Densitas Bilangan Iod HASIL DAN PEMBAHASAN

untuk mencuci, sementara FAME kasar yang akan dicuci berbeda jumlahnya yaitu 1 jam sebanyak 450 gr, 2 jam sebanyak 507 gr dan 3 jam sebanyak 585 gr maka tentulah FAME kasar 450 gr lebih bersih pencuciannya dibanding dengan pencucian FAME kasar 507 gr, demikian juga pencucian FAME kasar 507 gr lebih bersih dibanding dengan pencucian FAME kasar 585 gr. Perbedaan inilah yang membuat jumlah gliserida didalam metil ester bertambah banyaknya. Kenaikan total jumlah gliserida didalam metil ester inilah yang membuat viscositasnya semakin naik. Viscositas larutan berkaitan dengan kekentalan, semakin besar viscositasnya semakin kental larutannya. Semakin kental bahan bakar biodiesel maka energi pembakarannya makin besar, jadi makin besar viscositas maka kalor yang dihasilkan untuk pembakaran biodiesel itu makin besar. Oleh karena itu semakin besar viscositas semakin kurang bagus pada mesin selain itu juga jalannya bahan bakar kedalam ruang mesin semakin kurang lancar. Makin besar viscositas makin besar densitasnya. Kekentalan viscositas biodiesel sangat dipengaruhi oleh freegliserida,digliserida, monogliserida maupun trigliserida. Dari hasil penelitian diperoleh rentang viskositas biodiesel turunan minyak kemiri antara 4,2914 cSt – 5,8583cSt. Jika dibandingkan dengan Standard Biodiesel Indonesia viskositas berada pada rentang 2,3 cSt – 6,0 cSt dengan metode uji ASTM D-445 dan viscositas standard mutu solar pada rentang 1,6 cSt – 5,8 cSt dengan metode uji ASTM D-445, maka dapat disimpulkan viscositas hasil penelitian ini masih berada pada batas Standard Biodiesel Indonesia dan Standard Mutu Solar. Bahan bakar dengan viskositas rendah akan lebih mudah dialirkan dan sistem injeksi akan lebih baik.

4.5 Densitas

Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap Biodiesel turunan minyak kemiri dengan katalis CaO dan kosolven éter dari Tabel 4.4, maka hubungan antara densitas pada suhu 40°C dengan prosentase konversi FAME untuk lama reaksi 1 jam, 2 jam dan 3 jam dapat digambarkan seperti grafik di bawah ini : Universitas Sumatera Utara 0.8694 0.8783 0.8905 0.855 0.86 0.865 0.87 0.875 0.88 0.885 0.89 0.895 35.5 36.78 41.62 D e n si ta s 4 C g r cm 3 konversi FAME Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Densitas Dengan Prosentase Konversi FAME Secara teori massa jenis digliserida, monogliserida, trigliserida maupun freegliserida lebih besar dari massa jenis metil ester asam lemak FAME. Dari grafik hubungan antara densitas terhadap prosentase konversi FAME pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa nilai densitas naik sesuai dengan meningkatnya produksi metil ester FAME, ini dapat terjadi disebabkan oleh meningkatnya jumlah monogliserida, digliserida, trigliserida maupun freegliserida yang mengakibatkan total gliserida bertambah. Meningkatnya total gliserida di dalam metil ester mengakibatkan massa jenis metil ester secara keseluruhan akan naik. Keadaaan ini dapat terjadi disebabkan oleh proses pencucian dan pemurnian yang kurang sempurna. Oleh karena itu agar massa jenis densitas metil ester sekecil mungkin disarankan perlu dilakukan proses pencucian yang lebih banyak agar total gliseridanya semakin sedikit. Jadi densitas naik bukan karena pengaruh lama reaksi tetapi karena proses pencucian yang kurang sempurna. Universitas Sumatera Utara Densitas dari hasil penelitian ini berada pada rentang 0,8694 gramcm 3 – 0,8905 gramcm 3 . Densitas pada Standar Biodiesel Indonesia berada pada interval 0,850 gramcm 3 – 0,890 gramcm 3 dengan metode uji ASTM D 1298 dan densitas standard mutu solar berada pada interval 0,82 gramcm 3 – 0,87 gramcm 3 dengan metode uji ASTM D 1298. Jadi densitas dari hasil penelitian ini masih berada dalam rentang mutu biodiesel Indonesia dan mutu solar.

