Penanganan Kredit yang Bermasalah

48

G. Penanganan Kredit yang Bermasalah

Sesuai dengan arti kredit macet, dapat digambarkan bahwa nasabah sudah sulit diharapkan untuk dapat memenuhi kewajibannya dengan suka rela sebagaimana yang diperjanjikan. Di pihak lain bank tidak mempunyai upaya untuk dapat memaksa langsung kepada nasabah tersebut untuk melunasi hutangnya. Oleh karena itu jalan keluar untuk menyelesaikan kredit macet, bank harus menyerahkan pengurusannya pada pihak ketiga. Di Indonesia dikenal ada tiga lembaga yang dibebani tugas untuk menyelesaikan kredit macet yaitu Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara BUPLN, melalui proses legitasi pengadilan melalui arbitrase atau pelelangan. 1. Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara BUPLN Yaitu bagi kredit macet yang menyangkut bank milik negara. Biasanya kredit yang telah macet dan telah diupayakan penagihannyapenyelesaiannya secara kekeluargaan, tetapi tidak berhasil, maka bank akan menyerahkan penyelesaiannya melalui BUPLN untuk selanjutnya akan melakukan pelelanganpenjualan barang jaminan. Barang jaminan tidak selamanya dilakukan dengan bantuan BUPLN. Sebab bila bank memperoleh “kuasa menjual” maka bank tersebut dapat menjual barang jaminan secara bawah tangan. 2. Melalui proses legitasi pengadilan Apabila suatu kredit macet maka penyelesaiannya dapat dilakukan melalui pengadilan. Proses legitasi merupakan langkah baik yang sengaja dilakukan bank apabila debitur menunjukkan iktikad tidak baik yang sengaja menyembunyikan harta benda. Universitas Sumatera Utara 49 3. Melalui arbitrase atau pewasitan Penyelesaian kredit macet melalui BUPLN maupun melalui pengadilan dipandang kurang menguntungkan karena waktu yang diperlukan relatif lama dan jumlah uang yang bisa ditarik juga sangat kecil. Oleh karena itu kalangan perbankan dan pakar hukum mencoba menawarkan penggunaan lembaga “arbitase” untuk penyelesaian kredit macet. Karena penyelesaian melalui arbitase jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan penyelesaian melalui BUPLN atau melalui pengadilan. Untuk memperkecil kerugian terhadap kredit yang bermasalah diupayakan penanganannya dengan segera. Upaya-upaya yang dilakukan PT. Bank Mandiri, Persero Tbk Cabang MBU USU terhadap kredit macet atau bermasalah adalah sebagai berikut : 1. Restrukturisasi Penyelamatan Kredit Yaitu penyelesaian agar kredit lancar kembali baik dengan perubahan jadwal angsuran, perubahan syarat kredit, pemberian keringanan dan lain-lain. Penyelesaian kredit hanya dapat dilakukan terhadap nasabah yang mempunyai itikad baik dan usahanya masih mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan datang. 2. Penyelesaian Kredit. Untuk nasabah yang tidak memenuhi kriteria tersebut penanganan yang akan dilakukan oleh bank adalah penyelesaian kredit baik secara damai maupun melalui jalur hukum. Universitas Sumatera Utara 50 a. Secara Damai Sebelum melakukan lelang kepada pihak ke tiga PT. Bank Mandiri melakukan penagihan collection kepada nasabah. Perlakuan penagihan kredit nasabah kredit dilakukan sesuai segmen mikro yang berlaku pada Bank Mandiri adalah sebagai berikut : 1 Kolektibilitas I Perlakuan penagihan adalah sesuai yang tertera pada Perjanjian Kredit PK. 2 Kolektibilitas II a. Keterlambatan DD + 14 - Ditagih melalui kontak telefon atau kunjungan langsung oleh MKS. - Jika pada hari ke 14 debitur belum dapat memenuhi kewajibannya, maka diberikan surat pemberitahuan. b. Keterlambatan DD + 15 sd 29 Hari - Ditagih melalui kontak telepon atau kunjungan langsung oleh MKS. - Jika pada hari ke 29 debitur belum dapat memenuhi kewajibannya, maka diberikan Surat Peringatan 1. c. Keterlambatan DD + 30 sd 44 Hari - Ditagih melalui kontak telepon atau kunjungan langsung oleh MKS. - Jika pada hari ke 44 debitur belum dapat memenuhi kewajibannya, maka diberikan surat peringatan ke 2. Universitas Sumatera Utara 51 d. Keterlambatan DD + 45 sd 59 Hari - Ditagih melalui kontak telepon atau kunjungan langsung oleh MKS. - Jika pada hari ke 59 debitur belum dapat memenuhi kewajibannya, maka diberikan surat peringatan ke 3. e. Keterlambatan DD + 60 sd 90 - MMM melakukan negosiasi dengan debitur untuk mencari solusi penyelesaian kredit. - Dalam hal ini debitur tidak menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan kewajiban pelunasan kredit atau usaha debitur mengalami penurunan yang dikhawatirkan akan melakukan pelunasan kredit, maka Mikro Banking Unit dapat membantu debitur untuk melakukan penjualan asset yang menjadi agunan kredit. 3 Kolektibilitas a,b,c dilakukan titip tagih ke Consumer Collection Group. 4 Fasilitas kredit dihapusbukukan write off selambat-lambatnya 6 bulan setelah kredit setelah kredit dinyatakan macet dengan persetujuan dari kantor pusat. Prosedur penghapusbukuan dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku di Bank Mandiri. Universitas Sumatera Utara 52 b. Secara Hukum Apabila penagihan oleh pihak bank tidak berhasil maka dilakukan penyererahan penagihan kepada Badan Usah Piutang dan Lelang Negara BPUPLN. Universitas Sumatera Utara 53 BAB III ANALISIS DAN EVALUASI Bertitik tolak atas tinjauan terhadap PT. BANK Mandiri, Persero Tbk Cabang MBU USU Medan yang telah diuraikan penulis pada bab-bab sebelumnya, maka selanjutnya penulis akan mencoba untuk menguraikan suatu analisis dan evaluasi dimana dalam hal ini analisa dan evaluasi tersebut difokuskan pada pokok-pokok bahasan mengenai : a. Pelaksanaan pemberian kredit b. Prosedur penyaluran kredit c. Jenis kredit yang diberikan d. Bentuk-bentuk jaminan yang diterima e. Kendala yang dihadapi dalam pemberian kredit f. Penanganan kredit yang bermasalah Berikut ini maka penulis akan menganalisa dan mengevaluasi pokok pembahasan tersebut di atas satu persatu.

A. Pelaksanaan Pemberian Kredit