bunyi diudara adalah 340 mdt.Berikut ini dapat dilihat dalam tabel kecepatan bunyi terhadap suhu udara.Satwiko.P 2008
Tabel 2.4 Kecepatan bunyi dan suhuSatwiko.P 2008 suhu
C kecepatan mdtk
-20
20 30
319,3 331,8
343,8 349,6
2.4.1. Gelombang Bunyi.
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena energy membuat partikel udara merapat dan merenggang,dengan cara ini pula
energy dirambatkan keseluruh ruang.Jika partikel udara tidak ada ruang vakum bunyi tidak akan menjalar dan tidak terdengar karena tidak ada medium yang
dapat merambatkan energinya.Mohammad Ishaq 2007
2.4.2. Cepat Rambat Gelombang Bunyi.
Cepat rambat gelombang bunyi melalui penurunan rumus didapat Mohammad Ishaq 2007:
V =
√
K ρ v = kecepatan gelombang bunyi ms
K = modulus Bulk
ρ
= massa jenis udarakgm3 Dengan : K = P.
Dari : PV = nRT, maka : K= nRT. V
Sehingga di dapat: V =
√
RT M
= tetapan Laplace
Universitas Sumatera Utara
R = tetapan gas umum = 8,314 Jmol T = suhu gas K
M = massa molekul relative gas.kgk.mol
2.4.3. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi didefenisikan sebagai daya perswatuan luasMohammad Ishaq 2007
Rumus: I = P A
I = Intensitas bunyi Wm2 P = daya bunyi W
A = luas permukaan bola m2 Semakin jauh bunyi merambat,maka intensitasnya semakin berkurang
dengan hubungan:
I
2
=
r
1
r
2 2
.
I
1
I
1
= intensitas mula-mula
r
r
= jarak mula-mula I
2
= intensitas ke dua
r
2
= jarak kedua Taraf Intensitas Bunyi dapa dihitung dengan persamaan berikut:
= 10 log I Io
= taraf intensitas bunyi dB Io= intensitas ambang Wm
2
I = intensitas dating Wm
2
2.4.4. Pemantulan Bunyi
Dalam kehidupan sehari-hari yang selama ini kita pahami,ketika perjalanan suatu objek terhalang oleh bidang pembatas, maka besar kemungkinan objek
tersebut akan terpental atau terpantul. Kecepatan perjalanan perambatan dan karakteristik bidang pembatas kepadatantingkat keras,bentuk,tingkat kehalusan
permukaan akan menentukan besar atau arah pantulan. Pada kasus gelombang bunyi, kecepatan perambatan juga menunjukkan frekuensi gelombang bunyi
tersebut. Setiap material bidang pembatas memiliki kemampuan pantul dari yang
Universitas Sumatera Utara
nilainya kecil kemampuan pantul mendekati 0, sampai yang besar mendekati 1. Kemampuan pantul dihitung dari banyaknya energi bunyi yang dipantulkan
dibandingkan keseluruhan energi bunyi yang mengenai permukaan tersebut.Pemantulan oleh bidang-bidang batas yang membentuk ruang dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu yang bersifat aksial, tangensial dan obliq axial, tangential dan oblique. Pemantulan aksial adalah jenis pemantulan yang
sebaiknya dihindari karena merupakan pantulan bolak-balik yang mengganggu. Pada pemantulan aksial, gelombang bunyi mengenai permukaan dan segera
dipantulkan kembali dengan kuat ke permukaan yang tepat sejajar berada di depannya. Sebagai contoh, pemantulan berulang antara lantai dan plafon yang
mendatar atau dinding yang saling berhadapan. Sementara pada pemantulan tangensial dan obliq, pantulan tidak dikembalikan kearah yang berlawanan 180
0,
namun ke permukaan yang bersisian. Pada tangensial pemantulan terjadi secara horizontal dan menyentuh empat elemen pembatas ruangan.Selain terjadinya
gelombang bunyi yang terpantul oleh karena adanya bidang pembatas, pada suatu keadaan tertentu, bidang pembatas dapat juga menyerap sebagian energi bunyi
yang datang. Penyerapan yang terjadi oleh bidang pembatas sangat bergantung pada keadaan permukaan bidang pembatas kerapatankepadatan dan jenis
frekuensi bunyi yang datang. Semua material yang digunakan sebagai pembatas memiliki kemampuan menyerap, meski besarnya berbeda-beda. Kemampuan
setiap material ditentukan oleh koefisien serap absorpsi, yaitu banyaknya energi bunyi yang diserap dibandingkan keseluruhan energi bunyi yang mengenai
pembatas. Energi bunyi yang diserap akan berubah menjadi kalor di dalam material tersebut, meski kalor yang terjadi itu tidak dapat dirasakan melalui
rabaan tangan secara langsung, karena energi yang dimiliki gelombang bunyi sangat kecil sebagai contoh energi bunyi manusia yang berteriak hanya berkisar
1m Watt Meski secara teoritis koefisien serap material berada pada angka 0 sd 1 nilai 0 untuk material yang sama sekali tidak menyerap dan nilai 1 untuk yang
sangat menyerap. Namun pada praktiknya hampir semua material bangunan memiliki kemampuan serap, bahkan kaca yang dianggap sebagai material keras
dan permukaan halus sekalipun, memiliki koefisien serap sebesar 0,07 pada
Universitas Sumatera Utara
frekuensi 2000 Hz, dan terus membesar untuk frekuensi yang lebih rendahChristina E.Mediastika. 2009.Kemampuan redam bunyi dari beberapa
partisi dari tabel berikut:
Tabel 2.4.4 Kemampuan redam partisi atau dinding.Christina E.Mediastika 2009
No Konstruksi Massa Kgm2 Kemampuan redam STC500 Hz dalam
Db
1. Batu Bata diplester kedua sisinya 300 – 400 45 – 50 tebal konstruksi 15 cm
2. Batu kali tebal konstruksi 60 cm 1370 56 3. Gipsum board tebal 1 cm 8 26
4. Gipsum board tebal 1,25 cm 10 28 5. Gipsum board tebal 1,6 cm 13 29
2.5. AKUSTIK