Prosedur Kerja : 1.
Sampel dimasukkan ke dalam gelas ukur ± 20 mL, Kemudian dipanaskan hingga suhu 130
o
C di dalam sebuah oven dengan tujuan agar air yang terdapat dalam sampel menguap selama ± 5 menit.
2. Masukkan gelas ukur yang berisi sampel kedalam waterbath kemudian di
dinginkan. 3.
Sampel diaduk dengan kecepatan konstan menggunakan termometer agar suhunya merata untuk menghindari terbentuknya
4. Amati suhu termometer, suhu dimana bacaan skala termometer tidak dapat
dilihat merupakan titik kabut Cloud Point dari sampel yang diamati. 5.
Alat uji titik kabut dapat dilihat pada lampiran I gambar 11.
3.9 Pengujian Kadar Air
Tujuan pengujian kadar air ini adalah untuk mengukur kandungan air yang
masih ada dalam biodiesel.
Alat yang digunakan : Mettler Toledo DL 32 Karl Fischer Coulometer Prosedur kerja :
1. Isi “Buku Pemakaian” alat Mettler Toledo DL 32 Karl Fischer Coulometer 2. Isikan Molecular Sieve ke dalam rongga pada bagian dalam tutup Vessel
3. Isikan 1 ampul 5 ml katolie pada bagian dalam cell 4. Isikan anolie pada bagian luar cell ketinggian anolie berada di atas katolie
5. Hubungkan stop kontak pada sumber listrik yang stabil 220V. Tekan tombol ON pada alat Mettler Toledo DL 32 Karl Fischer Coulometer
6. Tekan tombol “Run“ 7. Pilih “method 1“ dan tekan tombol “F3 OK“
8. Alat kan melakukan “Pretitration“, tunggu sampai pretitration selesai dimana alat berada dalam keadan Stand By.
9. Tunggu sampai alat menunjukkan “Drift 10“ 10. Kemudian tekan tombol “F3 Sampel“
Universitas Sumatera Utara
44
11. Masukkan “ Mix Time“ sesuai kebutuhan dan tekan tombol “F3 OK“ 12. Masukkan sampel dengan menggunakan syringe bersih, dimana sampel yang
berada dalam syringe tersbut telah diketahui beratnya dan tekan tombol “F3 OK“ 13. Pada saat berlangsung “Mix Time“ tekan tombol “F1 Sampel“
14. Masukkan nilai berat sampel yang telah ditimbang tersebut lalu tekan tombol “F3 OK“
15. Tunggu sampai hasil analisa keluar lalu dicatat hasil analisanya 16. Jika telah selesai tekan tombol “F3 OK“ maka alat akan berada dalam keadaan
Stand By, ulangi pengerjaan dengan contoh yang lain. 17. Untuk mematikan alat tekan tombol “reset“ dan tekan tombol “ONOFF“ pada
bagian belakang alat 18. Pengujian kadar air dapat dilihat pada Lampiran I Gambar 13.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Reaksi itu suatu proses yang berjalan menurut waktu, jadi reaksi transesterifikasi minyak kemiri ini diharapkan dapat menghasilkan metil ester asam
lemak yang sering disebut FAME Fatty Acid Methyl Ester. Dalam minyak kemiri terdapat 3 gugus Asetil yang mungkin akan berubah secara bertahap menurut proses
waktu. Karena itu penelitian ini perlu mempelajari perubahan minyak kemiri menjadi metil ester asam lemak dengan memvariasi waktu. Untuk memperoleh metil ester
dilakukan dengan proses transesterifikasi dalam metanol dengan menggunakan katalis basa CaO dan kosolven eter pada suhu 65°C dengan variasi lama reaksi
1 jam, 2 jam, dan 3 jam.
4.1 Pembuatan Minyak Kemiri Candle Nut Oil
Biji kemiri yang digunakan dalam percobaan ini berasal dari Tanah Lingga. Selanjutnya daging kemiri dihaluskan, kemudian di Ekstraksi dengan n-heksan
menggunakan alat sokletasi, selanjutnya di Rotavapour untuk memisahkan n-heksan dari minyak kemiri. Dari 10.000 gr daging kemiri yang telah dihaluskan diperoleh
minyak kemiri sebanyak 5175 gr. Dari data hasil pembuatan minyak kemiri, maka prosentase minyak kemiri yang
terkandung dalam biji kemiri dapat dihitung sebagai berikut : Minyak Kemiri
= Kemiri
Massa Kemiri
Minyak Massa
x 100 4.1
Minyak Kemiri =
000 .
10 5175
gr x 100 Minyak Kemiri
= 51,75 Jadi banyaknya minyak nabati minyak kemiri yang dikandung biji kemiri 51,75
dari biji kemiri.
Universitas Sumatera Utara