4.4 Viscositas
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap Biodiesel turunan minyak kemiri dengan katalis CaO dan kosolven éter dari Tabel 4.4, maka hubungan antara
viscositas pada suhu 40°C dengan prosentase konversi FAME untuk lama reaksi 1 jam, 2 jam dan 3 jam dapat digambarkan seperti grafik di bawah ini :
4.2914 4.4928
5.8583
0.0000 1.0000
2.0000 3.0000
4.0000 5.0000
6.0000 7.0000
35.5 36.78
41.62
V is
co si
ta s
4 C
cS t
konversi FAME
Gambar 4.2 : Grafik hubungan Viscositas dengan Prosentase konversi FAME
Dari grafik hubungan Viscositas terhadap prosentase konversi FAME pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa semakin naik prosentase konversi FAME semakin naik
viscositasnya. Naiknya nilai viscositas disebabkan oleh bertambahnya jumlah gliserida yang berupa freegliserida, monogliserida, digliserida maupun trigliserida
yang terkandung dalam metil ester itu, dari Tabel 4.3 diperoleh untuk lama reaksi 1 jam total gliseridanya 0,521, untuk lama reaksi 2 jam total gliseridanya 0,53, dan
untuk lama reaksi 3 jam total gliseridanya 1,21. Bertambahnya jumlah total gliserida disebabkan karena proses pencucian FAME kasar untuk 1 jam, 2 jam, dan 3
jam tidak sama bersihnya. Dengan menggunakan jumlah air yang sama banyaknya
Universitas Sumatera Utara
untuk mencuci, sementara FAME kasar yang akan dicuci berbeda jumlahnya yaitu 1 jam sebanyak 450 gr, 2 jam sebanyak 507 gr dan 3 jam sebanyak 585 gr maka
tentulah FAME kasar 450 gr lebih bersih pencuciannya dibanding dengan pencucian FAME kasar 507 gr, demikian juga pencucian FAME kasar 507 gr lebih bersih
dibanding dengan pencucian FAME kasar 585 gr. Perbedaan inilah yang membuat jumlah gliserida didalam metil ester bertambah banyaknya. Kenaikan total jumlah
gliserida didalam metil ester inilah yang membuat viscositasnya semakin naik. Viscositas larutan berkaitan dengan kekentalan, semakin besar viscositasnya semakin
kental larutannya. Semakin kental bahan bakar biodiesel maka energi pembakarannya makin besar, jadi makin besar viscositas maka kalor yang dihasilkan untuk
pembakaran biodiesel itu makin besar. Oleh karena itu semakin besar viscositas semakin kurang bagus pada mesin selain itu juga jalannya bahan bakar kedalam
ruang mesin semakin kurang lancar. Makin besar viscositas makin besar densitasnya. Kekentalan viscositas biodiesel sangat dipengaruhi oleh freegliserida,digliserida,
monogliserida maupun trigliserida. Dari hasil penelitian diperoleh rentang viskositas biodiesel turunan minyak
kemiri antara 4,2914 cSt – 5,8583cSt. Jika dibandingkan dengan Standard Biodiesel Indonesia viskositas berada pada rentang 2,3 cSt – 6,0 cSt dengan metode uji ASTM
D-445 dan viscositas standard mutu solar pada rentang 1,6 cSt – 5,8 cSt dengan metode uji ASTM D-445, maka dapat disimpulkan viscositas hasil penelitian ini
masih berada pada batas Standard Biodiesel Indonesia dan Standard Mutu Solar. Bahan bakar dengan viskositas rendah akan lebih mudah dialirkan dan sistem injeksi
akan lebih baik.
4.5 Densitas