Ekologi dan Penyebaran Deskripsi Daun Sirih

ujung gundul. Bulir masak berambut kelabu, rapat, tebal 1 cm sampai 1,5 cm. Biji membentuk lingkaran Depkes RI, 1980. 2.1.4 Budidaya Tanaman ini dapat diperbanyak dengan stek. Stek diambil dari sulur yang tumbuh bagian atas sepanjang 40 cm sampai 50 cm. Untuk pertumbuhan sirih memerlukan sandaran pohon dengan jarak 1,5 cm, panjang stek atau 3 - 4 m. Tiap selang dua baris dibuat selokan yang digunakan untuk mengairi sirih di musim kemarau, karena dalam keadaan kering, pembentukan daunnya akan berkurang atau berhenti sama sekali. Bila sandaran sudah berakar baik pada permulaan musin hujan dibuat lubang sekitar sandaran. Sebaliknya dengan memotong sulur panjang yang sudah dewasa pada pangkalnya, daunnya dihilangkan, kemudian sulur dibagi menjadi 3 atau 4 bagian dan ditanam secara mendatar. Dengan pemeliharaan yang cukup baik, sirih akan bertahan selama bertahun-tahun. Cara pemeliharaannya mudah, hanya memerlukan air dengan penyiraman yang cukup, menjaga kelembapan, dan pemupukan, terutama pupuk dasar. Sirih bisa ditanam ditempat panas atau agak terlindung Depkes RI, 1980.

2.1.5 Ekologi dan Penyebaran

Sirih ditemukan di bagian timur pantai Afrika, di sekitar Pulau Zanzibar, daerah sekitar Sungai Indus ke timur menelusuri Sungai Yang Tse Kiang, Kepulauan Bonin, Kepulauan Fiji, dan Kepulauan Indonesia. Sirih tersebar di Nusantara dalam skala yang tidak terlalu luas. Di Jawa tumbuh liar di hutan jati atau hutan hujan sampai ketinggian 300 m diatas permukaan laut. Untuk memperoleh pertumbuhan yang baik diperlukan tanah yang kaya akan humus, subur dan pengairan yang baik Depkes RI, 1980.

2.1.6 Deskripsi Daun Sirih

Pemerian daun sirih adalah memiliki bau aromatik khas; rasa pedas, khas. Secara makroskopik yaitu daun tunggal, warna coklat kehijauan sampai coklat. Helaian daun berbentuk bundar telur sampai lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk sedikit, pinggir daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5 cm sampai 18,5 cm, lebar 3 cm sampai 12 cm; permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam; permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, permukaan atas berwarna lebih tua dari permukaan bawah. Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan, panjang 1,5 cm sampai 8 cm. Gambar 1. Daun sirih Secara mikroskopik yaitu epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, bentuk persegi empat, kutikula tebal licin, pada pengamatan tangensial tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping lurus. Epidermis bawah serupa dengan epidermis atas, pada pengamatan tangensial tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping agak berombak. Pada kedua permukaan daun terdapat rambut penutup dan rambut kelenjar. Rambut pada epidermis atas lebih sedikit dari pada epidermis bawah. Rambut penutup terdiri dari satu sel, bentuk kerucut pendek, ujung runcing, panjang 18 µm sampai 25 µm, dinding tebal, kutikula licin. Rambut kelenjar mempunyai kepala kelenjar bersel satu, bentuk bulat. Stomata tipe anomositik, panjang 25 µm sampai 35 µm, terdapat banyak pada epidermis bawah, pada epidermis atas tidak ada stomata. Hipodermis terdapat pada kedua permukaan daun, hipodermis atas umumnya terdiri dari dua lapis sel, hipodermis bawah umumnya satu lapis; sel hipodermis berbentuk persegi empat, besar, jernih, tersusun rapat; pada hipodermis terdapat sel minyak berisi minyak atsiri berwarna kekuningan. Jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, terletak di bawah hipodermis atas, mengandung banyak butir hijau daun, juga terdapat sel minyak seperti sel minyak pada hipodermis. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel, bentuk sel tidak beraturan, tersusun agak mendatar; sel minyak seperti pada palisade. Berkas pembuluh tipe kolateral, di antara jaringan floem terdapat sel minyak. Di atas berkas pembuluh pada tulang daun utama umumnya terdapat saluran sizogen; pada parenkim yang sederet dengan palisade, terdapat banyak butir hijau daun; terdapat juga sel berisi hablur bentuk prisma yang tidak larut pada penambahan asam klorida pekat Depkes RI, 1980.

2.1.7 Kandungan Kimia

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 52 100

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI KAFEINA

6 42 76

Uji toksisitas akut campuran ekstrak etanol daun sirih (piper batle L). dan ekstrak kering gambir (uncaria gambir R.) terhadap mencit putih jantan

1 8 145

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH(Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN Efek Antiinflamasi Infusa Daun Sirih (Piper betle L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar.

1 2 15

PENDAHULUAN Efek Antiinflamasi Infusa Daun Sirih (Piper betle L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar.

0 1 11

Efek Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Penurunan Kadar Serum Asam Urat dan Ureum pada Tikus Putih | Sari | Jurnal Mutiara Medika 2475 6742 1 SM

0 0 7

EFEK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH JANTAN

0 4 7