Tanggerang, 2003, h. 77 – 78. -16- orang lain berbeda-beda. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain latar belakang da’i, kebudayaan, pengetahuan dan pengalaman sesorang. 2

3. Berfikir

Kata ”pikir” mempunyai arti; 1 akal budi, ingatan, angan-angan; 2 kata dalam hati, pendapat pertimbangan. Sedangkan kata ’berfikir’ diartikan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan. ’Memikirkan’ mempunyai arti mencari daya upaya untuk menyelesaikan sesuatu untuk menggunakan akal budi. 3 Menurut Ibnu Khaldun, berfikir atau fikir ialah penjamahan bayang- bayang yang telah ada diindera, dibalik perasaan dan aplikasi akal di dalamnya untuk membuat analisis dan sintesis. Dan Muhammad Imrah mengatakan bahwasannya bahwa ’pemikiran’, secara terminologis adalah pendayagunaan pemikiran terhadap sesuatu dan sejumlah aktivitas otak, berupa berfikir, berkehendak, dan perasaan yang bentuk paling tingginya adalah kegiatan menganalisis, menyusun dan mengkoordinasi. 4 Manusia terlahir di dunia dengan berbagai unsur yang sekaligus merupakan potensi yang sangat penting bagi diri dan kehidupannya. Manusia telah dibekali dengan berbagai potensi, berupa indera, akal pikiran dan hati. Ibnu Khaldun mengatakan bahwasanya semula, manusia adalah materi belaka karena ia tidak mengetahui apapun, semulanya ia hanyalah segumpal darah dan daging. Kemudian dengan segala potensinya dia mengembangkan diri menjadi orang yang berfikir dan berilmu pengetahuan. 5 2 Arma Wati Arbi, ‘Dakwah Dan Komunikasi’, h. 86-87. 3 Arma Wati Arbi, ‘Dakwah Dan Komunikasi’, h. 92. 4 Arma Wati Arbi, ‘Dakwah Dan Komunikasi’, h. 92-93. 5 Arma Wati Arbi, ‘Dakwah Dan Komunikasi’, h. 93. Dengan demikian berfikir, sesungguhnya suatu kebutuhan insani yang tak terelakan untuk tumbuh dan berkembang, sekaligus merupakan kebutuhan akan artikulasi fitrahnya. Adapun pemahaman dari dakwah ialah Banyak definisi yang telah dibuat untuk merumuskan pengertian dakwah, yang intinya adalah mengajak manusia ke jalan Allah agar mereka berbahagia di dunia dan di akhirat. 6 Dalam bahasa Arab, da’wat atau da’watun biasa digunakan dalam arti: undangan, ajakan atau seruan yang kesemuanya menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya untuk mempengaruhi pihak lain.ukuran keberhasilan undangan, ajakan atau seruan adalah manakala pihak yang diundang atau diajak memberikan respon positif, yakni bersedia datang atau memenuhi undangan tersebut. 7 Dalam melakukan dakwah haruslah mempunyai metode-metode dalam mengaplikasikanya, sehingga dakwah tersebut dapat dan mampu sesuai dengan harapan dan sasaran. Sebelum metode dakwah dibahas secara luas, akan lebih baik jika kita membicarakan terlebih dahulu mengenai apa yang di muat akan kandungan oleh dakwah itu sendiri. Jika ditinjau dari pengertian etimologis, kata dakwah mencakup aktifitas amar ma’ruf dan nahi munkar, sebab sebagaimana diketahui, kegiatan amar ma’ruf merupakan praktik dakwah untuk mengajak orang melakukan dan mengikuti kebaikan, sedangkan kegiatan nahi munkar merupakan pelaksanaan dakwah untuk mengajak orang menjauhi dan meninggalkan segala perbuatan 6 Syeikh Ali Mahgudh, “Hidayah Al Mursydin”,Dar al-Ma’rif, Beirut, h. 17. 7 Achmad Mubarok, “Psikologi Dakwah”, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2001, h. 19. munkar dan jelek. Jadi kedua macam kegiatan tersebut ada makna dakwah dan ajakan untuk berbuat kesalehan, baik dengan melakukan segala yang baik maupun tidak melakukan segala yang jelek atau munkar. 8 Dakwah mengandung pengertian sebagai sesuatu kegiatan atau ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun kelompok, agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan message yang disampaikan kepadanya mad’u dengan tanpa adanya unsur paksaan. 