D. Kadar sari larut air Penetapan kadar sari larut air dilakukan untuk mengetahui kandungan
terendah zat yang terlarut dalam air. Nilai untuk kadar sari larut air sesuai dengan monografinya.
E. Kadar sari larut etanol Penetapan kadar sari larut etanol dilakukan untuk mengetahui kandungan
terendah zat yang larut dalam etanol tetapi mungkin tidak larut dalam air. Nilai untuk kadar sari larut etanol sesuai dengan monografinya.
2.3 Ekstrak dan Ekstraksi
2.3.1 Pengertian
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai Depkes RI Dirjen POM, 2000. Ekstrak dikelompokkan atas dasar sifatnya, yaitu Voight, 2005 :
A. Ekstrak encer adalah sediaan yang memiliki konsistensi semacam madu dan dapat dituang.
B. Ekstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30 . Tingginya
kandungan air menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat karena cemaran bakteri.
C. Ekstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi kering dan mudah dituang, sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari
5.
D. Ekstrak cair, ekstrak yang dibuat sedemikiannya sehingga 1 bagian simplisia sesuai dengan 2 bagian ekstrak cair.
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang terdapat pada simplisia. Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur
dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi. Umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah
terjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis Harbone, 1996. Karena didalam simplisia mengandung senyawa aktif yang berbeda-beda dan mempunyai struktur
kimia yang berbeda-beda, sehingga metode didalam penarikan senyawa aktif didalam simplisia harus memperhatikan faktor seperti : udara, suhu, cahaya,
logam berat. Proses ekstraksi dapat melalui tahap menjadi : Pembuatan serbuk, pembasahan, penyarian, dan pemekatan Depkes RI Dirjen POM, 2000.
2.3.2 Metode Ekstraksi
Macam-macam metode penyarian dalam ekstraksi yang dapat dilakukan diantaranya Depkes RI Dirjen POM, 2000 :
A. Ekstraksi dengan pemerasan, penekanan, atau pengahalusan mekanik B. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut :
1. Cara Dingin a. Maserasi
Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan.
b. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna exchaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperature ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan,
tahap maserasi dan perkolasi sebenarnya penetesan, penampungan ekstrak secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak.
2. Cara Panas a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan
dengan adanya pendinginan balik. b. Soxhletasi
Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru. Umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
berlanjut sampai jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik.
c. Digesti Digesi adalah maserasi kinetik dengan pengadukan berlanjut pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, secara umum dilakukan pada temperatur 40
o
C-50
o
C. d. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air mendidih, temperatur terukur 96
o
C - 98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit. Infus pada umumnya digunakan untuk menarik atau mengekstraksi
zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Hasil dari ekstrak ini akan menghasilkan zat aktif yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh
kuman dan kapang, sehingga ekstrak yang diperoleh dengan infus tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
e. Dekok Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama lebih dari 30 menit dan
temperatur sampai titik didih air. f. Destilasi uap
Destilasi uap adalah ekstraksi kandungan senyawa mudah menguap dari bahan segar atau simplisia dengan uap air. Cara ini didasarkan pada
peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara berlanjut sampai sempurna dan diakhiri dengan
kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.
C. Cara ekstraksi lainnya : 1. Ekstraksi ultrasonik
Ekstraksi dengan menggunakan gelombang ultrasonik lebih dari 20.000 Hz memberikan efek pada proses ekstraksi dengan prinsip meningkatkan
permeabilitas dinding sel, menimbulkan gelombang spontan serta menimbulkan fraksi interfase.
2. Ekstraksi energi listrik Energi listrik digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet serta
elektrik discharges yang dapat mempercepat proses ekstraksi dan
meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelombang spontan dan menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik.
2.4 Asam urat