Dengan menggunakan persamaan 2.4 maka nilai kuat tekan dari batako ringan dapat ditentukan.
3.5.5. Kuat Impak impact
Bentuk sampel uji kuat impak adalah balok dengan ukuran panjang 10 cm lebar 1 cm dan tinggi 2 cm.
Prosedure pengujian kuat impak adalah sebagai berikut : 1. Sampel berbentuk balok diukur panjang, dan tinggi , minimal tiga kali
dlakukan pada posisi ditengah seperti pada gambar. 2. Atur jarum penunjuk energi tepat pada posisi nol, kemudian tekan tombol
godam. 3. Catat pengukuran pada jarum penunjuk energi, nilai enrgi dikurangi
dengan 0,2 J sebagai energi kosong. Dengan menggunakan persamaan 2.5 maka nilai kuat impak dari batako ringan
dapat ditentukan.
3.5.6 Kekerasan hardness
Alat uji yang digunakan untuk menguji kekerasan adalah Equotip Digital Hardness Tester, dimana hasil dapat langsung dibaca dan diperoleh HB Hardness
of Brinnel. Prosedur pengujian kekerasan adalah sebagai berikut :
2. Hardness Tester di kalibrasi dengan sampel standar , sebelum dilakukan pada pengujian sampel
3. Kemudian dilakukan pengujian pada sampel sebanyak tiga kali untuk setiap sampel dan diambil rata-ratanya.
Pada pengujian ini alat Equotip Digital Hardness Tester membaca nilai HB sampel.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Batako ringan aerated concrete sering juga disebut batako berpori,dibuat dari bahan baku campuran semen,pasir dan ijuk.Perlakuan batako dilakukan
dengan proses pengeringan secara alami room temperature selama 28 hari.Untuk mengetahui karakteristik beton tersebut maka perlu dilakukan pengukuran atau
pengujian besaran besaran fisis,seperti absorpsi bunyi densitas,serapan air dan pengujian besaran-besaran mekanis ,seperti kuat tekan,impakkuat pukul,dan
kekerasan.Hasil-hasil pengujian secara lengkap yang meliputi pengujian fisis dan mekanis batako berpori masing-masing akan dibahas secara rinci.
4.1. Densitas Density
Hasil pengukuran densitas dari batako ringan dengan campuran bahan baku semen, pasir, dan serat ijuk yang telah dibuat dan dikeringkan secara alami
dengan waktu pengeringan 28 hari., terlihat bahwa nilai densitas batako tanpa serat ijuk 0 ijuk adalah berkisar 1,78 grcm
3
. apabila dilihat dari nilai densitas yang dihasilkan, maka jenis batako ini dapat diklasifikasikan sebagai batako
normal struktural. Dilihat dari hasil yang diperoleh, berdasarkan waktu pengeringan yaitu semakin lama waktu pengeringan maka tingkat kepadatan
solidifikasi batako ringan semakin tinggi, karena selama proses pengeringan telah terjadi proses penyusutan shringkage yang disertai dengan pelepasan air
hidratasi yang terikat secara alami perlahan-lahan. Peristiwa pelepasan air yang terikat biasanya dapat melalui rongga-rongga yang ada pada batako menuju
kepermukaan dan batako tersebut secara bertahap terhidrasi, sehingga terjadi
Universitas Sumatera Utara