9 Dakwah dapat diartikan sebagai kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan akhlak islami. 10 Dengan demikian maka esensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan motivasi, ransangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajakan agama dengan penuh ksadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan juru dakwah atau juru penerang. 11 Al Qur’an bermula sebagai kitab dakwah dan berpuncak sebagai kitab penetapan syari’ah. Sejak permulaannya, Al Qur’an diturunkan Allah sebagai 8 Muhammad Hussain Fadhullah, “Metodologi Dakwah Dalam Al Qur’an”, PT. Lentera Basritama, Anggota IKAPI, Jakarta, 1997, h. 10. 9 H. M. Arifin M, “Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar Study”, Bulan Bintang, Jakarta, 1977, h. 17. 10 www.google.co.id “Wikipedia Indonesia, ensklopedia bebas berbahasa Indonesia”, pada Ahad, 27 Januari 2008. pukul 17.45 WIB. 11 H. M. Arifin M, “Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar Study”, h. 17-18. kitab dakwah, yakni ajakan untuk menuju Allah dengan mengikuti jejak Rasul- Nya, Nabi Muhammad Saw. 12 Pembicaraan tentang metodologi mengandung beragram aspek sesuai dengan beragamnya aspek dan arah metodologi itu sendiri. Ada aspek seni dan ada pula aspek keindahan estetika. Kedua aspek tersebut tunduk mengikuti tata aturan kesenian dan keindahan. 13 Metode dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan untuk seorang dai dalam menyampaikan materi dakwah, yaitu al Islam atau berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber metode dakwah yang terdapat dalam Al Qur’an menunjukan ragam yang layak, seperti: hikmah, nasehat yang benar dan mujadalah atau diskusi. Atau berbantah dengan cara yang baik. Dalam surat An Nahl: 125 menjelaskan bahwasannya: ☺ ☺ ☺ ☺ Artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Dengan kekuatan anggota tubuh tangan, dengan mulut lidah, dan bila tidak mampu maka dengan hati hadits riwayat Muslim. Dari sumber metode itu 12 Muhammad Hussain Fadhullah, “Metodologi Dakwah Dalam Al Qur’an”, PT. Lentera Basritama, Anggota IKAPI, Jakarta, 1997, h.11. 13 Muhammad Hussain Fadhullah, “Metodologi Dakwah Dalam Al Qur’an”, h. 18. tumbuh metode-metode yang merupakan oprasionalisasinya yaitu dakwah dengan lisan, tulisan, seni dan bil hal. 14 Dakwah dengan lisan dapat berupa ceramah, seminar, simposium, diskusi, khutbah, seresehan, brainstromoning dan banyak lagi lainnya. Dakwah dengan tulisan berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk, pamplet, lukisan-lukisan. Dakwah bil hal berupa perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerja keras dan jujur, menolong sesama dan masih banyak lainnya. 15 Ada beberapa macam metode dakwah, antara lain: 1. Dari segi cara: a. Tradisional; seperti sistem ceramah umum b. Modern; seperti diskusi, seminar dan sejenisnya yang di dalamnya terjadi komunikasi dua arah antara komunikator dengan komunikan. 2. Dari segi jumlah audiens: a. Dakwah perorangan; dakwah yang dilakukan oleh seseorang secara langsung, dakwah seperti ini sangat berpengaruh jika dalam melakukan dakwahnya dilakukan dengan orang yang berpengaruh pula di suatu lingkungan. b. Dakwah kelompok; dakwah yang dilakukan pada kelompok tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya. Adapun dalam penelitian yang penulis lakukan terdiri dari dua metode, yaitu: dakwah dengan lisan dan tulisan, karena dalam bentuk seni musik atau lagu-lagu yang bertajukan kerohanian seperti group band radja berbentuk kaset 14 Wardi Bachtiar, “Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah”, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, h. 34. 15 Wardi Bachtiar, “Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah”, h. 34. dan CD, dalam bentuk kaset itu berupa suara lisan dan teks yang terdapat pada cover album.

B. Materi Dakwah