”Mudik” Cipt. Moldy Analisis Pesan Terhadap Lirik Lagu Album Religi ”1000 Bulan”

1. ”Mudik” Cipt. Moldy

Lagu yang berjudul ”Mudik” yang diciptakan oleh salah satu personilnya yaitu Moldy gitaris. Analisis Lirik Lagu ”Mudik” ”Mudik” Setelah sebulan puasa Ramadhan Mengingatkan kampung halaman Ingin merayakan hari kemenangan Bersama saudara dan teman Ramai orang mudik lebaran Rindu pada kampung halaman Reef. Bersama-sama mudik lebaran Kita menuju kampung halaman Bersama-sama mudik lebaran Untuk saling bermaaf-maafan Ingin merayakan hari kemenangan Bersama saudara dan teman Judul Lagu Lirik Lagu Kategori Setelah sebulan puasa Ramadhan Mengingatkan kampung halaman Ingin merayakan hari kemenangan Bersama saudara dan teman Ramai orang mudik lebaran Rindu pada kampung halaman Interpersonal Komunikasi dalam diri ”Sensasi” Bersama-sama mudik lebaran Kita menuju kampung halaman Bersama-sama mudik lebaran Untuk saling bermaaf-maafan Interpersonal Komunikasi dalam diri ”Sensasi” Mudik Ingin merayakan hari kemenangan Bersama saudara dan teman Interpersonal Komunikasi dalam diri ”Sensasi” Pada bait pertama dalam lirik lagu ”Mudik”, mengisyaratkan suatu kegembiraan seseorang dalam menyambut hari kemenangan yaitu Idul Fitri. Dan di dalamnya terdapat ”mengingatkan kampung halaman, Ingin merayakan hari kemenangan bersama saudara dan teman”, sesuatu yang telah menjadi naluri manusia pada bulan ramadhan dan menjelang idul fitri, berbondong-bondong untuk bertemu sanak famili, kerabat dan teman-teman untuk bertatap muka dan menjalin silaturahim, ukhuwah hubungan persaudaraan. Pada bait kedua ”ramai orang mudik lebaran, rindu pada kampung halaman”, ini adalah suatu naluri manusia yang menjadi tujuan dasar ialah bertemu sanak famili menjalin silaturahim persaudaraan saling bermaaf- maafan dengan bertatap muka satu sama liannya. Begitu pula pada Reff Bersama-sama mudik lebaran Kita menuju kampung halaman Bersama-sama mudik lebaran Untuk saling bermaaf-maafan Yang mengisyaratkan bahwasannya manusia menjelang idul fitri lebaran, ingin bertemu sanak famili, kerabat dan teman-teman dengan berbagi keceriaan dan kebahagiaan serta saling bermaaf-maafan. Pada lirik lagu Mudik jelas mengisyaratkan bahwasannya terdapat dalam kategori komunikasi dalam diri sensasi yang mencakup peraturan-peraturan hubungan manusia dengan manusia. Syair lagu Mudik, berceritakan tentang bentuk hubungan antara manusia dengan manusia syari’ah dalam ruang lingkup siyasah, menyangkut tentang kemasyarakatan yaitu ukhuwah persaudaraan. Pada syair lagu Mudik mengisyaratkan untuk senantiasa berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan sesama dan tetap menjalin hubungan tali persaudaraan yang baik antara dengan keluaraga dan teman-teman lainnya, karena pada dasarnya kita semua adalah satu keluarga yaitu dari keturunan Nabi Adam AS. 2. ”Malam 1000 Bulan” Cipt. Moldy Lagu yang berjudul ”Malam 1000 Bulan” yang diciptakan oleh salah satu personilnya yaitu Moldy gitaris. ”Malam 1000 Bulan” Selamat datang bulan Ramadhan Bulan penuh ampunan Tuk melepas segala dosa Yang pernah dilakukan Kini tiba saatnya kita Lalui malam keajaiban Malam Surga Malam Lailatul Qodar Begitu banyak nikmat-Mu Tuhan Yang Engkau berikan Kepada semua hamba-Mu yang selalu meminta Barharap tulus bertemu malam Malam berkah malam ampunan Malam Surga Malam lailatul Qodar