Pada Frekuensi 1500 Hz Pada Frekuensi 2000 Hz Kuat Tekan Compressive Strength Impak

e.Pada Frekuensi 1500 Hz

f.Pada Frekuensi 2000 Hz

Universitas Sumatera Utara

4.4. Kuat Tekan Compressive Strength

Kuat tekan dari batako ringan yang dikeringkan secara alami 28 hari adalah berkisar antara 0,32 – 12,72 MPa. Batako yang dibuat tanpa serat ijuk 100 massa pasir nilai kuat tekan yang dihasilkan adalah 6,47 MPa. Batako ini dikategorikan sebagai batako ringan dengan menengah moderate-strength lightweight concreate, dengan interval kuat tekan 7 – 14 MPa Iman 2004.Untuk penambahan 1 serat ijuk nilai kuat tekan yang diperoleh adalah 3,96 MPa. Untuk penambahan 2 serat ijuk nilai kuat tekan yang dihasilkan 3,52 MPa. Sedangkan untuk jumlah penambahan serat ijuk 3 nilai kuat tekan yang diperoleh turun menjadi 3,17 MPa. Dan untuk serat ijuk 4 nilai kuat tekan yang dihasilkan menjadi lebih kecil, yaitu 2,53 MPa, maka klasifikasi jenis batako tersebut termasuk dalam kelas batako ringan penahan panas low density concrete.Terakhir pada penambahan 5 serat ijuk maka nilai kuat tekan yang diperoleh lebih turun lagi yaitu 1,89 MPa. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka jenis batako ini dapat diklasifikasikan dalam batako berat jenis rendah low density concrete, yaitu rentang kuat tekan 0,35 – 6,9 MPa Iman Satyarno, 2004. Berdasarkan referensi Yothin Ungkoon, 2007, nilai kuat tekan dari batako ringan berpori yang dikeringkan secara alami adalah sebesar 1,6 MPa. Nilai kuat tekan batako ringan struktural adalah berkisar 12,1 MPa Carolyn Schierhorn, 2008. Hubungan antara kuat tekan dengan penambahan serat ijuk dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4.1 Grafik persentase ijuk terhadap kuat tekan

4.2. Impak

Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami depormasi. Pada pengujian impak dengan metode Charpy ini banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau ketangguhan bahan tersebut. Bila bahan tersebut tangguh yaitu makin mampu menyerap energi lebih besar. Suatu material dikatakan tangguh bila memiliki kemampuan menyerap beban kejut yang besar tanpa terjadinya retak atau terdeformasi dengan mudah. Pada penujian impak, energi yang diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam satuan joule dan dibaca langsung pada skala dial penunjuk yang telah dikalibrasi yang terdapat pada mesin penguji. Harga impak HI suatu bahan yang di uji dengan metode charpy diberikan oleh : A E HI = Universitas Sumatera Utara Dengan: E = energi yang diserap J A = Luas penampang m 2 Hubungan Impak terhadap persentase penambahan serat ijuk pada pembuatan batako ringan di perlihatkan oleh grafik dibawah ini Gambar.4.5.1.Grafik persentase ijuk – impak

4.6. Kekerasan hardness