bunyi tersebut. Oleh karena itu pengolahan jalan bunyi tadi menjadi sangat penting untuk mendukung pengolahan bunyi agar sesuai keinginan penerima
bunyi. Pemilihan bentuk, orientasi dan bahan permukaan ruang akan menentukan karakter jalan bunyi yang kemudian juga menentukan karakter bunyi.Satwiko.P
2008
2.5.1. Akustika acoustics
Akustika adalah ilmu tentang bunyi. Akustika sering dibagi menjadi akustika ruang room acoustics yang menangani bunyi-bunyi-bunyi yang
dikehendaki dan kontrol kebisingan noise control yang menangani bunyi-bunyi yang tidak terkehendaki.
2.5.2. Kebisingan noise
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki atau gangguan. Gangguan bunyi hingga tingkat tertentu dapat diadaptasi oleh fisik, namun syaraf
terganggu. Ambang bunyi threshold of audibility adalah intensitas bunyi sangat lemah yang masih didengar telingah manusia, berenergi 10
-12
Wm
2
. Ambang bunyi ini disepakati mempunyai tingkat bunyi 0 dB. Ambang sakit threshold of
poin adalah kekuatan bunyi yang menyebabkan sakit pada telinga manusia, berenergi 1 x 10
-12
Wm
2
.Kriteria kebisingan Noise Criterion ; NC: disebut juga bunyi latar yang diperkenankan agar aktivitas tak terganggu adalah tingkat
kebisingan terendah yang dipersyaratkan untuk ruang tertentu menurut fungsi utamanya
Pengurangan kebisingan Noise Reduction; NR adalah pengurangan kekuatan
bunyi, diukur dalam dB. Kriteria pengurangan kebisingan Noise Reduction
Criteria; NRC merupakan perhitungan rata-rata, dibulatkan ke bilangan terdekat 0,05, antara 250, 500, 1000, 2000. Informasi NRC biasanya menyertai papan
akustik Satwiko,P.2008.Tingkat kebisingan yang diperbolehkanacceptable noice level adalah tingkat kebisingan yang diperkenankan terjadi di suatu
ruangan agar aktivitas fungsi tidak terganggu.Ruang tidur di rumah pribadi,misalnya,jika tingkat kebisingan melebihi 25 dBA tentu akan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan gangguanSatwiko.P 2008.Perbandingan tingkat bunyi beberapa sumber dapat dilihat dari gambar 2.1.berikut ini
Gambar 2.1 Perbandingan tingkat bunyi beberapa sumber.Satwiko.P 2008
2.5.3. Penyerapan Bunyi sound absorbing
Universitas Sumatera Utara
Serapan absorption adalah perbandingan antara energi yang tidak dipantulkan kembali dengan energi keseluruhan yang datang.
Energi datang
Energi yang terpantul Energi yang diteruskan
Energi yang diserap
Gambar.2.2. Pemantulan energi bunyi pada materialSatwiko.P 2008 Penyerapan bunyi sound-adsorbing, kemampuan suatu bahan untuk meredam
bunyi yang datang, dihitung dalam persen, atau pecahan bernilai 1
≤ ≤
α . Nilai
0 berarti tidak ada peredaman bunyi seluruh bunyi yang datang dipantulkan sempurna. Sedangkan nilai 1 berarti bunyi yang datang diserap seluruhnya tidak
ada yang dipantulkan . Jendela yang terbuka dianggap mempunyai α = 1 karena
seluruh bunyi tidak dipantulkan. Satwiko.P,2008. Menurut ISO 11654 suatu bahan dapat dikatagorikan sebagai peredam
suara jika mempunyai koefisien absorpsi minimal 0.15 “Disain Peredam Suara Berbahan Dasar Sabut Kelapa dan Pengukuran Koefisien Penyerapan Bunyinya”
oleh Ainie K, dkk 2010 ;file:F:Sabut Kelapa.htm.diakses 28 juni 2010. Penyerapan koefisien -
α - untuk beberapa bahan umum dapat ditemukan pada tabel 2.4.5.berikut ini:
Material Material Sound Absorption
Universitas Sumatera Utara
Coefficient α
Plester dinding Plaster walls 0.01 - 0.03 Dicat tembok Unpainted brickwork 0.02 - 0.05
Painted bata Painted brickwork 0.01 - 0.02 Panel Kayu Lapis 3 mm3 mm plywood panel 0,1 - 0,2
Lembaran gabus 6 mm6 mm cork sheet 0,1 - 0,2 Lembaran karet berpori 6 mm6 mm porous rubber sheet 0,1 - 0,2
Sumber: http:www engineeringtoolbox.comacoustic-sound-absorption- d_68.htm 11 Juni 2010
2.6. Karakteristik Bahan 2.6.1. Densitas