4.6 Bilangan Iod

Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap biodiesel turunan minyak kemiri dengan katalis CaO dan kosolven eter dari Tabel 4.4, maka hubungan antara bilangan Iod dengan prosentase konversi FAME untuk lama reaksi 1 jam, 2 jam dan 3 jam dapat digambarkan seperti grafik berdasarkan tabel di bawah ini : 56.55 55.81 43.81 10 20 30 40 50 60 35.5 36.78 41.62 B il a n g a n Io d g r 1 g r konversi FAME Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Bilngan Iod Dengan Prosentase Konversi FAME Universitas Sumatera Utara Bilangan Iod menunjukkan untuk melihat seberapa banyak ikatan rangkap yang ada pada biodiesel. Semakin tinggi bilangan iod semakin banyak ikatan rangkapnya dan makin tinggi bilangan iod viscositasnya makin kecil karena biodiesel makin encer sehingga biodiesel gampang rusak. Bilangan Iod juga menunjukkan ketidak jenuhan asam lemak penyusun lemak seperti C 18: F 1, C 18: F 2 , C 18: F 3. Semakin tinggi nilai asam lemak tak jenuh semakin naik bilangan iod dan semakin rendah nilai asam lemak tak jenuh semakin turun bilangan iod. Grafik hubungan bilangan iod terhadap prosentase konversi FAME pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa meningkatnya produksi FAME pada pembuatan biodiesel minyak kemiri menyebabkan turunnya nilai bilangan iod, hal ini disebabkan adanya perbedaan kandungan asam lemak tak jenuh pada FAME hasil reaksi transesterifikasi. Untuk lama reaksi 1 jam jumlah produksi FAME 35,5 dan bilangan iodnya 56,55 dihasilkan asam oleat C 18: F 1 sebanyak 3,1600, asam linoleat C 18: F 2 sebanyak 4,8228 dan asam linolenat C 18: F 3 sebanyak 2,9598 sedangkan untuk lama reaksi 3 jam jumlah produksi FAME 41,62 bilangan iodnya 43,81 dihasilkan asam oleat sebanyak 2,7499, asam linoleat sebanyak 4,2040 dan asam linolenat sebanyak 2,9566. Dapat dilihat adanya pengurangan nilai asam lemak tak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, asam linolenat saat lama reaksi 3 jam jika dibandingkan saat lama reaksi masih 1 jam. Berkurangnya nilai asam lemak tak jenuh ini disebabkan oleh berubahnya asam lemak tak jenuh menjadi metil ester saat terjadi proses transesterifikasi. Jadi menurunnya nilai asam lemak tak jenuh menyebabkan turunnya bilangan iod. Berdasarkan data karakteristik mutu biodiesel dengan metode uji AOCS Cd 1-25 bahwa batas bilangan iod yang diperkenankan untuk biodiesel adalah maks 115 gI 2 100gr, maka bilangan Iod pada percobaan ini antara 43,81 gI 2 100gr – 56,55 gI 2 100gr masih berada pada rentang standar mutu biodiesel Indonesia. Universitas Sumatera Utara

4.7 Hasil Pengujian Titik Kabut Cloud Point

Dokumen yang terkait

Sintesis Biodiesel Sawit Melalui Reaksi Interesterifikasi menggunakan Katalis Enzim Lipase Terimobilisasi: Pengaruh Jumlah Biokatalis, Rasio Mol Reaktan, dan Temperatur

3 56 91

Sintesis Biodiesel Sawit Melalui Reaksi Interesterifikasi Menggunakan Katalis Enzim Lipase Terimobilisasi: Kajian Penggunaan Ulang (Recycle) Enzim Sebagai Katalis

1 37 104

Pengaruh Lama Reaksi Terhadap Perubahan Karakteristik Biodiesel Turunan Minyak Jarak Pagar(Jatropha Curcas) dengan Menggunakan Katalis Polistirena Sulfonat (PSS)

0 30 69

Pengaruh Tipe Katalis KOH Dan CaO Pada Pembuatan Biodiesel Turunan Minyak Kacang Tanah Melalui Transesterifikasi Dengan Lama Reaksi 3 Jam Pada Suhu 65 Oc Menggunakan Eter Sebagai Cosolvent

9 136 92

Pengaruh Katalis Koh Dan Cao Pada Pembuatan Biodiesel Minyak Kemiri Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Eter Sebagai Kosolvent

5 43 72

Pengaruh Lama Reaksi Terhadap Perubahan Karakteristik Biodiesel Turunan Minyak Kacang Tanah Dengan Menggunakan Katalis CaO Dan Cosolvent Eter

1 72 94

Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis NaOh Dalam Media Metanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa

0 32 69

Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis Koh Dalam Media Etanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa

1 39 72

Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis Naoh Dalam Media Etanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Sawit

3 58 79

Pengaruh Suhu Reaksi Dan Jumlah Katalis Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Lemak Sapi Dengan Menggunakan Katalis Heterogen CaO Dari Limbah Kulit Telur Ayam

1 10 91