Reef. Malam seribu bulan Malam yang paling indah Malam yang paling mulia Untuk kita ibadah Semua orang berlomba Untuk Mendapat rahmat-Nya Semua orang meminta Tuk mendapatkan nikamat-Nya Analisis Lirik Lagu ”Malam 1000 Bulan” Judul Lagu Lirik Lagu Kategori Selamat datang bulan Ramadhan Bulan penuh ampunan Tuk melepas segala dosa Yang pernah dilakukan Kini tiba saatnya kita Lalui malam keajaiban Dakwah Dzatiyah ”Berfikir dengan kalbu” Malam Surga Malam Lailatul Qodar Dakwah Dzatiyah ”Berfikir dengan kalbu” Begitu banyak nikmat-Mu Tuhan Yang Engkau berikan Kepada semua hamba-Mu yang selalu meminta Dakwah Dzatiyah ”Berfikir dengan kalbu” Barharap tulus bertemu malam Malam berkah malam ampunan Malam Surga Malam lailatul Qodar Dakwah Dzatiyah ”Berfikir dengan kalbu” Malam seribu bulan Malam yang paling indah Malam yang paling mulia Untuk kita ibadah Dakwah Dzatiyah ”Berfikir dengan kalbu” Malam 1000 Bulan Semua orang berlomba Untuk Mendapat rahmat-Nya Semua orang meminta Tuk mendapatkan nikamat-Nya Dakwah Dzatiyah ”Berfungsi dengan akal” Dari lirik lagu di atas mengisyaratkan bahwasannya keutamaan bulan ramadhan yang mana pada bulan ramadhan bagi umat muslim adalah bulan yang amat baik dalam berlomba-lomba beribadah mendekatkan diri kepada Sang Kholiq, bulan yang penuh berkah dan ampunan dan dalam bulan ramadhan terdapat satu malam yang istimewa yaitu malam seribu bulan malam lailatul qodar. Dalam hal ini termasuk pada kategori ibadah dalam bentuk dakwah dzatiyah. Selamat datang bulan Ramadhan Bulan penuh ampunan Tuk melepas segala dosa Yang pernah dilakukan Kini tiba saatnya kita Lalui malam keajaiban Pada bait pertama memaparkan suatu kegembiraan umat muslim dalam menyambut bulan ramadhan, karena di bulan tersebut banyak sekali keberkahan yang diturunkan Allah SWT dengan segala nikmat dan rahmat- Nya serta di bulan ramadhan pula adalah bulan penuh ampunan. Dalam bait ini mengisyaratkan bahwasannya rasa kegembiraan menyambut bulan ramadhan ialah termasuk dalam kategori akhlak perbuatan kita kepada Allah SWT, yang mana disaat kita mengapresiasikannya dengan rasa senang, bahagia menyambut bulan ramadhan, maka itu adalah bentuk dari rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan mengharapkan ridho dari Allah SWT. Adapun keutamaan orang-orang yang berpauasa, dalam Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata: ”Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka. Ditanyakan: Di mana orang-orang yang puasa? Kemudian mereka masuk lewat pintu tersebut dan ketika orang yang terakhir dari mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup kembali dan tidak ada orang yang akan masuk lewat pintu itu”. Shahih Muslim No.1947 Dan dalam hadits lain menyebutkan bahwasannya: Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata: ”Rasulullah saw. bersabda: Tidaklah seorang hamba yang berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh jarak perjalanan 70 tahun”. Shahih Muslim No.1948 Dan pada bait kedua Malam Surga Malam Lailatul Qodar Begitu banyak nikmat-Mu Tuhan Yang Engkau berikan Kepada semua hamba-Mu yang selalu meminta Barharap tulus bertemu malam Malam berkah malam ampunan Malam Surga Malam lailatul Qodar Dalam bait ini memaparkan dalam bulan Ramadhan tersebut ada satu malam yang sangat istimewa bagi umat muslim yaitu malam kemuliaan atau lebih dekat dengan bahasa malam Lailatul Qodar. Malam kemuliaan dikenal dengan malam Lailatul Qadar yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, Karena pada malam itu permulaan Turunnya Al Quran. Allah berfirman dalam surat Al Qodr:1-5; ☺ ⌧ Artinya: 1. Sesungguhnya kami Telah menurunkannya Al Quran pada malam kemuliaan 2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 5. