Kendala yang Dihadapi Dalam Pemberian Kredit

43 2. Status Kepemilikan Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, harus dengan jelas dapat diketahui bahwa jaminan tersebut benar-benar milik pemohon kredit. Bila jaminan bukan milik sipemohon kredit, harus ada surat kuasa disurat pernyataan dari si pemilik kredit untuk bersedia harta miliknya dijaminkan oleh si pemohon kredit kepada bank. 3. Daya Tahan dan Marketability Jaminan kredit berupa barang sesuai dengan umur dan jenisnya berbeda-beda dalam daya tahan dan marketability. Marketability adalah kekuatan barang jaminan itu untuk dijual atau dipasarkan. Bila marketabilitinya lemah dan daya tahannya sedikit, maka nilai marketabilitinya akan turun terus-menerus. 4. Cara-cara Peningkatan Cara peningkatan barang jaminan sangat penting untuk diperhatikan oleh pejabat-pejabat bank artinya peningkatan itu harus kuat dan benar-benar dapat menjamin kepentingan bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

F. Kendala yang Dihadapi Dalam Pemberian Kredit

Nasabah yang memperoleh kredit dari bank tidak seharusnya dapat mengembalikannya dengan baik tepat pada waktu yang diperjanjikan. Pada kenyataannya selalu ada sebagian nasabah yang karena suatu sebab tidak dapat mengembalikan kredit kepada bank yang telah meminjamkannya. Akibat nasabah tidak dapat membayar lunas hutangnya, maka menjadikan perjalanan kredit terhenti atau macet. Universitas Sumatera Utara 44 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit macet yang berasal dari Nasabah yaitu : 1. Nasabah yang menyalah gunakan kredit yang diperolehnya Setiap kredit yang diperoleh nasabah telah diperjanjikan tujuan pemakaiannya sehingga nasabah harus menggunakan kredit sesuai dengan tujuannya 2. Nasabah kurang mampu mengelola usahanya Hal ini dapat terjadi pada nasabah yang kurang menguasai bidang usahanya, akibatnya usahanya yang dibiayai dengan kredit tidak dapat berjalan dengan baik 3. Nasabah beritikat tidak baik Ada sebagian nasabah mungkin jumlahnya tidak banyak, yang sengaja dengan segala daya upaya mendapatkan kredit, nasabah sejak awal tidak berniat mengembalikan kredit, walaupun dengan resiko apapun. Akibatnya terjadi kredit macet dapat dilihat dari kedua belah pihak, yaitu : 1. Bagi Nasabah Nasabah harus menanggung beban kewajiban yang cukup berat terhadap bank karena bunga tetap dihitung terus selama kredit belum dapat dilunasi sehingga jumlah kewajiban nasabah semakin lama semakin bertambah besar hutang pokok ditambah hutang bunga ditambah denda keterlambatan. Nasabah juga akan kehilangan jaminannya yang diagunkan karena nasabah tidak dapat melunasi kreditnya dan nasabah juga akan terkena Black List ID Bank Indonesia sehingga nasabah yang mengalami kredit macet ini tidak dapat melakukan aplikasi kredit ke bank manapun sebelum dapat melunasi kredit. Universitas Sumatera Utara 45 2. Bagi Bank Kredit macet bagi bank merupakan masalah serius, ada dua alasan yang dapat dikemukakan yaitu : Pertama : karena dana bank yang disalurkan dalam bentuk kredit berasal dari masyarakat. Kedua : kredit macet mengakibatkan bank kekurangan dana sehingga mempengaruhi kegiatan usaha bank. Bank yang terganggu kesehatannya akan sulit melayani permintaan nasabah, seperti pemohon kredit, penarikan tabungan dan deposito dan lain-lain. Penyelamatan Kredit Bermasalah Di dalam Surat Edaran Bank Indonesia SEBI No. 2312BPPP tanggal 28 Februari 1991 dijumpai beberapa kebijaksanaan dalam penyelesaian kredit bermasalah, yaitu : a. Rescheduling Penjadwalan Kembali Yaitu suatu upaya untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembalijangka waktu kredit termasuk masa tenggang grace periodic termasuk perubahan kredit. b. Reconditioning Persyaratan Kembali Yaitu melakukan perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran dan jangka waktu kredit saja. Universitas Sumatera Utara 46 c. Restructuring Penataan Kembali Yaitu upaya berupa melakukan konversi, seluruh atau sebagian kredit. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh PT. Bank Mandiri, Persero Tbk Cabang MBU USU Medan adalah dalam pemberian kredit kepada calon nasabah dibagi atas dua yaitu : 1. Masalah Sebelum Pemberian Kredit a. Dari pihak calon nasabah Dalam pemberian kredit kepada calon nasabah bank selalu berdasarkan asas prudential banking azas kehati-hatian karena kredit yang disalurkan kepada calon nasabah haruslah nasabah yang able yaitu calon-calon nasabah yang menurut penilaian bank menurut usaha yang layak dibiayai, mempunyai prospek usaha yang baik dan usaha tersebut mempunyai aspek legalitas usaha yang sah badan hukum, surat izin usaha lengkap. Seperti akte pendirian untuk badan usahabadan hukum, Surat Izin Usaha Pelanggan SIUP, Surat Izin Tempat Usaha SITU, Tanda Daftar Perusahan TDP atau izin-izin sesuai dengan bidang usaha yang paling penting adalah NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak. Masalah-masalah dalam penyaluran kredit dari pihak calon nasabah adalah karena tidak terpentingnya syarat-syarat yang disajikan di atas. Misalnya pengusaha kecil, hampir 85 pengusaha kecil tidak memiliki SIUP dan NPWP. Universitas Sumatera Utara 47 b. Dari pihak Bank Dewasa ini perkembangan pasar kredit mikro sangat berkembang pesat. Hal ini disebabkan, persyaratan yang mudah, bunga yang ringan dan lebih dikhususkan untuk pengusaha kecil dan menengah. Persaingan yang semakin tinggi menyebabkan sulitnya mencari nasabah yang bukan saja berasal dari bank lain tetapi persaingan terhadap unit-unit PT. Bank Mandiri itu sendiri. 2. Masalah Setelah Pemberian Kredit Menurut Bank Indonesia kredit bermasalah dikategorikan diklasifikasikan ke dalam tiga golongan yaitu : a. Kredit kurang lancar Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga artinya bisa jumlah pokok pinjaman kredit itu sendiri, bunganya saja atau kedua-duanya selama lebih dari 90 hari sampai dengan 180 hari. b. Kredit diragukan Yaitu jika ada penunggakan pokok pinajaman atau bunga selama lebih dari 180 hari sampai dengan 270 hari. c. Kredit macet Yaitu jika ada penunggakan pokok pinjaman atau bunga lebih dari 270 hari. Universitas Sumatera Utara 48

G. Penanganan Kredit yang Bermasalah