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar. Dari isi kandungan surat Al Qodr:1-5 memberitahukan kepada umat manusia dengan kalimat tanya.... dalam surat tersebut, menerangkan bahwasannya malam kemuliaan atau malam Lailatul Qodar mempunyai arti dan makna yang sangat istimewa. Pada lirik dalam bait ini, Begitu banyak nikmat-Mu Tuhan Yang Engkau berikan, Kepada semua hamba-Mu yang selalu meminta Mengisyaratkan bahwasannya rasa syukur atas nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita, dalam konteks ini adalah sebuah pengakuan dan pujian kepada Allah SWT, hanya Allah lah Maha segalanya dan hanaya kepada-Nya lah hamba meminta. Ini merupakan suatu bentuk akhlak kita kepada Allah SWT. Dan pada terusan bait yaitu; Barharap tulus bertemu malam Malam berkah malam ampunan Malam Surga Malam lailatul Qodar Mengisyartakan bahwasannya suatu pengharapan atau do’a hamba muslim kepada Sang Kholiq agar mendapatkan kemuliaan malam lailatur qqodar. Dalam konteks ini mengisyaratkan seorang muslim sangat menjaga dan menanti datangnya malam lailatul qodar dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kata Barharap tulus bertemu malam adalah suatu bentuk keseriusan dan keihlasannya dalam beribadah dan berharap dapatkan kemuliaan malam lailatul qodar. Ini adalah merupakan suatu bentuk akhlak dan ibadah yang menjadi kesatuan seorang hamba-Nya. Kitab Suci umat muslim yaitu Al Qur’an diturunkan pada malam kemuliaan tersebut, dan dalam malam kemuliaan tersebut adalah lebih baik dari pada seribu bulan. Dalam pengertian malam kemuliaan tersebut lebih baik bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa dari pada seribu bulan dia hidup di dunia dengan beribadah manakala hamba tersebut dapat meraih malam kemuliaan tersebut dengan penuh himah. Dan dalam Reff, memaparkan bahwasannya Malam seribu bulan Malam yang paling indah Malam yang paling mulia Untuk kita ibadah Dari lirik di atas ialah memberi gambaran tentang malam lailatul qodar, di mana di malam tersebut adalah malam yang sangat indah, mulia dan malam yang sangat baik dalam beribadah di bandingkan 1000 bulan beribadah. Semua orang berlomba Untuk Mendapat rahmat-Nya Semua orang meminta Tuk mendapatkan nikamat-Nya Dari lirik di atas mengisyaratkan bahwasannya manusia khususnya umat muslim berlomba-lomba dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT pada malam lailatul qodar tersebut untuk mendapatkan rahmat dan nikmat-Nya. Dari lirik di atas pada bagian Reff ini, adalah bentuk dari suatu akhlak, ibadah. Lirik lagu band Radja yang berjudul “Malam 1000 Bulan” ini mempunyai arti dan makna dalam garis besar yaitu Ramadhan dan malam kemuliaan atau malam Lailatul Qodar, di mana dari kedu sisi itu ada terdapat hal lainnya yang tidak kalah pentingnya guna meraih ridho Allah SWT., yang pada intinya pendekatan hamba dengan Sang Kholiq. Ibadah Hubungan antara hamba dengan Sang Kholiq dan akhlak yang berhubungan langsung dengan Allah SWT.

3. ”Sahur” Cipt. Moldy